Kalian pasti tak asing dengan kota ini. Yogyakarta menjadi salah satu daerah yang menawarkan banyak tempat wisata yang beragam. Salah satunya tempat wisata edukasi Taman Sari ini.Â
Tempat ini memiliki banyak peninggalan sejarah masa lampau. Kalian bisa melihat banyak bangunan bersejarah yang memberikan banyak informasi mengenai kejadian di masa lampau, dan menjadi pembelajaran, bukan saja bagi para pencinta sejarah, namun juga masyarakat pada umumnya.
Taman Sari ini berlokasi di Jalan Kompleks Taman Sari, Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta. Tempat ini hanya berjarak sekitar 1 km dari Keraton Yogyakarta.
Bagi kalian para pecinta tempat wisata yang instagramable, Taman Sari Yogyakarta ini bisa kalian kunjungi. Selain tempatnya yang unik dan memanjakan mata, Taman Sari juga menyimpan sejarah yang menarik untuk digali.
Meski bangunan saat ini sudah tak seindah dulu, pesona yang ditawarkan Taman Sari ini masih terpancarkan dengan sangat apik dan memesona dengan
Yang paling populer dikalangan masyarakat umum, Taman Sari ini memiliki Umbul Pasiraman atau Umbul Binangun, yang konon dulunya dijadikan kolam pemandian untuk sultan, permaisuri, selir, dan putri raja. Selain itu, salah satu bagian lain yang juga diminati wisatawan dari Taman Sari adalah Pulo Kenanga atau Pulo Cemeti. Dari tempat ini, pengunjung bisa menyaksikan Kota Yogyakarta. Namun, melansir dari Guideku.com dan SuaraJogja.id, sejak 2009, dengan alasan keselamatan pengunjung, akses menuju bagian atas Pulo Cemeti ditutup.
Jika kalian tertarik berkunjung ke tempat ini, kalian bisa datang dari pukul 09.00 (sembilan pagi) sampai pukul 15.00 (pukul tiga sore). Untuk harga tiket kalian cukup membayar sebesar Rp 5.000 untuk wisatawan lokal dan Rp 12.000 untuk wisatawan asing.
Namun terkait hal lain melansir dari ayoyogya.com berikut beberapa rincian harga tiket masuk Taman Sari :
- Izin foto atau video menggunakan kamera   : Rp 3.000 per orang
- Foto prewedding wisatawan asing         : Rp 500.000
- Foto sesi wisatawan asing                : Rp 300.000
- Foto produk wisatawan asing             : Rp 500.000
- Foto prewedding wisatawan lokal          : Rp 250.000
- Foto sesi wisatawan lokal                : Rp 150.000
- Foto produk wisatawan lokal             : Rp 500.000
Nah, jika kalian ingin mengetahui sejarah atau informasi lengkap dari tempat ini, kalian bisa menyewa pemandu wisata dengan tarif antara Rp 25.000 sampai dengan Rp 30.000 saja.
Bagian Menarik Lain
Sebenarnya ada beberapa spot menarik lain nih di Taman Sari, antara lain :
- Kolam Taman Sari. Disini terdapat tiga kolam yang berbeda, ada yang untuk raja, putri raja, dan untuk selir raja.
- Adanya danau buatan disebelah barat.
- Pemandian umbul binangun yang berada disebelah selatan danau buatan.
- Kolam Garijitawati dan pasaraya Ledok Sari yang berada dibagian selatan.
- Gapura Agung. Saat masih berfungsi gapura agung digunakan sebagai transit bagi kereta kencana kesultanan.
- Di dalam taman sari ini terdapat tempat yang melambangkan 5 rukun Islam dengan anak tangga 9 melambangkan wali songo.
- Diatas tangga digunakan sebagai tempat sholat laki-laki dan tempat sholat perempuan berada di bawahnya.
- Tempat wudhu berada di bawah tangga.
- Terdapat tempat seperti sebuah terowongan simetris yang digunakan untuk imam utama.
Protokol Kesehatan
Di awal masa pandemi Covid-19, kawasan wisata Keraton Yogyakarta, termasuk Taman Sari, sempat ditutup. Meski kemudian dibuka kembali, Taman Sari Jogja kemudian menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang cukup ketat.
"Area Taman Sari berada di tengah-tengah warga, sehingga bisa jadi klaster baru yang bisa cepat merembet karena dekat rumah warga yang intens. Karenanya, Keraton harus ketat protokolnya, apalagi banyak abdi dalem yang sudah berumur 60 tahun ke atas yang berisiko terkena Covid-19," terang Penghageng Nityanudaya Keraton Yogyakarta GKR Bendara.
Pihak Keraton bersama sejumlah stakeholders juga menyediakan fasilitas cuci tangan di sejumlah titik di kawasan wisata Keraton. Selain itu, pihaknya juga memberlakukan sistem e-ticketing untuk meminimalisasi kerumunan dan membentuk gugus tugas yang secara khusus melakukan patroli terus menerus untuk mengawasi wisatawan.
Jadi jika kalian ingin datang tetaplah patuhi protokol kesehatan dengan membawa masker dan cuci tangan sebelum masuk ke Taman Sari ini.
SejarahÂ
Taman Sari telah berdiri sejak tahun 1785 yang ditandai dengan tanda istana baru atau candra sengkala catur naga rasa tunggal oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I. Hingga saat ini, bangunan Taman Sari Yogyakarta tersebut masih berdiri kokoh, meskipun pernah direnovasi akibat gempa di Yogyakarta pada 27 Mei 2006 lalu.
Taman Sari Yogyakarta, adalah salah satu bangunan milik Kesultanan Yogyakarta yang difungsikan sebagai destinasi wisata. Namun selain dijadikan destinasi wisata, taman sari pada saat tertentu juga masih digunakan sebagai tempat ritual oleh keluarga raja.
Mengapa tempat ini disebut Taman Sari? Nama Taman Sari memiliki makna. Yaitu "taman" yang berarti "kebun" dan "sari" yang berarti "indah" (taman yang indah).
Dahulu taman sari adalah pasanggrahan garjitawati atau disebut juga keraton lawas yang didirikan oleh paku Buwono II. Digunakan untuk tempat singgah bagi jenazah sultan Surakarta dan Kartasura sebelum di makamkan di Imogiri.
Pada awalnya Taman Sari ini diberi nama The Fragnant Garden. Tempat ini memiliki luas wilayah sebesar 10 hektar dengan 57 bangunan yang meliputi gedung, danau, pulau buatan, kolam pemandian, dan lorong bawah tabah yang terdiri kanal air, jembatan gantung, dan jenis-jenis bangunan lain.
Bangunan ini dibangun oleh seorang arsitek dari Portugis yang bernama Demang Tegis. Oleh karena itu gaya arsitektur bangunan ini merupakan perpaduan antara bangunan gaya Jawa dan Portugis.
Fungsi Taman Sari yaitu sebagai taman istana. Namun dari model bangunan tempat ini juga digunakan sebagai benteng pertahanan terakhir istana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H