Kalian bisa mencoba mendayung perahu sendiri atau jika takut akan ada petugas yang mendampingi. Setiap perahu sudah dilengkapi dengan baju pelampung. Kalian bisa berswafoto diatas perahu kayu ini dengan background alam yang asri.
- Jembatan Kayu
Jembatan ini adalah jembatan bambu yang menjorok ke telaga yang bisa dijadikan spot untuk berfoto. Meski sederhana jembatan ini terdapat pagar di pinggir sehingga pengunjung tidak perlu merasa khawatir karena aman.
Kumpe merupakan nama tanaman yang tumbuh subur di tengah-tengah telaga. Kumpe awalnya merupakan sebuah singkatan yang berasal dari Bahasa Jawa yaitu "dikum lan dipe" yang berarti direndam dan dijemur. Singkatan itu kemudian digunakan untuk menamai tanaman tersebut. Hingga akhirnya masyarakat sekitar menamakan tempat ini sebagai Telaga Kumpe atau telaga dengan tanaman kumpe.
Menurut cerita legenda yang berkembang, Telaga Kumpe ini terbentuk dari kaki Bima atau Werkudara dalam cerita pewayangan Jawa. Saat itu Werkudara hendak meletakkan Gunung Slamet sebagai patokan Pulau Jawa. Saat membawa Gunung Slamet itu, ia merasa terlalu berat sehingga membuat kakinya menginjak terlalu dalam. Dan terbentuklah telaga dibawah kedua kakinya.
Cerita tersebut masih antara mitos atau fakta. Bentuk telaga ini juga menyerupai bentuk kaki dengan tumit berada di sebelah selatan dan jari-jari di sebelah utara. Namun karena tertutup tanaman kumpe, bentuk kaki ini tidak terlihat.
Menurut warga sekitar, tanaman kumpe tidak ditemukan di telaga manapun. Tanaman ini hanya ada di dua telaga, yaitu Telaga Kumpe dan Telaga Ranjeng yang terletak di daerah Kaligua, Brebes. Bahkan warga disekitar percaya bahwa tanaman kumpe di Telaga Kumpe ini memiliki jenis kelamin perempuan, sedangkan tanaman kumpe di Telaga Ranjeng memiliki jenis kelamin laki-laki.
Tempat ini juga memiliki aura kemistisan karena dikelilingi banyak petilasan. Anda bisa mengunjungi beberapa yang terletak tak jauh dari lokasi, yakni di Bukit Krangenana yang posisinya di seberang jalan Telaga Kumpe. Diantaranya petilasan Mbah Sapu Jagat (petilasan Tabat Waru) yang diyakini penjaga telaga, petilasan Watu Rajut, petilasan Tabat Waru yang dipercaya merupakan penjaga telaga, serta Petilasan Telaga Nangka dan Rantansari. Menurut warga sudah banyak petilasan yang hilang. Namun sampai sekarang masih banyak peziarah mengunjunginya.
Lokasi Telaga Kumpe jika dari Purwokerto menuju ke arah barat sekitar 22 KM. Rutenya adalah, setelah Pasar Cilongok masuk ke jalan yang ada di kanan jalan. Mengikuti jalan tersebut sampai pada pertigaan SD Panembang. Kemudian ambil kanan lalu ada gang pertama ambil kiri. Jika sudah menemukan perempatan balai Desa Sambirata ambilah arah kanan. Kemudian ada perempatan ambil kiri. Ikuti jalan tersebut sampai melewati perkebunan dan perkampungan. Kemudian bertemu pertigaan ambil arah kiri. Nah, Telaga Kumpe berada disebelah kiri jalan.
Meskipun pengenaan tarif tempat ini relatif murah, kita sebagai pengunjung tetap harus menjaga kebersihan dan keasrian dari Telaga Kumpe, sekaligus membantu warga lokal dalam mengelola tempat wisata tersebut.
Bagaimana, tertarik berlibur dan mencari ketenangan di Telaga Kumpe?
semoga bermanfaat :)