haiii
telah kusematkan sebagian rinduku pada selembar daun
kini terbasahi embun pagi
bagiku sajak yang kurangkai tak akan hilang dan berdebu
selarasa, hidup menyatu padu
sempurna mencintaimu yang tak mampu
hai..
apa kabar untuk hatimu yang saat datang gersang
meminta setitik embunku untuk hidup
kau berjanji untuk tak meminta lagi
ya, kau berjanji untuk tak menyakiti
kupegang janjimu
hai...
untuk semesta yang pernah mempertanyakan cintamu
yang meragukan ketulusanmu
berterimakasihlah sebab tanpanya kita tak pernah bertemu
meski tanggungjawab untuk menjaga sebutir embunyaÂ
belum tertunaikan
hai..Â
untuk embun yang sempat membuatku merindu
merindu yang candu
dan obatnya hanyalah temu
hai..
untuk semuanya yang pernah singgah
mengapa pindah?
atau aku yang terlalu gundah
hingga melepasmu adalah keputusan paling menggugah
haii..
untuk luka yang tak pernah tau kapan sembuhnya
segenap keyakinanku, kau pasti akan sirna
meski setiap detik, menit, dan waktu
hanya ada lara
hai...
diriku yang pernah kuat
menguatlah sekuat-kuatnya
karena yang benar-benar mencintaimuÂ
dengan ketulusan
dengan kesetiaan
dengan segenap tanggungjawab membahagiakan
hanyalah dirimu seorang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H