Belum lama ini kita dihadapkan dengan kenyataan bahwa salah satu sekolah kedinasan terbaik, PKN STAN tidak membuka pendaftaran tahun ini. Bukan pertama kalinya, karena hal tersebut juga pernah terjadi pada tahun 2012. Tentu banyak yang kecewa. Banyak yang sedih.Â
Sudah belajar mati-matian, sudah belajar siang malam, sudah habis-habisan, ikut try out, dan les bimbingan. Namun PKN STAN yang ditunggu tidak buka pendaftaran. Meminjam istilah teman, inilah yang dinamakan "kalah sebelum berperang".Â
Bagi siswa SMA/SMK/ sekolah sederajat yang baru saja lulus, mungkin masih memiliki kesempatan untuk mencoba tahun depan atau tahun depannya lagi. Lalu bagaimana nasib teman-teman kita yang tahun ini merupakan kesempatan terakhir untuk mendaftar PKN STAN.
Artinya mereka adalah pejuang STAN di tahun sebelumnya, yang mencoba peruntungan kembali di tahun ini. Wajar jika mereka kecewa.Â
Masuk PKN STAN memang tidak mudah. Banyak usaha, latihan, dan air mata yang terkuras. Saya tahu betul bagaimana perjuangan untuk memasuki PKN STAN yang begitu luar biasa.Â
Dulu, waktu saya belajar, begitu banyak hambatan. Saya merasa kesulitan berpikir cepat. Hitungan saya lambat. Sampai muncul niat putus asa. Tapi kembali lagi ingat dengan cita-cita.Â
Saya belajar berulang kali. Belajar siang malam, tak kenal lelah. Capek iya, stress iya. Dibutuhkan motivasi yang kuat untuk terus bertahan, berusaha bagaimana bisa masuk ke kampus idaman.
Atas usaha keras yang telah kita lakukan, ternyata tahun ini PKN STAN tidak buka pendaftaran. Banyak yang kecewa dan mengungkapkannya di media sosial. Hati saya tersentuh ketika melihat unggahan video Instagram dari salah satu calon mahasiswa PKN STAN di Sumatera Utara.
Video berjudul "STAN aku pamit ya", mengundang banyak netizen memberikan simpati kepada teman kita tersebut. Ia mewakili hati teman-teman lain yang harus mengubur impian masuk ke PKN STAN. Selamanya.
"Semangat bang, Tuhan pasti tahu yang terbaik buat kita"
"Semangat bang, sukses gak harus di PKN STAN"
"Sedih bang liat videonya, tapi abang harus kuat, teruslah maju"
Kurang lebih seperti itu, dan banyak dukungan dari para alumni PKN STAN dan teman-teman yang memenuhi komentar instagramnya. Saya juga ikut memberikan simpati lewat insta story, yang intinya "PKN STAN bukan satu-satunya jalan untuk kamu sukses".Â
Banyak jalan menuju Roma. Tuhan pasti tahu yang terbaik buat kita. Segala kemungkinan itu bisa saja terjadi. Ada maksud baik Tuhan dibalik tutupnya PKN STAN tahun ini, yang dapat kita ambil hikmahnya.Â
1. Tuhan memilihkan kita sukses lewat jalur lain. Memberikan kesempatan untuk mengikuti kuliah S1 terlebih dahulu. Setelah lulus nanti, bisa ikut seleksi CPNS Kemenkeu. Bukan tidak mungkin, Tuhan akan meloloskan saat itu juga. Kemudian kita akan diangkat menjadi PNS golongan 3 yang berarti pangkat dan jabatannya akan lebih tinggi daripada fresh graduate PKN STAN. Kita akan menyalip teman-teman yang dulu lolos masuk PKN STAN. #truestory
2. Tuhan belum mengizinkan masuk PKN STAN tahun ini, mungkin karena kita diminta untuk menemani keluarga. Menjaga dan merawatnya. Menurut Tuhan, keluarga sedang tidak bisa ditinggalkan. Ada Ayah atau Ibu yang sedang membutuhkan bantuan. Sehingga kita harus tetap stay di daerah masing-masing.
3. Tuhan tahu yang terbaik. Jika misalnya kita lolos seleksi masuk PKN STAN, belum tentu akan survive di kampus tersebut. Bisa saja di tengah jalan, kita di DO karena nilai yang kurang atau ada perbuatan yang melanggar, sehingga harus angkat kaki dari kampus. Kita akan mulai dari awal lagi untuk membangun masa depan. Padahal umur sudah semakin dewasa. Orang tua juga akan sedih, sesedih-sedihnya. Jadi lebih baik tidak lolos PKN STAN dari awal, dan memilih jalur lain yang lebih sesuai dengan passion. Tuhan pasti tahu yang terbaik.
Masih ada banyak kemungkinan lain, yang bisa kita ambil hikmahnya. Tidak masuk PKN STAN, bukan berarti kita gagal selama-lamanya. Pasti ada hal indah di depan sana yang sedang menunggu kita.Â
Kita boleh sedih, kita boleh menangis saat ini. Lepaskan saja semuanya, jika itu memang bisa membuat lega. Namun setelah itu kita harus bangkit. Menjalani aktivitas sehari-hari dengan tujuan yang baru. Dengan mimpi-mimpi yang baru.Â
Kita sedang diberikan jalan terbaik menurut Tuhan, bukan menurut manusia. Kita harus yakin, suatu saat akan tahu alasannya, kenapa Tuhan belum mengizinkan untuk masuk PKN STAN. Bersemangatlah, semua akan indah pada waktunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H