Mohon tunggu...
NAB AB
NAB AB Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

kangen jogja .. mencoba kembali (lagi) untuk merangkai kata menjadi cerita. Selamat membaca dan terima kasih :)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Antara Bung Foke dan Marzuki

28 Oktober 2010   09:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:01 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Foke mengatakan, dirinya bersedia meminta maaf jika dirinya memang salah. Misalnya, ada simpul-simpul yang tidak terjaga, atau ketiadaan personel yang mengatur arus lalu lintas. "Kalau kasusnya seperti itu, saya wajib meminta maaf. (http://megapolitan.kompas.com/read/2010/10/26/17491487/Macet.Parah..Foke.Enggan.Minta.Maaf) namun ..... "Saya minta maaf atas kemacetan Jakarta yang anda alami selama di sini. Ini karena makin banyaknya penduduk di kota ini dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat" ini lah yang diungkapkan oleh Gubernur DKI ketika memberikan sambutan di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis 28 Oktober 2010. sebelumnya tidak mau minta maaf.... tapi diacara tersebut ..... dan permintaan maaf itu malah di hadapan para tamu asing.... padahal jelas-jelas yang sering kena macet itu masyarakat yang ada di Jakarta... kayanya lebih terhormat minta maaf sama tamu negara lain dibanding warga jakarta sendiri kali ya... lalu alesan minta maafnya terkesan maksa banget...... karena makin banyaknya penduduk di kota ini dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat ...... sebenarnya mau memuji apa menyalahkan masyarakat ??? yang kedua "Saya, Partai Demokrat menyampaikan permohonan maaf dengan statement Pak Marzuki yang demikian..." ujar Ruhut pada berita salah satu media online namun yang minta maaf bukan dari Ketua DPR nya sendiri, dimana menurut saya statement Beliau kurang pantas lah sebagai Ketua DPR. sehingga perlu diklarifikasi dan bila memang salah, ya berjiwa kesatria donk. Kenapa harus Ruhut yang minta maaf.... istilahnya mewakilkan ... apakah Beliau susah untuk mengatakan maaf ? apakah dengan mengatakan maaf itu akan menjatuhkan Beliau kedalam kenistaan ? apakah kata maaf itu mahal harganya  ? jangan-jangan minta maaf nya pengen di depan tamu-tamu asing pula hehe... sehingga yang satu minta maaf tapi menurut saya salah sasaran, sedangkan satunya lagi minta maaf saja harus diwakilkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun