Mohon tunggu...
Nouvend Setiawan
Nouvend Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Seorang Menulis

Halo! Salam kenal, aku Nouvend, seorang mahasiswa jurusan Arsitektur yang baru saja lulus! Sekarang aku sedang menjabat menjadi Associate Writer di Satu Persen: Indonesian Life School. Mohon bantuannya!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Melawan Rasa Malas Bersama Psikolog Satu Persen

11 November 2020   12:25 Diperbarui: 11 November 2020   12:28 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syibbli lalu melakukan survei singkat untuk mengetahui apa dampak dari rasa malas yang dirasakan oleh peserta. Webinar menjadi interaktif karena peserta terlibat langsung dalam penyampaian materi. Setelah mengumpulkan jawaban, Syibbli merespon beberapa benang merah dari jawaban-jawaban yang terkumpul serta memberi saran dan masukan bagi para peserta.

Merefleksikan tujuan pada diri sendiri juga merupakan sebuah langkah dalam menentukan tujuan. Nilai personal dapat ditemukan setelah seseorang melakukan refleksi, yang mana hal ini akan membantu seseorang untuk mengurangi rasa malas karena sudah memiliki tujuan yang selaras dengan nilai personal mereka. Menyusun skala prioritas juga dapat membantu mengurangi rasa malas karena seseorang dapat mengetahui dengan jelas alasan dan apa yang harus dikerjakan.

Syibbli menyarankan juga untuk menggunakan diagram 'important, not important, urgent, not urgent' dalam menentukan pekerjaan mana yang harus dikerjakan.

Setelah sesi materi oleh Syibbli, moderator membuka sesi tanya jawab yang berlangsung sekitar tiga puluh menit dimana Syibbli menjawab beberapa pertanyaan dari peserta secara langsung maupun melalui chat. Kemudian sesi kedua dimulai satu jam setelah sesi pertama berakhir.

Sesi kedua dimulai dengan Evan memperkenalkan diri dan mengajak peserta untuk mengisi pre-test. Evan memulai sesi dengan melakukan survei singkat mengenai apakah para peserta sudah memenuhi resolusi 2020 mereka. Setelah itu, Evan melanjutkan dengan penjelasan bahwa rasa malas itu wajar. Namun pada taraf tertentu, itu bisa menjadi sebuah masalah dan kita tidak pernah belajar bagaimana mengatasinya di sekolah atau mungkin di rumah.

Hal-hal seperti inilah yang membuat Evan membangun Satu Persen, untuk mengajarkan hal penting dalam hidup dalam dunia yang selalu berubah ini. Satu Persen adalah sekolah kehidupan bagi masyarakat agar dapat belajar dan berkembang menuju hidup seutuhnya.

Sesi dilanjutkan dengan sedikit penjelasan mengenai kurikulum Satu Persen yang meliputi problem awareness, fundamental basic skills, basic mental health and problem, self-knowledge, relationship, career and productivity, dan kontribusi.

Evan lalu melanjutkan sesi dengan menjelaskan mengenai penyebab rasa malas, yang di dalamnya termasuk dua hal: motivasi dan tindakan repetitif.

Motivasi menurut teori psikologi ada dua jenis, mencari kebahagiaan dan menghindari penderitaan.  Meskipun keduanya bisa dikatakan benar, motivasi mencari kebahagiaan lebih bisa dikatakan motivasi yang tepat. Tindakan repetitif, dalam kaitannya dengan WFH, sangat bisa memunculkan rasa malas di tengah kejenuhan akan situasi dan ruang gerak yang terbatas.

Sesi dilanjutkan dengan penjelasan mengenai cara mengatasi rasa malas, yaitu meningkatkan motivasi dengan cara refleksi. Refleksi di sini adalah bertanya pada diri sendiri apa yang ingin kita capai, bisakah kita mencapai hal tersebut, kemampuan kita sudah seberapa dalam proses mencapai hal tersebut, dan konsekuensi dari tujuan tersebut.

Pola hidup yang sehat dan baik juga memiliki sumbangsih yang tidak kecil terhadap usaha mengatasi rasa malas. Makan, olahraga, dan tidur yang cukup bisa sangat membantu kita. Evan lalu melanjutkan dengan beberapa tips tentang menjalani hari agar rasa malas berkurang, seperti memvariasikan rutinitas, membuat para peserta memahami bahwa sebagian besar dari mereka masih muda dan perjalanan mereka masih panjang, jadi tidak perlu terburu-buru untuk mencapai semuanya dengan instan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun