Mohon tunggu...
Nour Payapo
Nour Payapo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Harmony

Hanya fikiran Universal dapat menjawab masalah - masalah yang mengancam ketentraman dan kedamaian dunia. Universal itu tidak akan bertolak belakang dengan bagian Universal lainnya, apapaun tingkat masalahnya

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Bjorka

14 September 2022   17:19 Diperbarui: 14 September 2022   17:50 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu orang merongrong negara. Mengancam, mengolok-olok, bermain-main, membuat takut ring satu istana.  Bahkan Presiden Republik Indonesia tidak berdaya. Semua menteri kebingungan. Bagaimana mengatasi satu orang, dia seorang diri sukses membuat panik pembesar negara berpenduduk 275, 36 juta jiwa. 

Itu Bjorka, seorang hecker. Dari berbagai jenis, Bjorka dapat diklasifikasi sebagai hacktivists, hacker dalam bentuk organisasi yang bertujuan menarik perhatian publik pada sesuatu yang diyakini. Hacker Bjorka membuat serangan cyber guna mempengaruhi perubahan sosial politik.  Atau Bjorka adalah blue hat hackers (Hacker Topi Biru) hacker pendendam. Jenis hacker ini jasanya banyak dimanfaatkan untuk balas dendam dengan merusak reputasi negara, kelompok atau individu.    

Cara kerja hecker identik, meretas (membobol) security system jaringan internet, mendobrak kerentanan keamanan dengan meng-akses secara ilegal ke komputer, jaringan, sistem komputasi, perangkat seluler, atau sistem internet. Dan akhirnya data-data penting Republik Indonesia bocor. Data pribad sejumlah pejabat siap diekspos, hanya oleh satu orang. 

Ini kedigdayaan frekuensi, vibrasi dan energi. Kemahahadiran digitalisasi, bahwa realitas telah berpindah dari realitas fisik menjadi realitas digital. Negara geografis dengan ketatanegaraannya, perangkat, hukum, kekayaan dan keistimewaannya, Indonesia telah diobrak- abrik hanya dalam beberapa jam oleh Bjorka seorang diri.           

Sejumlah akun personal Bjorka telah diblokir : @bjorkanism, @bjorxanism, kemudian kini muncul @bjorkanesian. Bjorka terus menyebarkan data pribadi dan membuat sindiran terhadap pejabat negara. Puan Maharani, Erick Thohir, Luhut Pandjaitan, Denny Siregar, Permadi Arya, Iwan Bule hingga Mahfud MD. 

Tidak tanggung Bjorka juga menyerang Presiden RI Joko Widodo. Ia mengakui tinggal di Warsawa Polandia, Bjorka membocorkan data pribadi sejumlah tokoh di Telegram. Mochamad Iriawan ketum PSSI disebut dekat dengan bos-bos judi. Menkopolhukam Mahud MD disindir tidak paham soal data penting. Ketua PKB Muhaimin Iskandar disebut mendompleng nama Bjorka untuk kepentingan Pilpres 2024. Permadi Arya dan Denny Siregar disebut pemakan duit rakyat untuk memecah masyarakat.  

Bagaimana mengantisipasi Bjorka dan kemungkinan munculnya Bjorka Bjorka lainnya? Pertama, Indonesia merupakan bagian dari sistem global internet, sehingga seluruh sistem penggunaan jaringan, sistem komputasi, perangkat seluler, atau sistem internet sangat bergantung kepada stakeholder yang memegang kendali security system. Memperkuat sistem keamanan cyber wajib dilakukan, meskipun tidak mudah, mahal dan memakan waktu lama, karena ada proses alih technology.  

Kedua, menciptakan sistem persandian lebih canggih, konsep enkripsi - deskripsi serta pengamanan sistem komunikasi pejabat negara dengan melibatkan para ahli, programer handal serta tidak melibatkan pihak asing. Presiden, para menteri, lembaga tinggi negara wajib dibentengi dengan sistem pengamanan yang berlapis dalam proses komunikasinya. 

Menemukan konsep baru, bahan dasar serta sistem komunikasi versi Indonesia didasarkan kepada pemanfaatan gelombang natural bumi yang tidak bergantung kepada komunikasi intra dan antar satelit menjadi solusi parmanen, sekaligus menjadikan Indonesia sebagai Polisi Cyber International, dengan pemanfaatan frekuensi, vibrasi dan energi alamiah bumi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun