Makan
Saya agak ragu dengan kebersihan street food nya, jadi saya tidak pernah coba selama di Delhi dan Agra, jadi saya hanya makan di resto dan stasiun Agra, sisanya, saya menahan lapar.Â
Saya makan di dekat masjid Jama, Briyani Chicken dan Mutton dengan roti, enak, sekitar 500 Rupee untuk semua. Yang saya beli hanya jus buah yang berkulit seperti delima dan jeruk. Baru kali ini, dalam pengalaman kuliner saya, lebih banyak menahan lapar karena tidak berani makan street food.
Tiba di Agra    Â
Sayang sekali Delhi dan Agra saat saya berkunjung musim kering, berdebu, polusi dan jorok sekali, bekas kencing dimana, dinding bangunan kayaknya semua dikencingin, baik manusia maupun anjing. Termasuk sapi, hewan yang dikeramatkan oleh komunitas Hindu, hidup bebas dan liar di jalan raya, termasuk di stasiun kereta, dan didalam stasiun, banyak anjing-anjing yang berkeliaran.Â
Bayangkan saja, stasiun Tanah Abang, dibagian bawah ada sapi dan peronnya penuh dengan anjing. Untungnya, orang India sangat ramah, dan mereka rata-rata bisa berbahasa Inggris, khususnya anak-anak mudanya.
Setibanya di stasiun Agra, saya mencari makan di food court, cari menu nasi briyani ayam, harganya cukup murah 70 Rupee dan minum jus Almond yang saya pikir manis, ternyata asin. Kemudian saya lanjut cari bajaj langsung ke Tajmahal, hargana 100 Rupee.Â
Setibanya saya di pintu masuk kompleks Agra, saya menitipkan ransel bayar 40 Rupee, dan masuk ke konter tiket bayar 1200 Rupe plus dikasi sebotol aqua untuk turis asing, masuk ke antrian turis asing, biasanya tanpa antri disbanding antrian orang lokal yang penuh sekali.Â
Ingat, setelah beli tiket masuk, jangan pedulikan petugas yang memandu mu untuk menggunakan guide, cuekin aja, bilang aja no, tidak perlu guide kalo ke Tajmahal, cuma kayak Borobudur, sekali keliling, selesai. Tidak diperbolehkan membawa tripot atau selfie stick, jadi ini agak repot bagi yang hobi foto grafi. Tapi silahkan cari info lain ya, bila info saya tidak valid.
Tajmahal yang megah