Menjejak kaki pertama kali di negara Tirai Bambu, China, tepat di hari Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 2018, terasa sangat spesial. Pagi itu, cuaca cukup bersahabat, melengkapi keramahtamahan khas negeri Tiongkok.
Dari Beijing Capital International Airport, saya menaiki airport express menuju Dongzhimen station untuk menyambung subway line 2 menuju hotel saya menginap. Saya mempelajari petunjuk lokasi hotel semenjak dari Jakarta melalui mesin pencari di internet. Informasi terkait jalan-jalan ke Beijing termasuk cukup lengkap, baik pencarian dengan Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris, sangat informatif dan membantu.Â
Hal ini sangat direkomendasikan khususnya bagi mereka yang belum pernah ke Beijing mengingat, hambatan komunikasi karena tidak banyak orang di Beijing yang paham Bahasa Inggris, tapi mereka ramah dan senang membantu. Â
Salah satu faktor pendorong saya berkunjung ke Beijing, tak lain tak bukan adalah untuk berkunjung ke The Great Wall alias Tembok China, karena ia merupakan salah satu dari 7 keajaiban dunia dan peninggalan peradaban masa lampau, yang merupakan mimpi saya sejak kecil.Â
Tembok China berjarak sekitar 55 km dari kota Beijing, 2 jam erjalanan menggunakan transportasi bis umum. Harga tiket bis hanya 12 Yuan per orang atau sekitar 25 rb rupiah.Â
Untuk menuju ke Tembok China ada beberapa alternatif pintu masuk, diantara Badaling yang merupakan favorit warga lokal karena dekat dan Mutinayu, yang agak ke utara.
Dari Beijing ke Badaling
Untuk menuju ke terminal keberangkatan bis dari Beijing menuju Badaling, cukup mudah, kita cukup naik subway line 2 menuju stasiun Jushuitan dan exit di pintu B1 menuju terminal bus Dengzemen, mengikuti papan petunjuk bis 877 yang merupakan rute ke Badaling. Letak bis 877 ini khusus untuk ke Badaling, persis di bagian utara terminal, jadi jangan salah naik, intinya ikuti petunjuk bisa 877. Mudah kan?
Fisik mesti sangat prima untuk menjelajah Tembok ini karena sangat panjang dan beberapa bagian tembok ini yang curam, seperti naik tangga. Setelah pintu masuk, bagian utara Tembok China lebih disukai turis sehingga padat pengunjung, sementara bagian selatan, lebih sepi.
Bersepeda di kota Beijing
Tempat saya menginap menyediakan sepeda bagi tamu secara gratis. Dengan mempelajari peta kota dan kebijakan stir kiri, bersepeda keliling kota Beijing merupakan hal yang wajib karena ada akses sepeda dan pejalan kaki khusus sehingga aman.
Di Beijing, selain Tembok China, kita juga wajib mengunjungi Tiananmen Square, Kota Terlarang dan Wangfujing street yang terkenal dengan street food dan kompleks perbelanjaannya. Karena tuntutan zaman dan tingginya turis Muslim ke China, kini otoritas wisata di China kini mengintensifkan wisata Halal terutama penyediaan Mushola di lokasi wisata dan restoran serta tempat makan berlabel halal.
Visa ke China termasuk yang tidak ribet, khususnya bila hanya untuk tujuan wisata, kita bisa mengunduh form di web visa for china, foto dengan ukuran khusus.Â
Sebagai informasi, bagi mereka yang bekerja di LSM/NGO, aplikasi visa harus diverifikasi dulu ke Kedutaan jadi akan sangat lama. Jadi saran saya, cukup centang (cek) pekerjaan wirausaha sudah cukup, biar cepat prosesnya (4 hari) dan bayar visa Rp. 540.000.
China juga sangat protektif dengan penggunaan social media khususnya yang berbasis Amerika, seperti google, FB, WA dll, maka nya China juga terkenal dengan istilah The Great Firewall. Sangat disarankan untuk mengunduh free VPN sebelumnya di Indonesia agar bisa mengakses sosmed selama di China. Saya gunakan Turbo free VPN, walau agak lelet, tapi cukuplah untuk terus eksis.
Khususnya bila anda menaiki subway, sebaiknya bawalah yang penting saja, yang bisa dipegang tangan, karena bila membawa ransel, semua bawaan harus melalui mesin scanner sehingga harus antri dijalur khusus yang luar biasa panjang dan lama.
Kuliner di Beijing enak2, dan bagi mereka yang mencari makanan halal, jangan kuatir, banyak kuliner halal dengan label khusus. Carilah informasi di mesin pencari sebelumnya bila masih belum yakin.Â
Di Wangfujing, masih satu jalan dengan lapangan Tiananmen dan the Forbidden City, ada street food yang wajib dikunjungi yaitu di Wangfujing street, banyak makanan enak di sini dan halal.
Sangat disarankan untuk berangkat pagi2 sekali ke terminal bus untuk ke Badaling untuk menghindari antrian panjang. Secara umum, selama saya disana, warga lokal sangat baik, ramah dan helpful.Â
Selamat membaca dan menjelajah China.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H