Mohon tunggu...
Muhamad Nour
Muhamad Nour Mohon Tunggu... Buruh - Love traveling

Paguntaka

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jalan-jalan ke Seoul, Korea Selatan, Pop Banget!

1 Januari 2018   15:02 Diperbarui: 2 Mei 2019   14:09 1600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walau perjalanan kali ini dihitung dalam perjalanan kantor, disela perjalanan, tak lupa saya merekam beberapa informasi yang mungkin berguna bagi pembaca yang budiman. Kebetulan, Agustus 2017 merupakan musim panas, yang panasnya benar-benar panas, melebihi panas Jakarta bahkan panas Katulistiwa di kampungku di Tarakan Kalimantan Utara sana. Namun jangan kuatir, sering kali derita panas ini sekejap berubah karena tiba-tiba hujan!. Wanita Korea cantik-cantik, kayak di Bandung gitu, prosentasinya, 80% cantik, 20 % level bidadari, lebay? Nga, ini fakta. Saya menginap dihotel sekitar Hongik University, termasuk wilayah yang ramai tempat hang out anak muda Seoul, kuliner, belanja belanji, dan tentu saja kuliner khas Korea. 

Transportasi publik Seoul tergolong komplit dan relatif mudah diakses karena terintegrasi, asal kita memiki kartu sakti sejenis e-money, yang bisa digunakan dimanapun, kereta, bus, mini market, gerai kopi dan lain-lain. Tak seperti Singapura atau Bangkok, stasiun MRT di Seoul lebih banyak menggunakan tangga, jarang sekali ada ekskalator, jadi bijaknya membawa barang belanjaan.  

Budaya Pop Korea, apa sih?

Saya juga tidak terlalu paham budaya pop Korea seperti apa, Di Indonesia, umumnya mengasosiasikan budaya pop Korea dengan banyaknya kehadiran produk drama korea, artis boy dan girl band, kuliner,  ngopi, kosmetik, dan teknologi. Kehadiran teknologi dalam kehidupan warga Korea termasuk dalam pertoiletan, dihotel saya menginap. Bayangkan, digitalisasi toilet membuat saya sendiri gagap teknologi, karena ada tombol siram, cebok, mengeringkan!. 

Yang saya amati, orang Korea, baik laki maupun perempuan, cukup terobsesi dengan penampilan diri, mungkin itulah mengapa industri kosmetik mereka sangat booming dan termasuk saya, juga tergoda membeli produk kosmetik mereka yang memang sangat murah bila dibanding di Indonesia. Hangik University ini, ada banyak semacam pertunjukan boyband jalanan yang dipenuhi penonton terutama gadis remaja dan ramenya tak tanggung-tanggung, sekelas pertunjukan Agnez Mo di Jakarta.

Budaya ngopi pun sepertinya sudah menjadi gaya hidup, bahkan mereka lebih pop, karena sangat efisien dalam tempat yang minimalis dan pemesanan yang digital. Harga segelas kopi Americano atau Cappucino, berkisar antara 2000 WON hingga 3500 WON. Dan harus diakui, kopi mereka seenak yang sering saya beli digerai kopi dekat rumah saya di pasar Moderen BSD Tangsel. Gerai kopi yang sering terkenal di Seoul, selain Starbucks tentu saja, diantaranya Ediya, Tous Les Jours, Paris Baguette. Yang terakhir, sangat saya rekomendasikan karena, kue pastry dan kopinya enak!. Harganya juga cukup masuk akal dan ssst, mereka ada wifi gratis!. 

Kuliner ala Korea

Bagian ini yang tidak mungkin saya lewatkan, kuliner Korea, hampir semuanya enak untuk dua hari pertama, setelah hari ketiga, kangen nasi padang melanda!. Harus diakui, sajian kuliner Korea ini, sangat autentik dengan bahan-bahan yang sehat, misalnya minyak wijen, bawang putih, bombay, sayur mentah, ginseng, kacang-kacangan dll. Bahan utama yang tak pernah ketinggalan dalam bumbu masakan Korea adalah Gochujang, yang terbuat dari fermentasi kedelai dan cabai serta Kimchi. Yang juga wajib dicoba adalah sup ayam ginseng, Samgyetang.  

ayam-ginseng-5cca8ff63ba7f7629a56ee42.jpg
ayam-ginseng-5cca8ff63ba7f7629a56ee42.jpg
.  

Yang mesti dikunjungi di Seoul dalam 2 hari?

Ada banyak tempat menarik di Seoul yang bisa dikunjungi dan tergantung minat. Karena saya suka wisata pasar yang bernuansa rakyat, saya mengunjungi salah satu pasar ikan terbesar didunia, Noryangjin Fish Market, yang menjual ikan-ikan yang saya tak pernah liat dikampung ku, kepiting Alaska, spider crab alaska, ikan sebelah atau Turbot jumbo, ikan perairan dingin, intinya. Dan untuk saya cukup dilihat karena harganya alamak, tapi tentu lebih murah dibanding di Bandar Jakarta. Seekor kepiting Alaska jumbo, harganya 700 ribu. 

Saya juga mengunjungi pasar Namdengmon, juga salah satu pasar terluas didunia, sejenis pasar Chatucak di Bangkok, tapi lebih komplit. Pasar ini terdiri dari berbagai jenis produk yang dijual, mulai bagian fashion, sayur, buah, pecah belah, ginseng, obat-obatan. Bila ingin membeli suplemen atau vitamin, disini sangat murah bila dibandingkan di Indonesia, misal, kapsul ikan salmon, vitamin lutut, kulit, muka, almond dan lain lain. Pasar ini juga menyediakan beragam macam kuliner khas Korea. Saya rela antri disatu tempat yang rame dan memesan ikan goreng sepaket dengan Kimchi, telur orak arik rebus, sambal. Harganya makanan berat ini, hampir sama, berkisar 10.000 - 14.000 WON (atau sekitar 125.000 - 160 ribu). 

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Train to Busan

Dalam satu sesi, kami mengunjungi Busan, perjalanan pulang pergi dengan harga tiket kurang lebih 1 juta untuk yang ekspres, berhenti hanya dibeberapa kota. Mereka juga menjual kereta ke Busan dengan harga tiket lebih murah, tapi keretanya berhenti dibanyak tempat. Busan kota pinggir laut dengan pantai-pantai yang bagus khususnya selama musim panas. Sayang, saya tak sempat berkunjung ke pantainya. 

Seoul memang pantas untuk dikunjungi, harga pengurusan visa, sekitar 500 ribu untuk single entry, cukup mudah mengurusnya. Tapi memang mesti berbugdet agak besar karena harga makan dan transportasi publik lebih mahal. Termasuk harga hotel atau hostel, cukup menguras kantong. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun