Mohon tunggu...
Nourica Hastuti
Nourica Hastuti Mohon Tunggu... Lainnya - Writing, Learning

Seorang pejuang ilmu yang sedang belajar menuliskan apa yang "diketahui"

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Benarkah Obat Penyebab Gagal Ginjal?

21 Oktober 2022   16:05 Diperbarui: 21 Oktober 2022   16:07 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Tima Miroshnichenko from Pexels

Obat adalah suatu zat yang dapat membantu tubuh mengkompensasi penyakit.

Photo by Tima Miroshnichenko from Pexels
Photo by Tima Miroshnichenko from Pexels
Dalam pemberian obat oleh tenaga kesehatan dalam hal ini adalah wewenang dokter, memerlukan berbagai kajian dan penetapan diagnosis secara sistematis sehingga obat yang diberikan dapat benar-benar memberikan efek kesembuhan seperti yang diharapkan.

Bagaimana obat bekerja dalam tubuh?


1. Farmasetik 

Farmasetik yaitu obat padat dilarutkan pada saluran pencernaan oleh organ-organ pencernaan mulai dari mulut hingga lambung dan kemudian dipecah menjadi partikel yang lebih kecil agar mudah diserap tubuh.


2. Farmakokinetik 

Farmakokinetik yaitu pergerakan partikel kecil obat yang telah dipecah oleh organ pencernaan diserap oleh tubuh hingga kemudian dialirkan dalam cairan tubuh dan beredar ke jaringan tubuh tertentu hingga mencapai ke lokasi jaringan yang membutuhkan obat tersebut. Hal ini berlangsung hingga kerja obat selesai dan obat tidak lagi dibutuhkan tubuh.


3. Farmakodinamik 

Farmakodinamik yaitu perjalanan efek obat atau cara kerja obat dari permulaan memasuki plasma darah, mencapai puncak kerja (memberikan efek pada jaringan tubuh yang membutuhkannya) hingga lama obat berkerja yang ditentukan oleh banyaknya dosis diberikan.

Photo by Pixabay from Pexels
Photo by Pixabay from Pexels


Lalu apakah benar obat dapat mengakibatkan gagal ginjal?

Dalam pembahasan farmakokinetik, obat yang sudah selesai menjalani tugasnya dan tidak lagi dibutuhkan oleh tubuh akan dinonaktifkan oleh hati hingga kemudian metabolisme tubuh bekerja untuk mengeluarkan zat sisa obat dalam keringat, feses (kotoran) atau urine.

Saat pelepasan obat melalui urine disinilah ginjal bekerja. Dalam kondisi tertentu ginjal membutuhkan bantuan untuk mengeluarkan obat dalam urine, misalnya membutuhkan lebih banyak air yang ikut dibuang sebagai pengangkut partikel sisa obat agar obat dapat terbuang tanpa sisa dalam jaringan ginjal.

Selain itu, dosis obat yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan partikel obat yang akan dibuang terlalu "berat" dan justru menyumbat atau bahkan merusak saringan pada ginjal sehingga mengakibatkan kerusakan tersendiri pada ginjal dan gagal ginjal mungkin saja terjadi.

Pemberian obat oleh dokter tentu melewati banyak tahapan. Dokter melakukan berbagai perhitungan dalam menentukan dosis  sesuai usia, berat badan, kondisi penyakit dan hasil wawancara lainnya terhadap pasien.

Oleh karena itu, pastikan untuk tidak mengkonsumsi obat tanpa resep dokter apalagi obat dengan tanda-tanda tertentu.

Salam sehat 😄

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun