Mohon tunggu...
Nourelda Mikayla N.
Nourelda Mikayla N. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Mahasiswi Universitas Airlangga Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apakah Indonesia Kehilangan Masa Depan Dengan Adanya Fenomena Brain Drain?

2 Januari 2025   22:18 Diperbarui: 2 Januari 2025   22:18 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Indonesia, sebagai negara dengan penduduk terbanyak nomor 4 di dunia tentunya memiliki banyak sekali penduduk dengan kemampuan diatas rata-rata. Para masyarakat ini dianggap sebagai orang yang kompeten dan terampil dibidang yang diampu. Dengan keterampilan yang dimiliki, tentunya akan mendorong seorang individu untuk dapat melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi agar keterampilan dan kemampuannya dapat dikembangkan dengan maksimal. Tetapi pada nyatanya, tidak semua negara di dunia ini memiliki fasilitas yang mendukung untuk melanjutkan studi tersebut.

Biasanya, negara-negara yang masih belum memiliki fasilitas memadai adalah negara berkembang. Dalam aspek ini, negara berkembang tentu kalah jauh jika dibandingkan dengan negara-negara maju yang pastinya memiliki fasilitas yang advanced dan terpenuhi. Dengan adanya fakta bahwa masih banyak negara berkembang yang masih belum memiliki fasilitas yang memadai, tentunya mendorong masyarakat terampil ini untuk dapat melanjutkan studinya ke luar negeri. Namun apakah masyarakat ini akan kembali ke negara asal ketika masa studinya telah selesai? Apa yang akan menjamin kembalinya masyarakat terampil tersebut untuk dapat kembali dan menyalurkan ilmu yang telah didapat ke negeri asalnya?

Adanya fasilitas dan teknologi yang memadai, tentunya akan sangat membantu menunjang proses dalam menuntut ilmu. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang fasilitas dan teknologinya masih belum memadai jika dibanding dengan negara maju. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya jumlah masyarakat yang memutuskan untuk pergi ke luar negeri demi menggapai cita-cita. Tetapi tidak sedikit juga masyarakat yang memutuskan untuk tetap tinggal di Host Country setelah masa studinya telah selesai. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya fenomena Brain Drain.

Brain Drain menurut PSF School Development Outreach adalah suatu fenomena yang terjadi dimana para individu terampil dan berpendidikan tinggi lebih memilih untuk meninggalkan negara asal mereka untuk bekerja di luar negeri. Adanya fasilitas dan teknologi yang sudah maju, lalu kehidupan yang terjamin, serta lapangan pekerjaan dengan gaji yang memadai, menyebabkan banyak masyarakat dari negara-negara berkembang lebih memilih untuk pergi dan menetap di luar negeri dimana mereka bekerja atau mencari ilmu.

Dilihat dari pengertian dan fenomena Brain Drain, dapat disimpulkan bahwa Brain Drain memberikan dampak yang negatif bagi negara asal yang ditinggalkan oleh para masyarakat terampil yang pergi ke luar negeri. Hal tersebut dikarenakan negara asal telah kehilangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil dibidangnya. Pada dasarnya, yang dirugikan dalam fenomena ini adalah negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Lalu apakah adanya fenomena ini akan menyebabkan hilangnya masa depan bagi Indonesia atau sebaliknya, adanya fenomena ini akan membuka peluang baru bagi masyarakat dan negara Indonesia?


Jika hanya dilihat hanya dari permukaan, mungkin fenomena ini tentu akan merugikan Indonesia karena Indonesia kehilangan masyarakat kompeten yang memiliki keterampilan dan pendidikan yang tinggi. Namun, jika diperhatikan dan dipikirkan lebih jauh, mungkin adanya fenomena ini bisa membuka peluang baru bagi bangsa Indonesia. Brain Drain akan memberikan keuntungan bagi negara asal apabila diubah menjadi reserved Brain Drain. Pada dasarnya reserved Brain Drain adalah salah satu upaya untuk memulangkan para masyarakat terampil dan kompeten ke negara asal mereka.

Selain reserved Brain Drain, salah satu solusi yang dapat kita lakukan adalah dengan merubah Brain Drain menjadi Brain Gain. Brain Gain adalah suatu fenomena dimana suatu negara mendapat keuntungan dari imigrasi yang tinggal dan menetap di luar negeri. Para masyarakat terampil ini dapat memberikan dan menyumbangkan pengetahuan, gagasan, serta pengalamannya selama menetap di luar negeri kepada anak-anak muda serta masyarakat Indonesia. Upaya Brain Gain ini juga dapat didukung oleh para diaspora yang ada di luar negeri untuk dapat menyelurkan dan menyumbangkan segala bentuk ilmu dan pengalaman yang telah diperoleh.

Dengan adanya solusi ini, diharapkan Indonesia dapat membuka peluang baru yang nantinya peluang tersebut dapat memajukan dan menyejahterakan kehidupan rakyat Indonesia. Peluang baru tersebut bisa berupa adanya lapangan pekerjaan baru, menciptakan inovasi baru yang dapat lebih menyejahterakan para pekerja di Indonesia seperti upah dan gaji yang memadai dan peningkatan ekosistem kerja, serta adanya peningkatan infrastruktur untuk riset dan teknologi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun