Perubahan setelah adanya peristiwa berdarah itu mengubah jalannya perusahaan.Fasilitas operasional perkantoran secara bertahap mulai diamankan. Tak ada lagi kantor buka, hanya fasilitas kesehatan, pendidikan dan jalannya operasional kawasan pertambakan yang masih berjalan.
Sepasang suami isteri yang tengah berjuang hidup dalam negeri perantauan itu, makin merasakan beberapa hikmah yang didapatkan. Naura kian merasa suka dan duka dalam mengarungi kehidupan rumah tangga harus dijalani.
Kuatnya dalam ikatan sama rasa makin dirasakan. Apalagi Naura dan suami jauh dari orang tua,sehingga semua persoalan harus ditanggung berdua. Teringat waktu Naura menyatakan pada Ayah untuk berpamitan mengikuti Mas Dipo. Kini Naura siap akan menyambut kehadiran sang buah hati, Harapan akan masa depan keluarganya menanti. Kehadiran anak sebagai karunia Allah, semakin membesarkan hati Pasangan muda ini.
Sebagaimana pasangan muda, Naura telah siap menerima anugerah buah hati, bila Allah menghendaki. Dan Naura telah merasakan sinyal petunjuk yang sebentar lagi akan didapatkan. Rasa mual , pusing dan tak ada nafsu makan menandai ada amanah Allah di dalam Rahimnya.Mas Dipo dengan kasih dan kesabarannya merayu Naura makan, agar sang janin terpenuhi kebutuhannya.Â
Naura berucap syukur apapun kondisi  yang dialami di perantauan. Setelah beberapa bulan berjalan ternyata Mas Dipo masih bisa bekerja di perusahaan , namun dengan berbagai ketentuan dan aturan yang baru.Secercah senyum Naura akan harapan baru, harapan yang tiada batas, seperti luasnya langit biru.
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H