Menghadapi masa tua, sebagian besar para karyawan ataupun pengusaha  telah merencanakan dengan matang. Apalagi yang tinggal di lingkungan kota besar, tentu mempunyai berbagai pertimbangan dalam mempersiapkan masa lansia tersebut.
Bagaimana dengan mereka yang tinggal di kampung atau kota kecil dan penghasilan yang pas-pasan? Sebaliknya para pekerja dan karyawan yang berpendapatan pas-pasan akan berpikir seribu kali bagaimana mencukupi kebutuhan sekarang. Alih- alih untuk membicarakan dana di masa tua, lha wong untuk memenuhi kebutuhan sehari -hari saja , dan kebutuhan pokok sangat menyita perhatian. Belum lagi memikirkan soal pendidikan anak -anaknya.Mulai pra sekolah, Sekolah Dasar, pendidikan tingkat menengah,hingga perguruan tinggi.
Belum lagi, bila mempunyai jumlah anak yang lebih dari dua, atau banyak. Tentu pengelolaan keuangan yang super ekstra, dan upaya lebih untuk memenuhinya.
Menghadapi masa pensiun, bila direncanakan dengan matang, tentu akan menemui masa yang menyenangkan. Untuk menghadapi masa tua, ada baiknya beberapa hal yang menjadi perhatian. Diantaranya menghadapi pensiun perlu mengubah cara pandang dalam mempersiapkan aspek fisik dan non fisik (mental).
Pertama, masa tua bukan masa yang harus dicemaskan, karena sudah menjadi hukum alam, manusia akan mengalami penuaan dan kelemahan. Biasanya yang menjadi perhatian adalah tentang kesehatan. Oleh karena itu jika masa pensiun  dilalui dengan sehat, tentu akan merasakan bahagia. Lansia didorong untuk fokus pada gaya hidup yang sehat,dan menjaga dari  efek negatif yang membahayakan.
Kedua, Agar masa pensiun dilewati dengan bahagia, tentunya dengan melakukan kegiatan yang menyenangkan. Kalau di kampung ,bisa dengan memelihara ikan,memelihara ayam,berkebun dan kegiatan lain yang menyenangkan. Selain untuk hiburan, kegiatan ini bisa menghasilkan uang tambahan. Perlu diperhatikan pula melewati pensiun dengan tanpa beban ekonomi, seperti harus menanggung hutang tagihan kpr misalnya, ataupun cicilan barang yang lainnya. Hal ini tentu sangat membebani, karena uang masa pensiun tak sebesar di  masa usia produktif. Oleh karena itu, sebelum pensiun, perlu dilunasi terlebih dulu seluruh cicilan hutang, dan jangan lagi menambahnya di masa tua.
Ketiga , jangan lupakan kehidupan sosial. Usia pensiun membuat pergaulan akan semakin kecil lingkupnya. Kawan- kawan kerja tentu tak semuanya punya waktu untuk melayani kebersamaan kita. Meskipun demikian kegiatan sosial bisa dilakukan di sekitaran rumah atau lingkaran pergaulan terbatas. Bisa juga mengikuti kegiatan keagamaan di lingkungan terdekat.
Keempat selalu mensyukuri keadaan dan semua yang telah dimiliki. Jika di masa muda telah melewati semua perjuangan hidup, maka selayaknya mesti bersyukur atas semua karunia yang telah Tuhan berikan. Dimasa inilah kesempatan untuk mensyukuri apa yang telah dilalui, dimiliki, dan bukan merisaukan apa yang telah hilang. Bersyukur, telah diberikan keturunan yang menyejukkan mata, kesehatan anak cucu, dan bisa memberikan pendidikan yang baik kepada mereka. Pada masa ini, Tuhan memberikan kesempatan untuk memperbanyak kebaikan dengan mendekatkan diri kepadaNya.
Pada akhirnya, masa tua atau masa lansia, mesti disikapi dengan rasa syukur dan penerimaan. Betapa banyak masalah rumit, namun disamping ikhtiar, mesti ada rasa berserah diri atas KehendakNya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H