Saat ini, sebagian besar jamaah haji Indonesia, sebagian besar masih bersiap untuk kembali ke tanah air, setelah acara puncak haji di Arafah, Musdalifah, dan Mina berakhir.
Seperti diketahui Ibadah haji merupakan rukun Islam yang ke lima. Merupakan ibadah mahdlah yang wajib serta memiliki syarat dan rukun. Meskipun termasuk rukun Islam, akan tetapi hukum wajibnya tidak bersifat mutlak karena hanya ditujukan kepada mereka yang telah mampu.
Allah berfirman dalam Al-Quran, surat Ali Imran, ayat 97.
Artinya: "Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam." (QS. Ali Imran: 97).
Setelah ibadah haji telah ditunaikan,lantas  bagaimana seorang muslim bisa memaknai hajinya.Sebagai seorang yang belum berkesempatan melaksanakan ibadah haji, saya berupaya membayangkan saja, mungkin disertai harapan dan impian bisa menunaikan bila telah saatnya.
Memaknai ibadah haji,dan mengambil hikmah berhaji tak lepas dari sejumlah rangkaian ibadah yang ada didalamnya.
Ka'bah adalah yang menjadi salah satu pusat dari pelaksanaan haji.Mengutip sosiolog Iran Ali syariati, Ka'bah tersusun dari batu hitam,tersusun sederhana, tidak merefleksikan kecanggihan arsitektural,dan ruang yang kosong.Namun itu justru mengingatkan kehadiran adalah untuk berhaji.Ka'bah bukan tujuan, tetapi hanya pedoman arah.Ka'bah adalah tempat bertemunya Allah swt, Nabi Ibrahim AS,Nabi Muhammad saw dan ummat manusia.
Ibadah Tawaf, merupakan gerakan mengelilingi Ka'bah.Pada  saat Tawaf, tidak boleh berhenti dan harus masuk dalam gelombang manusia.Setiap orang mengenakan warna pakaian dan pola yang sama. Tidak ada perbedaan dan penonjolan pribadi, dan yang ditunjukkan adalah totalitas serta universalitas sejati.
Sementara dalam ibadah Sa'i, menurut Syatiati  yang memainkan peran Hajar dalam mencari air dan berusaha sekuat tenaga bagi Ismail AS.
Sa'i adalah kerja fisik, artinya mengerahkan segala upaya mencari air, makanan bagi anak-anakmu,perjuangan untuk memenuhi kebutuhanmu.
Selama sa'i engkau bolak balik berlari kecil sebanyak tujuh kali, dari bukit shafa ke bukit Marwah.Memulai dari shafa yang berarti cinta sejati kepada orang lain, dan tujuanmu adalah Marwah yang berarti ideal manusia, rasa hormat, kedermawanan sikap memaafkan orang lain.
Arofah, Musdalifah,Mina
Melaksanakan wukuf di Arofah pada 9 Dzulhijah merupakan rukun haji yang wajib dikerjakan. Haji seorang tidak sah, apabila tidak hadir di Arofah.Di tempat tempat suci itulah kalimat kalimat talbiyah dan thayibah terus dikumandangkan.Zikir, istigfar,berdoa, tilawah alquran agar diperbanyak.Kemudian bertolak menuju Musdalifah untuk mabit hingga tengah malam 10 Dzulhijah.
Lempar Jumrah
Tiga berhala yang ada di Mina, melambangkan setan yang menggoda Nabi Ibrahim.Manusia meneladani sifat Nabi, yang menyembelih sifat kebinatangan, yang egois, menuju penghambaan kepada Allah swt.Mengutip dari buku ali syariati, kembali dari Mina, berarti memenuhi janji, meneladani Nabi Ibrahim , menerima tanggungnjawab menyebarluaskan pesan Tuhan.Menegakkan sebuah negeri yang aman, hidup dalam kedamaian, kesetaraan, kemerdekaan dan cinta kepada manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H