Mohon tunggu...
Nur fatehah
Nur fatehah Mohon Tunggu... Administrasi - Menyukai isu sosial budaya keagamaan dan gender

Berguru dan bersyukur di setiap langkah

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Yang Menarik dari Buku Marie Kondo

23 Maret 2022   11:48 Diperbarui: 23 Maret 2022   12:00 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bermula dari mengantar anak di toko buku,untuk mencari  buku cerita yang disukainya, saya tertarik pada  buku di sebuah rak.

Buku itu karangan Marie Kondo  , terjemahan dari The life changing magic of tidying up , terbitan Bentang.

Isi buku ini tentang Seni Beres-beres dan Metode Merapikan ala Jepang.

Saya pun akhirnya  membelinya, dan penasaran apa yang disajikan di dalam buku tersebut.

Marie Kondo adalah seorang pengelola bisnis konsultan terkemuka di Tokyo, yang membantu para klien menyulap rumah mereka yang berantakan menjadi tempat tinggal yang damai dan menyenangkan, sekaligus bisa menginspirasi.

Sebagai seorang ibu, tentu berbenah rumah telah menjadi kebiasaan yang tak pernah ditinggalkan. Bahkan, berbenah sudah identik dengan pekerjaan ibu ibu.

Meskipun begitu, rumah yang sudah dibereskan , akan menjadi berantakan lagi keesokan harinya. Hal itulah yang terkadang membuat seorang ibu merasa lelah, capek. Adakah yang salah dalam berbenah?

Dalam bukunya Kondo memaparkan, mulai dari alasan kenapa kita tidak bisa menjaga kerapian rumah, berbenah berdasarkan kategori,mencerahkan hidup dengan menyimpan secara apik, hingga keajaiban berbenah yang mengubah hidup anda.

Buku tersebut menjelaskan secara rinci, cara dan tahapan yang harus dilakukan dalam berbenah rumah. Ada beberapa hal yang dapat diperhatikan , sehingga beres beres rumah bukan sekedar suatu bentuk pekerjaan rumah, tetapi menjadikan munculnya rasa kegembiraan dan semangat baru ,setelah selesai mengerjakannya.

Pertama, luangkan waktu khusus untuk berbenah. Dalam berbenah harus dilakukan secara total dan tuntas, sehingga hari- hari berikutnya adalah menggunakan dan mengembalikan barang pada tempatnya. Apa atau benda apa yang harus dibenahi sekaligus?

Tentu saja semua barang yang anda miliki di rumah. Meliputi pakaian, buku -buku,kertas, tas, sepatu ,foto, barang berharga atau kenangan,pernak-pernik, peralatan dapur, dan sebagainya.

Kedua, membuang semua barang yang tidak diperlukan.

Disini bisa kita terjemahkan untuk menyingkirkan barang yang sebenarnya tidak terlalu penting. Jadi pada tahap berbenah, bertanya dalam hati, "  penting enggak benda ini?". Dengan begitu benda di dalam rumah hanya yang memang diperlukan.

Biasanya kita suka menyimpan suatu barang, sehingga lama-lama menumpuk. Inilah kata Kondo  sebagai awal dari berantakan. Dengan barang yang sedikit, rumah akan terasa lebih lapang.

Ketiga, tatanan penyimpanan yang sesederhana mungkin.

Biasa terjadi, rumah menjadi berantakan, karena orang luput untuk mengembalikan barang pada tempatnya. Apa yang kita gunakan entah ditaruh dimana sesudahnya. Misal kacamata,  kunci kendaraan, hp, pena.

Oleh karena itu, tatanan dibuat sederhana, sehingga orang mudah untuk mengembalikannya. Tempat penyimpanan yang rumit akan menyulitkan saat mencari.

Keempat, pajang benda yang dapat menyemangati hidup anda.

 Setiap hari kita akan melihat hal yang menyenangkan, membuat hidup lebih bermakna, dan membuat hati bahagia.

Benda tersebut misalnya, foto saat anda mendapatkan penghargaan, foto saat anak menang olimpiade, foto saat suami /isteri menduduki  jabatan yang diidamkan, foto momen yang membuat anda merasa bergairah dan bermakna dalam kehidupan.

Letakkan benda-benda tersebut pada tempat , yang setiap saat bisa anda lihat. Dengan demikian anda akan memiliki semangat , setiap hari, dalam berkarya ataupun bermanfaat bagi banyak orang.

Kelima , berbenah akan menemukan solusi dan hal baru.

Dalam membereskan  barang yang mungkin  sudah tersimpan lama, anda akan menjumpai file /benda yang dulu sangat anda minati. 

Misal, karena melihat benda kenangan ayah yang telah tiada, bisa saja muncul kembali keinginan yang kuat untuk mewujudkan cita -cita ayah yang belum terlaksana.

Demikian , hal yang bisa kita petik dari buku Kondo ini. 

Saat kita melihat benda, hanya yang mendatangkan manfaat,  kita juga menyimpan benda hanya yang kita perlukan, akan membuat fikiran lebih lapang dan fokus.

Sikap menyimpan banyak barang yang tidak kita perlukan , pada akhirnya suatu kemubaziran yang bisa merugikan.

Sikap konsumerisme , membawa pada hal yang berlebihan, yang sebenarnya mendekati kepada kesia-siaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun