Kemarin, tepatnya waktu istirahat jam makan siang di kantor. Secara tidak sengaja saya melihat sebuah artikel yang memberitakan bahwa Indonesia sudah mampu memperkuat kebutuhan militernya sendiri. Wow, saya cukup kagum karena selama ini saya berpikir kalau Indonesia belum berani untuk menggunakan hasil karya sendiri. Ternyata saya salah. Setelah ditelisik kesana kemari ternyata PT Len Industri (Persero) yang notabennya adalah sebuah BUMN di daerah Bandung sudah mampu untuk membuat sebuah sistem sensor (atau semacamnya) untuk dioperasikan pada kapal perang di negara kita, Indonesia.
Luar biasa!! Mungkin kata itu dapat mewakili kekaguman saya dalam menggambarkan kehebatan PT Len Industri (Persero). Melalui Unit Bisnis Elektronika Pertahanan, Badan Usaha Milik Negara yang menaungi bidang Eletronika Pertahanan ini telah berhasil menerapkan CMS (Combat Management System) pada empat kapal perang milik TNI Angkat Laut Republik Indonesia. KRI STS 376 – Sultan Thaha Syaifuddin (Varchim Class), KRI YOS 353 – Yos Sudarso (Van Speijk Class), KRI OWA 354 – Oswald Siahaan (Van Speijk Class) dan KRI AHP 355 – Abdul Halim Perdanakusuma (Van Speijk Class) merupakan armada TNI AL yang sudah menggunakan CMS tersebut.
Combat Management System (CMS) sendiri merupakan sebuah sistem manajemen untuk pertempuran di laut. CMS ini akan mengintegrasikan sensor-sensor dan senjata yang ada di kapal. Setiap sasaran yang dideteksi oleh sensor (radar, sonar, IFF dan lainnya) akan diterima lalu diidentifikasi dan diproses CMS. Selanjutnya sistem akan memberikan arahan, seperti reaksi apa yang harus dilakukan, senjata seperti apa yang cocok untuk digunakan, kapan waktu yang tepat untuk menembak dan sebagainya. Jadi, secara garis besar CMS yang diterapkan oleh Len ini adalah untuk membantu dalam hal kecepatan deteksi dan kecepatan reaksi pada sebuah kapal. Dikutip dari portal detik.com, Abraham Mose selaku Direktur Utama PT Len Industri (Persero) juga mengutarakan hal serupa bahwa Len membuatCombat Management System (CMS) untuk mengatur bagaimana radar menangkap sinyal, mengunci target sampai menembak target.
Selain unggul karena merupakan hasil produksi dalam negeri, penggunaan Combat Management System (CMS) buatan PT Len Industri (Persero) ini juga bisa disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya. Tidak hanya itu, tingkat keamanan dan kerahasiannya juga lebih tinggi. Menurut saya, cara ini sangat menguntungkan karena dapat menjaga kerahasiaan sebuah negara. Coba Anda pikir, kalau militer kita menggunakan senjata dari luar negeri, maka negara lain dengan mudah akan mengalahkan kita dengan senjata yang mereka buat. Hmm, contoh lainnya adalah jika militer kita menggunakan radio komunikasi militer dari luar negeri maka mereka juga akan dengan mudah menyadap atau bahkan mengacaukan komunikasi kita. Benar kan?
Tapi dari itu semua, ada satu hal yang wajib kita ingat. Indonesia adalah negara kepulauan terluas di dunia dengan 18.307 pulau, perairan seluas 93.000 km dan garis pantai sepanjang 54.716 km. Dengan kondisi geografis yang seperti ini mengharuskan negara kita untuk memiliki pertahanan maritim yang kuat. Suatu negara akan disegani atau malah ditakuti oleh negara lain jika negara tersebut menguasai teknologi militer dan memproduksi sendiri peralatan militernya dan adanya produk lokal karya dari PT Len Industri (Persero) membuat saya yakin bahwa Indonesia mampu memiliki sistem pertahanan maritim yang kuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H