Mohon tunggu...
Nouman Choris
Nouman Choris Mohon Tunggu... Freelancer - Ig : Noumanchoris

noumanchoris@hotmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kamu

4 Januari 2021   04:17 Diperbarui: 4 Januari 2021   04:49 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepi menghampiriku..

Kudengar deru deru bisik suaramu...

Ku panggil namamu..

Pada suatu segmen..

Ku perhatikan bulan tak pernah pernah menanyakan matahari ataupun sebaliknya..

Tentang "Mengapa diciptakan berjarak dan tak pernah bertemu pada waktu yang sama? "

Namun mereka saling mengisi, saling memerankan fungsinya tanpa protes apapun, lalu mengapa kita tak bisa seperti itu...

Aku paham bahwa rindu atau bertemu bisa ditunda, tapi mengalirnya perasaan tak dapat menunggu...

Maafkan aku kekasih,
Aku terlampau sering melihat seseorang dari apa yg terkandung dikepalannya...

Telah lama lenyap keniscayaan itu, rasannya tidak ada lagi jika cinta dari mata turun ke hati..

Soalnya iman mengajarkan percaya dulu baru bukti..

Ingat ingatlah surga dan neraka tak pernah tampak dipelupuk mata hanya bisa ku percaya...

Mata ini terlalu bodoh untuk menilai,dan orang bodoh tangisnnya disia siakan untuk hal tak perlu..

Sebab cinta itu buta, dan jika  bisa melihat maka ia akan selalu memilih yang kaya, indah, cantik ,tentu saja
 Sifatnya materi dan fisik.

Dalam perjumpaan-perjumpat yg singkat kita, berakhir dengan penasaran terhadap dirimu, membuat aku berdoa agar disegerakan...

Tahukah engkau  lagu pada penggalan katannya

Kasih ibu tak terhingga sepanjang masa

Kalau begitu kasihku padamu tak terikat waktu...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun