Noufal Rizq Hafidz Huntangadi (NIM: 20240606109)
Fachri Putra Budiarjo (NIM: 20240606075)
(1) Fisioterapi, Universitas Esa Unggul
(2) Fisioterapi, Universitas Esa Unggul
ABSTRAK
Radikalisme ISIS menimbulkan ancaman signifikan terhadap stabilitas global, termasuk di Indonesia, yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis gerakan ISIS dalam perspektif Pancasila, terutama bagaimana tindakan ekstremis dan teroris ISIS melanggar prinsip-prinsip dasar Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial. Melalui pendekatan analisis konseptual, ditemukan bahwa ideologi ISIS bertentangan secara fundamental dengan setiap sila Pancasila, terutama dalam hal toleransi agama, hak asasi manusia, dan persatuan nasional. Artikel ini juga menekankan pentingnya pemahaman dan penerapan Pancasila untuk melawan radikalisme.
Kata Kunci: Â Â Â Radikalisme, ISIS, Pancasila, Terorisme, Indonesia.
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Radikalisme menimbulkan ancaman serius terhadap stabilitas dan perdamaian dunia. Yang penulis akan gunakan untuk contoh adalah: ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) adalah salah satu kelompok teroris yang terkenal karena menyebarkan ajaran ekstremis, aktivitas teroris dan radikal. ISIS menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya dan menggunakan alasan keagamaan untuk kepentingan politik dan militer. Di Indonesia, gerakan radikal tidak hanya mengancam keamanan negara, tetapi juga bertentangan dengan prinsip Pancasila yang menjadi landasan cara hidup pemerintah dan masyarakat.
- Tujuan
- Tujuan penulis membuat artikel ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pancasila yang wajib dikerjakan. Penulis akan menunjukan bahaya-nya radikalisme dan memberi tahu pandangan-nya Pancasila terhadap isu tersebut.
PEMBAHASAN
      Istilah radikalisme berasal dari bahasa latin yang berarti akar, pangkal dan bagian bawah, dan persyaratannya sangat ketat dalam menuntut perubahan. Sedangkan secara terminologi, radikalisme adalah aliran atau ideologi radikal terhadap tatanan politik, ideologi atau sekte yang mencari perubahan sosial atau politik dalam suatu negara secara keras. Sejak 2013, ISIS menjadi kelompok yang kontroversial di dunia Arab maupun dunia Barat. ISIS menjadi gerakan politik yang mengatasnamakan agama dengan sokongan pendanaan yang kuat, pemimpin yang kharismatik, persenjataan militer yang canggih, dan jaringan yang mendunia. Sebagian kalangan menilai, keberadaan ISIS sangat berbahaya sebab paham ini mengusung ideologi "ultra-puritan" yang tidak segan-segan membunuh lawan, dan menghancurkan apapun yang mereka anggap menjadi pemujaan kemusyrikan, bahkan termasuk Ka'bah.
      Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang terdiri dari lima sila atau prinsip utama. Pancasila mencerminkan nilai-nilai bangsa Indonesia, menjadi fondasi moral dan ideologi negara. Dalam mencegah radikalisme dan ekstremisme, Pancasila berperan penting dengan pendekatan yang inklusif dan beragam. Hal ini dilakukan melalui pendidikan agama yang toleran, dialog antar agama, dan sosialisasi nilai agama moderat. Selain itu, melalui latihan empati, pelatihan konflik, dan pendidikan hak asasi manusia, Pancasila juga memperkuat persatuan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan demikian, Pancasila memainkan peran strategis dalam membangun kerukunan, demokrasi, dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
KESIMPULAN
ISIS dengan jelas bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Tindakan kekerasan, penindasan, dan ideologi ekstremis yang mereka usung tidak sejalan dengan prinsip-prinsip ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial yang diamanatkan oleh Pancasila. Dalam konteks Indonesia, radikalisme ISIS mengancam kesatuan nasional dan stabilitas sosial. Penting untuk memperkuat pemahaman dan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam melawan ancaman radikalisme ini, dengan menekankan pada toleransi, keadilan, dan kemanusiaan sebagai landasan utama kehidupan berbangsa.
SARAN
Upaya mencegah penyebaran paham radikalisme melibatkan implementasi nilai-nilai Pancasila oleh generasi muda, dengan dukungan Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP). Selain itu, pencegahan propaganda radikal melalui media massa juga diperlukan. Kerjasama dengan berbagai pihak dan peran media sangat penting dalam mengatasi radikalisme dan terorisme di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
- https://rsdjournal.org/index.php/rsd/article/view/5177
- https://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/allubab/article/view/5251
- https://jurnalharmoni.kemenag.go.id/index.php/harmoni/article/view/97
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H