Â
"Kalau kamu bukan anak ulama besar, bukan pula anak seorang raja, maka menulislah" - Al-Ghazali.Ini hasil komunikasi dengan seorang teman inisial "N" dari cuitan komentar, dengan status whatsApp teman "Ilmu adalah Investasi terbaik untuk Masa depan". Saya melihat status dan membaca lalu komen melalui whatsApp "Statusnya bagus untuk dijadikan judul Tulisan" imbau penulis?
Lalu, setelah saya memberikan komen di status whatsApp untuk dijadikan tulisan. Inisial "N" tersebut, sembari ketawa "Nah ya benar wkwkkk". Kemudian saya membalas whatsApp "Ayo menulis nanti Saya bantu", jawaban selanjutnya oleh inisial "N" ngak ada waktu nulisnya wkwkwkk dan yang keduanya kalo ngak ajarin donk tipsnya.
Berawal dari cerita dua paragraf diatas, ini bagian komunikasi ringan untuk menjalin hubungan emosional satu sama lain dengan sahabat atau teman manapun, artinya suka melihat status whatsApp orang yang kita kenal, jika ada yang bagus bisa memberikan jempol, love, atau komen karena orang manapun biasanya senang diberikan tanggapan apalagi hal yang positif.Â
Sebetulnya sangat sederhana, dari beberapa respon seorang sahabat inisial "N" bisa dijadikan judul tulisan...Hehehehe. Hanya saja, berbagai macam alasan untuk memulai menulis entah itu sibuk dengan pekerjaan, belum ada waktu untuk menulis, belum ada ide untuk merangkai kata menjadi kalimat, kemampuan terbatas dalam membuat tulisan, dan lain sebagainya.
Basicly, menulis itu gampang-gampang susah dan susah-susah gampang maksudnya adalah hampir manusia milenial hidup di zaman modern ini, sudah melek teknologi, digital, dan media sosial. Setiap hari tanpa disadari itu menulis, baik di IG, FB, twitter, meskipun itu hanya judul atau beberapa paragraf yang di posting media sosial tersebut.
Untuk memperjelas dari tema diatas, saya coba sharing "kapan harus menulis dan bagaimana caranya" berdasarkan pengalaman sebagai penulis dengan membagikan waktu terus menulis, dalam situasi dan kondisi apapun, bisa menulis? Tergantung niatnya juga, karena menulis itu bukan permasalahan waktu juga, bukan pintar atau bodoh tapi "mau atau tidak memulai menulis".
Kesibukan yang kita miliki, seolah-olah mendoktrin diri sendiri untuk menghindar dari kegiatan lainnya, mungkin menganggap buat apa menulis dan memang secara literasi tulisan membutuhkan waktu yang cukup lama. Sehingga, sedikit menahan diri untuk merangkai kata menjadi tulisan pendek.
Karena pada prinsipnya, waktu yang kita miliki sama? Hanya saja habit atau passion belum menyatu antara hati dan pikiran, sehingga mau mulai menulis terasa berat dan tidak ada waktu. Padahalnya waktunya setiap menit yang dilalui bisa menjadi satu tulisan, meskipun hanya satu baris, satu kalimat bahkan sampai dengan beberapa paragraf "ini lebih baik dari sebelumnya".
Jadi, tips ringan mengatur waktu menulis sebetulnya sangat sederhana seperti kesimpulan tulisan dibawah ini :
* Pagi hari: sesudah sholat subuh dan sebelum beraktivitas kerja "ini waktu menulis segudang ide dalam menulis" yang biasa saya lakukan hampir setiap hari, meskipun tulisan belum utuh menjadi artikel. Ya, setidaknya sudah ada tulisan satu sampai dua pafagraf bahkan seterusnya.