"Multitasking membagi perhatian Anda dan menyebabkan kebingungan dan melamahnya fokus". - Daepak Chopra.
Hal apa saja yang menjadi muktitasking seperti "menguasai pembuatan video editing, publik speaking - pengalaman pembawa acara , sebagai EO outbound atau acara ghatering karyawan, dan lain sebagainya. Atau bakat lain, yang bisa di explor kepada semua karyawan dan perusahaan dalam kegiatan tertentu.
Bakat ini terkadang sudah dimiliki sebelum menjadi karyawan atau setelah menjadi karyawan, terus belajar dan mengembangkan bakat tersebut sehingga menjadi multitasking "karyawan seperti ini, bisa paling menonjol atau sebaliknya diam namun ilmu dan pengalamannya tidak diragukan" itu masing-masing karyawan sifat dan karakternya beda-beda, ada yang ingin terlihat skillnya dan ada juga karyawa n tidak mau terlihat oleh karyawan lain.
Dari multitasking ini menjadi harapan tinggi dari perusahaan "bisa juga menjadi produktivitas kerja karyawan tersebut" yang tadinya depertemen tersebut 3 karyawan dengan tugas berbeda-beda, namun dari analisa ternyata karyawan multitasking tersebut menguasai dari keilmuan 3 karyawan tersebut.
Menjadi pertimbangan perusahaan jangka panjang "apakah karyawan yang memupunyai multitasking tersebut diberikan penghargaan dan diberikan tunjangan dan gaji yang lebih, karena sudah menggantikan 3 karyawan tersebut, tapi itu harus di analisa mendalam. Apakah mungkin bertahan waktu yang lama, terhadap karyawan multitasking yang akan dirubah status kepegawaainnya.
"Multasking itu ada sisi positif dan negatifnya - selain dipercaya harus mampu mengontrol tingkat stres dan emosi bila ada pekerjaan dadakan dan harus cepat diselesaikan" - Noto Susanto.
Yang harus di mitigasi adalah bagaimana jika karyawan yang multitasking tersebut risegn, karena semua bisa terjadi "sangat dinamis keluar/masuknya karyawan" kemungkinan dapat pekerjaan baru yang lebih menjanjikan, artinya pilihan karyawan itu pastinya sudah diperhitungan untuk kehidupan akan datang.
Jadi, keuntungan keduanya antara "karyawan dan perusahaan" berikan kompensasi yang setimpal dengan kemampuan karyawan multitasking tersebut, tidak hanya kompensasi "perlu diberikan pembinaan secara khusus" artinya dibedakan dengan karyawan yang lainnya.
Agar keberlangsungan perusahaan tetap berjalan sembari menemukan bakat-bakat baru untuk karyawan lainnya yang mempunyai skill multitasking. Ayo karyawan tetap semangat untuk menjadi multitasking dan ayo perusahaan perhatikan kesejahteraan karyawan dengan kehidupan yang berkecukupan.
Salam Multitasking !!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H