Ketajaman Identifikasi Risiko:
Mengidentifikasi semua risiko potensial yang mungkin terjadi dalam proyek atau organisasi. Ini melibatkan mengevaluasi sumber risiko, kemungkinan terjadinya, dan dampaknya. Cermati sebaik mungkin yang dimaksud dengan sumber-sumber risiko dalam perusahaan Anda baik dari sisi lingkungan kerja, prosedur kerja, sistem dan proses kerja oleh karyawan, fasilitas atau alat penunjang, tempat umum yang bisa digunakan oleh customer eksternal lainnya.Â
Semua memiliki potensi "jangan menganggap semuanya baik-baik saja" justru itulah akan berdampak lebih besar contoh kecilnya saja "melihat customer yang sudah biasa berkunjung atau sering datang ke perusahaan anda" Â itu perlu dipertimbangkan dalam mengidentifikasi risiko baik benda bergerak maupun benda diam. Poin pentingnya adalah semua objek yang berada di perusahaannya itu lah sumber risikonya yang akan berdampak terhadap kejadian apapaun baik berat maupun ringan.
Kemungkinan-kemungkinan terjadi baik yang sering atau yang belum terjadi "jangan menganggap sepele" kapanpun bisa terjadi? Risiko tidak bisa diajak kompromi "suka-suka dia aja datang" mau pagi hari silahkan, mau siang hari bebas-bebas saja, mau sore hari bisa terjadi juga apalagi malam hari yang terlihat adem dengan situasinya santai---sangat mungkin ada kejadian yang fatal? Jadi, apapun kegiatannya jangan sampai terlewatkan untuk mengidentifikasi risikonya.
Sensitivitas Analisis Risiko:
Menganalisis risiko yang diidentifikasi untuk memahami penyebab, kemungkinan, dan dampak dari setiap risiko. Ini melibatkan mengumpulkan data, membuat model, dan melakukan analisis statistik untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang risiko. Penalaran berpikir menjadi prioritas dalam hal menetapkan semua jenis risiko yang ada dalam bisnis Anda atau perusahaan tempat anda bekerja saat ini baik itu instansi pemerintahan, swasta dan/atau perusahaan milik sendiri.
Pada prinsipnya dimanapun bekerja risiko itu sama? Hanya saja tergantung ketajaman analisa dari setiap objek risiko yang  akan ditetapkan oleh karyawan yang ditunjuk atau sebagai penanggung jawab menangani risiko atau lebih terkenal lagi ahli yang mempunyai kemampuan untuk menganalisis risiko tersebut. Walaupun sebetulnya sama juga, yang intinya memperlakukan risiko sebaik mungkin agar tidak berdampak lebih besar.
Sehingga, apapun yang menjadi analisis baik itu risiko kecil maupun risiko besar tetap diberikan rangking dan segala prioritas, karena kecil dan besarnya risiko tetap dimitigasi sesuai dengan kegiatan manajemen baik harian, mingguan, bulanan bahkan tahunan. Artinya konsisten dalam melakukan kegiatan manajemen tersebut atau hal-hal apa saja yang sudah dimitigasikan, hal yang menjadi kebiasaan "menganggap sesuatu hal itu, tidak akan terjadi apa-apa" remeh dan gampang karena sudah biasa terhadap hal yang terjadi lingkungan kerja "baik kejadian atau menghadapi permasalahan yang lainnya".
Keakuratan Evaluasi Risiko:
Menilai risiko yang diidentifikasi berdasarkan dampaknya terhadap proyek atau organisasi. Ini melibatkan penilaian subjektif dan objektif dari tingkat risiko dan kemungkinan terjadinya. Dari kemungkinan risiko yang mempunyai dampak negatif bisa diberikan segala prioritas terutama kejadian - kejadian baik yang sudah di identifikasi maupun yang tidak terindentifikasi maksudnya adalah risiko diluar dari kegiatan risiko secara menyeluruh.
Evaluasi risiko bagian penting untuk mengetahui semua kegiatan organisasi baik secara fakta maupun secara analisis disetiap risiko yang ada dilingkungan kerja. Setiap organisasi apapun bidang kegiatan sudah tentu ada risiko, namun yang perlu digarisbawahi, peran dari manajemen dalam membuat rangking risiko sehingga lebih mudah dalam mengevaluasi risiko tersebut. Namun tergantung kemampuan karyawan yang menjadi tanggung jawab dalam kegiatan evaluasi risiko disetiap bagian atau depertment dan/atau division masing-masing.
Hasil dari identifikasi risiko dan analisis risiko menjadi bahan evaluasi risiko, oleh sebab itu itulah penting memahami proses risiko "ketidaksesuaian dan ketidakjelasan" atau bahasa lain "ambiguitas" baik dari sisi kebijakan  perusahaan, prosedur kerja, sistem dan proses kerja, fasilitas penunjang, sumber daya manusia, peralatan dan perlengkapan kerja, serta teknis lainnya yang berhubungan dengan kegiatan manajemen. Jika tidak dievaluasi risiko, masalah baru akan bermunculan bahkan yang kecil menjadi lebih besar sedangkan risiko besar menjadi fataliti.Â
Kepastian Pengelolaan Risiko:
Mengembangkan strategi pengelolaan risiko untuk mengurangi dampak negatif dari risiko dan meningkatkan peluang untuk mencapai tujuan. Strategi pengelolaan risiko dapat meliputi penghindaran risiko, mitigasi risiko, transfer risiko, atau penerimaan risiko. Tanggung jawab manajemen perusahaan terhadap risiko tergantung kepada pimpinan perusahaan untuk menggerakkan tim dalam perusahaan tersebut dengan kendali dan konsep terhadap pengeolaan risiko tersebut.
Tindakan pengelolaan risiko murni atas dasar pimpinan perusahaan yang akan  menyetujui terhadap saran atau masukan untuk mengatasi risiko di perusahaan tersebut, terutama berkaitan dengan biaya, budaya kerja yang akan diterapkan, kebijakan perusahaan yang tegas untuk diikuti semua karyawan, sistem yang mendukung, prosedur kerja agar tidak terjadi penyimpangan, dan strategi operational untuk mengendalikan risiko serta hal teknis lainnya.Â