Mohon tunggu...
Noto Susanto
Noto Susanto Mohon Tunggu... Dosen - Menata Kehidupan

Saya Sebagai Dosen, Entrepreneurship, Trainer, Colsultant Security dan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tinjauan Kecerdasan Emosional Security Profesional

27 Juni 2023   23:38 Diperbarui: 28 Juni 2023   04:14 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Level anggota security harus tahu diri, koreksi dan intropeksi juga? Jangan sampai menyalahkan  perusahaan dan pimpinannya, perbaiki diri anda baik secara personal, tim maupun kelompok yang berpikir bahwa perusahaan dan pimpinan tidak selalu bersama  anda. Oleh sebab itu, peran dari tugas dan pekerjaan sesuatu hal yang mengikat untuk membangkitkan hubungan emosional yang stabil tidak memihak dan mementingkan diri sendiri apalagi kepentingan untuk customer tentu menjadi prioritas untuk diberikan respon dengan penuh rasa tanggung jawab.

Salah satu unsur yang bisa membangun kekuatan dalam perusahaan adalah mempunyai nilai-nilai kepercayaan dan saling percaya terhadap sumber daya terkait baik security sendiri atau bagian lainnya seperti rekrutmen, pengadaan barang, bagian audit, bagian financial, bagian management support, bagian konsep atau desain lainnya. Intinya  semua sumber daya atau karyawan mendukung dalam kegiatan security baik teknis maupun non teknis operasional.

Kadang kalah semua karyawan yang berperan merasa sudah benar dalam melakukan support perusahaan namun persepsi karyawan lain berpikir yang tidak benar bagian itu, bagian ini dan bagian lainnya. Apalagi sedang menghadapi masalah mencari kambing hitam dan tidak mau disalahkan, ini lah dinamakan tidak cerdas secara emosi seharusnya mencari solusi atau alternatif lain sehingga operasional perusahaan tetap berjalan dengan semestinya. Memang tidak bisa dihindari juga bahwa boleh-boleh saja berpikir demikian, supaya bisa memperbaiki bagian apa yang harus bertindak dan memperbaikinya.

Sesuai yang sudah diuraikan diatas bahwa kepercayaan dan mengelola emosi sangat penting dilakukan "komunikasi dan koordinasi" dari semua pihak terkait terutama management yang berada dalam lingkungan perusahaan untuk mendukung operasional security. Sehingga tidak saling menyalahkan satu sama lain, membuat perencanaan dan batas waktu dari setiap tugas yang akan dikerjakan terutama dari aktivitas permasalahan yang terjadi baik untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

Jadi, kecerdasan emosional terjaga bila tiga  lingkaran sensitivitas ini bisa di respon oleh setiap karyawan seperti contoh dalam membuat kebijakan dan aturan perusahaan oleh pimpinan puncak security, membuat perencanaan dan keberlanjutan perusahaan oleh direktur perusahaan, merancang sistem strategi operasional oleh level managerial, melakukan pengawasan dan pembinaan oleh supervisor level dan menjalankan tugas sesuai prosedur kerja oleh level anggota security. Jangan sampai menilai tidak ada pengawasan, penilaian dan evaluasi "mempertanyakan tanggung jawab siapa dan siapa yang harus bertindak" kan sudah dijelaskan sebelumnya tentu sudah dipahami oleh sumber daya security yang terlibat dalam organisasi atau perusahaannya masing-masing..

Fenomena dan Problematika Pelaksanaan  Tugas dan Pekerjaan Secutity:

Batasan masalah ini meliputi beberapa poin penting yang sering terjadi dan analisa yang belum terjadi juga? Di antaranya regulasi pemerintah, upah sumber daya security atau yang diterima gaji setiap bulannya, prosedur kerja, pelayanan terhadap customer, emergency respon team, dan lain sebagainya. Hal ini bisa diketahui dan dirasakan setiap orang berhubungan langsung kepada security, sehingga setiap permasalahan, kejadian, komplainan, penyimpangan, pelanggaran dan kelalaian dalam bekerja bisa di kelola dengan kecerdasan emosi yang bisa diterima semua pihak. 

Uraian ini akan dijelaskan bagaimana dampak dari setiap keputusan dan tindakan yang berhak dan berwewenang terhadap semua unsur security yang mengacu pada judul diatas yaitu "Tinjauan Kecerdasan Emosional security Profesional" sehingga sebelum mengalami risiko yang lebih besar agar berpikir yang matang dan di kaji ulang supaya lebih terukur dan menghasilkan nilai-nilai positif, dengan tidak merugikan entitas perusahaan dalam kepentingan bisnis security lainnya, sehingga siapapun yang berkuasa dan mempunyai jabatan penting di suatu instansi bisa melakukan uji coba terlebih dahulu.

Contoh 1 "Regulasi Pemerintahan" penjelasan terkait pergantian seragam security yang tadinya warna cokelat mirip seragam Polisi menjadi warna cream supaya tidak sama dengan Polisi. Alasan awalnya bila seragam security mirip Polisi secara psikologis akan mengurangi tindakan perilaku kriminal yang mana persepsi masyarakat umum bahwa Polisi ada di mana-mana walaupun security yang sedang bertugas menjalankan pekerjaannya. Namun berbeda saat ini, seragam security akan berubah warna cream dengan pergantian batas waktu tertentu.
***
Analisa dampak : bagaimana dengan perusahaan security yang lainnya, akan menggantikan ribuan bahkan jutaan security Indonesia seragamnya akan digantikan semua. Menggantikan hal yang mudah, tapi bagaimana dengan biaya yang tidak sedikit dikeluarkan untuk seragam, mungkin semua yang mempunyai perusahaan security atau dinamakan BUJP (Badan Usaha Jasa Pengamanan) pasti merasakan hal sama "bahkan akan berpikir juga, bagaimana kalau digantikan dengan seragam security yang baru lagi" tidak menutup kemungkinan semua bisa terjadi.

Contoh 2 "Kebijakan Perusahaan" Penjelasan ini terkait pembayaran upah security yang masih dibawah UMP atau tidak sesuai dengan peraturan pemerintah, yang mana hal tersebut masih banyak menjadi permainan dan pertimbangan demi pertumbuhan perusahaan security harga di bawah UMP tetap diambil untuk diajak kerja sama dari tempat customer tersebut. Ini menjadi persaingan bisnis security yang tidak sehat atau boleh dikatakan juga "security murahan" untuk memenangkan proyek security lainnya dengan tidak membayar upah sesuai dengan UMP peraturan daerah masing-masing dari setiap kabupaten/kota daerah tersebut.
***
Pertanyaan sangat sederhana? Siapa yang lebih bertanggung jawab terhadap UMP, sehingga seluruh security Indonesia bisa menerima upah yang standar dan sama. Tidak menelantarkan anggota security, peran dari pemerintah untuk mengedukasi pengguna jasa security "yakni pelanggan atau customer" agar diberikan teguran terhadap pelanggaran yang dilakukannya. Ada 3 siklus yang bisa memperbaiki semuanya, pemerintah melakukan audit kepada pengguna jasa security dan pengelola jsa security, sehingga bisa diterapkan dalam setiap penerimaan security baru terutama yang menjadi pemenang tender security.
***
Analisa Dampak: Pengguna jasa security sudah tentu ingin memilih harga yang murah sedangkan pengelola jasa security "mau tidak mau" akan mengikuti apa yang diputuskan oleh pengguna jasa security tersebut yakni "klien atau customer". Dengan semakin banyak pengola jasa security, semakin tidak sehat juga dalam menjalankan persaingan bisnis security tersebut "yang menjadi korbannya adalah sumber daya manusia" yaitu security Indonesia yang selalu merasa terpaksa karena sulit mencari pekerjaan dari pada ngangur, ya tidak apa-apalah menjadi security dengan upah dibawah UMP.

Contoh 3 "Pelanggaran Prosedur"  penjelasan ini akan dibahas yang berhubungan dengan penyimpangan dan kelalaian dalam melaksanakan prosedur kerja security. Seperti security hanya bengong saja tidak menegur customer yang keluar/masuk gedung secara otomatis pasti ada masalah dengan security tersebut terutama di lihat dari emosinya kurang dalam pengawasan, pembinaan dan pengetahuan lainnya. Bahkan ada masalah personal yang megnganggu entah itu masalah keluarga, masalah sosial, masalah keuangan, masalah hubungan pribadi seseorang dan lain sebagainya.
***
Analisa Dampak : sudah sangat jelas terlihat dengan hal kecil saja dampaknya akan menjadi besar, bisa-bisa di ancam putus hubungan kerja sama atau putus kontrak kerja sama "antara pengguna jasa dengan penyedia jasa" atau sumber daya secuity tersebut diberikan peringatan bahkan pemutususan hubungan tenaga kerja. Itu akibatnya tidak bisa megontrol dan mengelola emosi dengan baik, seperti yang sudah diuraikan diatas bahwa emosi itu tidak hanya marah, melainkan semua kegiatan di tempat pekerjaan itu adalah emosi. Jadi kelola emsinya senyaman mungkin, karena orang kain hanya memberikan jalan untuk kebaikan.
***
Itu hanya emosi kecil saja "security bengong" apalagi emosi yang besar, sehingga security terlibat atau melakukan "tindakan pencurian, pelecehan seksual, dan tindakan kriminal lainnya". Dengan demikian dalam kegiatan apapun dalam perusahaan security, untuk meningkatkan keberlangsungan perusahaan agar setiap karyawan yang di dalam perusahaan tersebut "mengeola kecerdasan emosi terutama jajaran security Indonesia". Salam cerdas emosi dalam kondisi apapun emosi kita tetap stabil dan normal terutama di lingkungan pekerjaan, jika itu positif bisa juga di lingkungan keluarga, masyarakat umum dan lingkungan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun