Â
Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin hari semakin melekat terhadap inovasi dan teknologi tentunya untuk mendukung menghadapi persaingan yang semakin ketat juga terutama bergerak dibidang jasa "facility management" . Seperti dengan perlombahan dan pertandingan yang harus mendapatkan juara dalam setiap kegiatan tersebut, namun berbeda dengan bisnis harus memenangkan tender yang disyaratkan oleh calon pengguna jasa facility management.
Hal mendasar yang perlu digaris bawahi adalah bagaimana perusahaan menerapkan sistem pelatihan terhadap karyawannya "baik yang masih baru atau yang sudah bekerja" artinya ini bisa menjadi kekuatan yang akan dipresentasikan didepan klien bahwa platform pelatihan untuk karyawan sudah tersedia. Terkadang kurang melek-nya atau kesadaran "karena pelatihan dibutuhkan jika terjadi permasalahan saja" justru sebaliknya sebelum ada permasalahan yang serius pelatihan tetap diberikan kepada karyawan.
Pada prinsipnya pelatihan dan bisnis dalam perusahaan penting diperhatikan karena saling  memberikan keuntungan untuk mendukung maju dan berkembangnya perusahaan, dengan demikian meningkatkan kepercayaan klien untuk menggunakan jasa pelayanan facility management. Selain itu juga yang dirasakan oleh karyawan pasti merasa bangga dan puas karena sebelum bekerja sudah dibekali ilmu dan pengetahuan serta tidak ada keraguan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab dilingkungan kerja.
Pokok pemikiran kenapa ada pelatihan? Terutama 80 % karyawannya bekerja ditempat klien "level operator sampai dengan supervisor" sedangkan 20 % karyawan yang bekerja dikantor dari semua departement "level back office, manajer sampai dengan direktur perusahaan". Secara otomatis bahwa karyawan level operator wajib diberikan pembekalan yang mumpuni baik dari budaya kerja, sikap dan perilaku dalam bekerja, pengetahuan dan keterampilan menjalankan pekerjaan,dan kebutuhan teknis lainnya.Â
Siklus sederhana dalam lingkungan bisnis dan pelatihan? Ada 4 indikator yang menjadi nilai utama untuk mendobrak pundi-pundi keuntungan untuk perusahaan diantaranya "klien-tempat bekerja oleh karyawan, oepartor-karyawan yang bekerja ditempat klien, customer-merasakan pelayanan yang diberikan oleh karyawan, perusahaan-pemberi pekerjaan kepada operator". Sehingga dari ke-4 indikator diatas menjadi rantai bisnis yang tidak boleh terputuskan, oleh sebab itu operator menjadi bola panas yang harus dimonitor secara berkala.
Dinamika ini menjadi keseriusan dalam mengembangkan BCB2C artinya antara bisnis ke bisnis untuk kepentingan customer atau klien dalam kegiatan unit-unit bisnis yang bisa diimplementasikan dalam hubungan kerja sama yang saling menguntungkan. Jawaban dari pelatihan akan memberikan rasa aman dan nyaman dan meningkatkan rasa kepercayaan baik dari karyawan internal maupun karyawan eksternal, sehingga dilingkungan kerja lebih harmonis dan humanis serta secara emosional lebih stabil dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya masing-masing.
Menetapkan Tujuan Pelatihan :Â
Objek utama dalam menetapkan tujuan pelatihan untuk menganailsa sebelum pelaksanaan pelatihan agar berjalan dengan maksimal serta persiapan dan perencanaan yang matang dalam arti tetap sasaran dan sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Jangan hanya pelatihan saja diberikan, namun harus berdampak terhadap perubahan dan perbaikan karyawan dalam hal attitude, skill, knowledge, culture baik secara individu maupun kelompok.
Menurut teori "Marwansyah (2016:156) tujuan pelatihan adalah agar individu, dalam situasi kerja dapat memperoleh kemampuan untuk mengerjakan tugas-tugas atau pekerjaan tertentu secara memuaskan, mencegah keusangan keterampilan pada semua tingkat organisasi". Setiap karyawan mempunyai kekurangan dan kelebihan baik pekerjaan teknis maupun pekerjaan non teknis, sehingga tujuan pelatihan untuk memilah dan memilih karyawan mempunyai potensi atau sebaliknya.
Output yang akan dicapai dari tujuan pelatihan adalah memastikan karyawan memahami materi yang diberikan oleh trainer bertambahnya ilmu dan pengetahuan untuk menjalankan pekerjaan, meningkatnya kepedulian dan kesadaran dari karyawan terhadap situasi dan kondisi lingkungan kerja sehingga mengurangi kelalaian dalam bekerja, tidak terjadi pelanggaran kerja, dan tidak melakukan penyimpangan yang dilakukan oleh karyawan baik individu maupun kelompok. Oleh sebab itu, sebelum mengadakan pelatihan tentukan tujuan awal dan tujuan akhirnya sehingga biaya yang dikeluarkan berdampak untuk perusahaan.