Oleh : Noto Susanto, SE, MM, CSTMI, CPHCM, CNHRP, CHLP, CPS.
Sahur adalah aktivitas umat muslim di bulan suci ramadan yang biasanya menyantap makanannya dilaksanakan sekitar jam  02.00 Wib dini hari sampai dengan sebelum waktu imsyak atau sebelum adzan subuh.
Dalam ajaran Islam "bahwa tidak pernah ada aturan yang menyatakan inti dari pelaksanaan puasa atau menjadi syarat wajib sahur. Rasullullah tidak pernah mengajarkan di antara syarat sahnya puasa adalah melaksanakan sahur, sehingga puasa yang dilakukan oleh umat muslim tidak tergantung makan sahur atau tidaknya makan sahur tersebut".
Pelaksanaan sahur tahun 2021 sangat berbeda dengan tahun 2020 lalu, dikarenakan tidak terdengar suara anak remaja yang keliling membawa bedug dengan tujuan membangun warga  sembari teriak-teriakan bersamaan dengan memukul bedug agar sahur tidak kesiangan.
Perbandingan ajaran Islam dan anak remaja keliling membawa bedug, menjadi pelajaran untuk umat muslim yang sedang menikmati sahur karena memiliki nilai budaya yang harus kita cermati seperti dengan kalimat sahur menjadi kesiangan dan tidak melaksanakan sahur tidak membatalkan puasa.
Artinya perbandingan diatas adalah bahwa berpuasa diperbolehkan tidak melaksanakan sahur dengan catatan sesuai dengan ajaran Islam seperti dengan alasan bisa saja sedang tidak selera makan sahur, sedang sakit namun tetap ingin melaksanakan puasa, atau sudah niatkan puasa namun bangunnya kesiangan.
Kesempatan kali ini, penulis akan menceritakan bahwa sahur di bulan suci Ramadan 1442 hijriah ditemani oleh istri, kebetulan sedang mengandung atau sedang hamil anak kedua. Hal ini menjadi perjuangan istri karena selera makan ada namun sering mual-mual, nasi dan lauk-pauk yang dimakan dimuntahkan kembali.
Hal sederhana sahur bersama istri dengan dilengkapi lauk-pauk seperti pindang iga, hati sapi goreng, dan rendang daging. Konsep sahur kali ini, ingin lebih cepat dimasak dan tidak terlalu ribet dengan menu masakan yang lain. Sehingga istri tidak terlalu lelah dan santapan sahur tetap maknyuss dinikmati.
Pada dasarnya menu masakan sahur tergantung masing-masing individu masyarakat khususnya umat muslim yang sedang melaksanakan puasa esok harinya. Sebab menu yang akan disantap memberikan semangat atau dorongan untuk tetap semangat berpuasa.
Selain menikmati menu sahur pertama, selanjutnya penulis akan nikmati juga hasil tontonan acara AKSI di stasiun televisi Indosiar, yang mana menebar kebaikan oleh para peserta ustadz dan ustadzah dari perwakilan 5 Negara yang mengikuti lomba AKSI diantaranya perwakilan dari Indonesia, Malaysia, Brunai Darussalam, Singapura, dan Timor Leste.
Dari hasil ceramah tersebut, kemudian penulis menterjemahkan berdasarkan analisa dan pengalaman terutama dalam suasana bulan suci ramadan dan kehidupan sehari-hari yang orientasinya terhadap kehidupan manusia dalam berbagai pandangan, diantaranya :