Dengan demikian dari beberapa materi disampaikan ada hal juga yang menjadi  belajar  online seperti kendala nonton video atau game, komunikasi dengan guru dan teman, memberikan tips belajar daring , atur tempat untuk belajar, buat rencana belajar, lihat mata pelajaran, mencari tempat yang nyaman terutama di rumah, kerumunan dan keramaian, jadwal belajar, luangkan waktu bersantai dan bermain.
Adapun hasil diskusi dan tanya jawab kepada Ulva siswi kelas 2 SD dan Abi kelas 1 SMP, ada beberapa kesimpulan dari siswa dan siswi tersebut. Di antaranya bosan kebanyakan di rumah, belajar di rumah, belajar dibantu oleh ibu, lebih enak bertemu dengan ibu guru, lebih enak belajar dikelas, dan lain sebagainya.
Sisi lain yang membuat tidak semangat belajar adalah Kouta habis, paket kurang, materi kurang maksimal, dan internet menjadi kendala juga. Besar harapan dari siswa dan siswi tersbut untuk dilaksanakan kembali sekolah tatap muka.
Setelah selesai pemaparan materi, dilanjut melaksanakan photo bersama kepada peserta PKM, pak RT, pak RW, ketua karang taruna, dan warga setempat. Sebagai bahan dokumentasi dan laporan kegiatan PKM, dan di lanjutkan pembagian bingkisan dan sembako baik kepada peserta dan anak yatim juga.
Dengan demikian, acara selanjutnya evaluasi kegiatan PKM dan koordinasi dengan pak Hasan dan pak Anjas sebagai ketua RT/RW, tanda tangan sertifikat dan makan siang bersama.
Semoga kegiatan PKM ini bermanfaat untuk masyarakat desa Pabuaran terutama kepada peserta PKM siswa dan siswi, serta tetap menerapkan ilmu yang disampaikan semangat belajar daring ditengah pandemi Covid-19.
Jika ada kekeliruan mohon dimaklumi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H