Mohon tunggu...
Noto Susanto
Noto Susanto Mohon Tunggu... Dosen - Menata Kehidupan

Saya Sebagai Dosen, Entrepreneurship, Trainer, Colsultant Security dan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Literasi Perguruan Tinggi, Mencerdaskan Anak Bangsa

20 Maret 2021   12:53 Diperbarui: 20 Maret 2021   12:57 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo republika.co.id dan stkippgriponorogo.ac.id


Oleh : Noto Susanto, SE, MM, CSTMI, CPHCM, CNHRP, CHLP, CPS

Perguruan tinggi merupakan tempat pendidikan formal yang diselenggarakan oleh kampus, dengan peserta didik mahasiswa dan dosen sebagai tenaga pendidik . Bagian akhir dari perjuangan menimbah ilmu setelah lulus dari sekolah menengah umum sederajat.

Perguruan tinggi negeri atau swasta, bahkan perguruan tinggi nasional maupun internasional. Tentunya memiliki sumber daya yang mendukung dalam menjalankan kegiatan, operasional, dan program kampus tersebut. Salah unsur pendukung yang ada di perguruan tinggi, selain sumber daya manusia hendaknya melengkapi dengan tekhnologi yang canggih. Terutama melihat kondisi saat ini, kegiatan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan online atau belajar daring.

Dengan situasi pandemi virus corona, kesempatan dari manajemen kampus melakukan inovasi dan perubahan terutama yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar. Hal ini yang menjadi fokus sistem informasi manajemen melalu sumber daya teknologi.

Perkembangan teknologi di era modern, sudah seharusnya perguruan tinggi atau kampus menerapkan teknologi digital dalam berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, baik yang diterima oleh mahasiswa dan yang diberikan oleh dosen.

Penerapan sistem teknologi digital untuk membangkitkan motivasi belajar mahasiswa dan mahasiswi. Hal tersebut lebih muda melakukan penilaian baik dari sistem atau prosedur yang diterapkan oleh kampus, pembelajaran oleh mahasiswa dilaksanakan bisa bervariasi baik melalui online dan jika sudah diperbolehkan tatap muka.

Kegiatan belajar mengajar tersebut, mampu menciptakan budaya persaingan yang sehat dan profesional. Artinya bagaimana pihak kampus atau perguruan tinggi tertentu, mengkomunikasikan kepada seluruh masyarakat bahwa kampus si A atau si B memiliki nilai dan sistem yang mendukung dan fasilitas yang memadai.

Persaingan kampus menjadi persoalan bukan menunjukan siapa yang baik dan siapa yang paling berkualitas. Pada dasarnya baik dan kualitas tentunya bisa dirasakan masyarakat Indonesia dengan biaya terjangkau dan kelulusan mahasiswa dari kampus tersebut, mampu juga bersaing di dunia kerja.

Berbeda dengan penilaian masyarakat menengah kebawah dan masyarakat menengah keatas, artinya persepsi ini tergantung dari mana menilainya seperti walaupun biaya tinggi asal putra-putri nya bisa melanjutkan sekolah perguruan tinggi yang terkenal dan punya nama, berbeda juga biaya terjangkau yang penting putra-putri bisa kuliah di kampus manapun untuk masyarakat menengah ke bawah.

Perbedaan kampus atau perguruan tinggi, perlu dibangun menjadi persahabatan lintas kampus. Artinya bisa sharing dalam kegiatan belajar atau program studi dan jurusan kuliah yang sama, sehingga berbagi pengalaman dan wawasan dari masing-masing perguruan tinggi, dosen, dan mahasiswa.

Dengan demikian dalam waktu jangka panjang, bisa menerapkan studi banding  antar kampus tertentu, baik kegiatan belajar, sistem, prosedur, inovasi, teknologi baru, dan lain sebagainya. Hal ini bisa meningkatkan kualitas pembelajaran yang produktif baik yang dilakukan oleh mahasiswa, dosen, maupun yang dilakukan oleh pihak manajemen kampus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun