Mohon tunggu...
Noto Susanto
Noto Susanto Mohon Tunggu... Dosen - Menata Kehidupan

Saya Sebagai Dosen, Entrepreneurship, Trainer, Colsultant Security dan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kendala dan Solusi Literasi saat Membuat Kalimat dalam Tulisan?

15 Desember 2020   15:26 Diperbarui: 15 Desember 2020   15:38 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kolase photo matakota.id dan photo maryam-qonita.blogspot.com.

Pengalaman menulis memang menjadi guru yang paling tinggi dan mulia derajatnya, sebelum kita memahami banyak hal dalam menulis tentunya masih melihat tulisan orang lain. Artinya menulis itu bagian dari kita yang merrasakan setiap hari untuk mencari informasi sesuai kebutuhan.

Bagian dari kita untuk menulis adalah zaman sekarang sudah berubah menjadi teknologi digital, rata-rata masyarakat Indonesia sudah menggunakan Smartphone artinya sangat berhubungan dengan tulis menulis contohnya memliki Facebook, mempunyai WhatsApp pribadi dan lain sebagainya.

Facebook dan WathApp sangat berhubung erat dengan media sosial, dengan kita berkomunikasi melalui WhatsApp baik personal atau melalui group dan menggunakan Facebook. Kegiatan media sosial ini secara tidak langsung bagian dari menulis dan tentunya menggunakan jari untuk menyampaikan pesan, informasi, kegiatan atau lainya.

Menulis bagian dari menyampaikan komunikasi satu arah, karena pihak penerima tidak bisa menerima secara langsung. Maksudnya dari apa yang disampaikan melalui tulisan dinikmati oleh pembaca, sehingga pesan atau informasi bisa diterima dengan baik.

Apakah pesan dan informasi bisa diterima dengan baik atau dibaca bagi yang melihat tulisan kita, artinya itu tergantung bagaimana menyajikan tulisan kedalam bahasa, kata, dan kalimat yang menarik. Sehingga pembaca merasa senang dan geleng-geleng kepala (Heran atau Kaget), karena memang tulisanya bagus.

Menjadikan tulisan yang baik atau membuat tulisan yang menarik, tentunya pasti mempunyai kendala diawal dalam hal menulis baik secara kemapuan menulis atau dari sisi teknik tulisan. Maka dari itu, saya akan menyampaikan kendala apa saja yang menjadi kendala dalam menulis.

Kendala menulis menjadi pengalaman pribadi yang akan saya ceritakan, sesuai apa yang di alami baik secara pemikiran, waktu, dan isi tulisan, berikut kendala dan ceritanya :

1.27 Mei tahun 2020 saya mengirim artikel atau tulisan online yang akan di kirimkan untuk kebutuhan kampus, kebetulan saya menjadi Dosen di salah satu Universitas Tangerang selatan.

2.Dalam proses menulis ini, berjalan sekitar  dua bulan lebih begitu sulitnya membuat tulisan, kemudian saya minta bantuan istri dengan judul tulisan ' Berpikir Positif Dalam Situasi Pendemi Virus Corona'. 

3.Selama dua bulan lebih, saya bersama istri bagi tugas menulis antara paragraf satu dengan paragraf selanjutnya, ternyata sulit mengabungkan jika tulisan orang lain digabungkan menjadi tulisan kita sendiri, akhirnya tulisan belum menjadi Artikel juga.

4.Sedikit emosi dikarenakan tulisan sudah ada namun antara paragraf tidak enak dibaca dan tidak nyambung, kemudian saya membaca artikel dan  melihat YouTube dengan judul tulisan yang sama. Sebagai refrensi menulis, dengan tujuan untuk merangkai kata menjadi kalimat yang tepat dan benar.

5.Dengan keterpaksaan akhirnya artikel tersebut dikirimkan kepada manajemen kampus, walaupun saya sadar artikelnya belum sempurna dan banyak kekeliruan dalam hal menulis tersebut. Artinya hanya sebatas menulis dan sebatas kewajiban untuk tugas sebagai dosen.

Dari 5 poin di atas sebagai gambaran bahwa menulis tidak seindah yang kita bayangkan untuk menjadi penulis yang sesungguhnya. Artinya tidak sesuai dengan harapan apa yang kita mau terkait menulis tersebut.

Saya coba bandingkan kendala dan solusi menulis 7 bulan yang lalu dengan kondisi menulis saat ini, diantaranya adalah :

1.Belum mempunyai ilmu Menulis :

Awalnya saya hanya menulis dan tidak ada Basic ilmu untuk menulis, boleh dikatakan juga yang penting asal menulis. Terutama dari cerita di atas hanya sekedar memenuhi tugas dari manajemen kampus, kemudian jadi artikel tulisan online.

Berbeda dengan sekarang, berkat kemauan dan tekad untuk menulis, Alhamdulillah saya memiliki sertifikat kelas menulis online yang di selenggarakan oleh CV. Alineaku, didukung oleh mentor dan guru yang luar biasa, beliau adalah Pak Cahayadi Takariawan atau di panggil pak Cah atau pak Ustadz.

2.Belum percaya diri Menulis :

Dengan waktu yang lama di atas hampir dua bulan tulisan belum jadi juga, walaupun sudah melihat contoh tulisan yang lain. Karena masih belum yakin bahwa tulisan ini bisa di terima oleh pembaca dengan baik.

Yang saya rasakan hari ini adalah luar biasa hampir setiap hari saya menulis sudah berjalan dari 3 November 2020 sampai dengan sekarang, tulisan tersebut menggunakan Blog Kompasiana. Jumlah tulisan saat ini sudah sampai 70 tulisan yang sudah menjadi artikel online, dalam waktu satu bulan 12 hari.

3.Masih takut salah dalam Menulis :

Ini yang selalu menghantui, berpikir apakah benar yang akan saya tulis. Terutama dalam melihat dan mengutip tulisan orang lain, artinya sangat jauh harapan untuk terus menulis, banyak juga kegelisahan dan kegalauan dalam menulis tersebut.

Prinsipnya saat ini adalah yang penting menulis walaupun salah, banyak yang keliru, kata dan kalimat masih tidak nyambung tidak menjadi masalah.

Positifnya adalah bahwa setiap kesalahan atau koreksi dari orang lain, merupakan bagian gizi dan amunisi untuk melakukan perbaikan dalam hal menulis tersebut.

4.Ide dan konsep dalam Menulis :

Sangat jauh dengan harapan ilmu menulis saja belum punya, apalagi mempunyai ide, konsep yang tidak benar sebelumya adalah dengan mengutip tulisan dan nonton video orang lain, artinya tidak ada ide lain untuk menulis selain mengutip, karena merupakan sumber kebenaran dan dari berbagai macam tulisan orang lain.

Berbeda dengan saat ini, berkat seorang guru pak Cahyadi dan Alineaku saya bisa lebih tau ide tulisan yang bagus. Tulisan bagus memilik unsur diantaranya dengan mempunyai Judul tulisan, pendahuluan, isi tulisan, dan penutup.

Dengan memiliki ide dan konsep tulisan tersebut, menulis menjadi lebih cepat, terukur, dan terorganisir. Artinya pengalaman saat ini menulis bisa diselesaikan dalam waktu 2 jam, dari berbagai macam judul tulisan.

Dari ke empat Point di atas, menjadi kendala dan solusi dalam menulis pemula, terutama Pengalaman pribadi di awal Mei tahun 2020. Dengan demikian kuncinya untuk menghadapi kendala menulis di atas adalah :

1.Konsisten belajar menulis.

2.Tetap percaya diri dalam menulis.

3.Jangan takut salah dalam menulis.

4.Harus mempunyai ide dan konsep dalam menulis.

5.Memiliki guru, mentor, dan komunitas menulis.

6.Komitmen apa yang kita tulis.

7.Banyak membaca buku atau tulisan orang lain sebagai refrensi.

Dari uraian di atas, semoga bisa bermanfaat terutama bagi penulis pemula atau baru belajar menulis. Jika ada kekeliruan mohon dimaklumi.

Salam Literasi Tulisan....

Oleh : Noto Susanto, SE, MM, CSTMI, CPHCM, CNHRP, CNLP, CPS.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun