Sore ini menerima materi 'Teknik Jitu membuat Buku' tentunya sudah kita kenal semua yang selalu membangun semangat dan motivasi untuk konsisten menulis, beliau adalah pak Cahyadi (Pak Cah atau Pak Ustadz).Materi yang disampaikan sangat bermanfaat, kebetulan sehari sebelumnya sempat komunikasi dengan pak Cah melalui WhatsApp pribadi, kemudian saya menyampaikan mau membuat buku? Kemudian dijawab kembali ada berapa karakter dan ada berapa kata?
Selanjutnya saya bingung dan bertanya kembali kepada pak Cah, seperti apa karakter tulisan, dengan keikhlasan pak Cah, untuk membantu dan memberikan gambar terkait karakter tulisan tersebut, Alhamdulillah saya menjadi lebih paham dan lebih mudah mengerti.
Sebetulnya saya paham sih, alur untuk membuat buku seharusnya mengikuti kelas antalogi, mengikuti kelas solo karena disanalah kita belajar membuat buku sesungguhnya. Kemudian saya menanyakan kembali kepada pak Cah bagaimana sebaiknya terus membuat buku atau mengikuti kelas menulis buku solo.
Lalu pak Cah memberikan pengarahan yang cukup jelas, tidak harus mengikuti kelas terlebih dahulu asalkan ada naskahnya atau tulisan artikel kita sendiri, artinya modal awal untuk membuat buku adalah naskah.
Dilanjutkan kembali, saya menjelaskan naskah sekitar 195 karakter, tebalnya naskahnya sekitar 200 halaman. Saya merasa bangga karena tulisan itu selamat satu bulan 7 hari. Dari tulisan tersebut berbagai macam artikel seperti tentang Virus Corona, Politik, Manajemen, Wirausaha, dan lain sebagainya.
Menyambung dari perbincangan di atas dengan pak Cah, akhirnya saya mengikuti kelas online atau melalui zoom materi seperti diatas yang paling fokus ' Teknik Jitu Membuat Buku'. Kuncinya adalah Komitmen dan konsiten dalam membuat perencanaan buku tersebut.
Konsisten dan komitmen yang di maksud tidak dibatasi waktu dalam membuat buku tersebut, apakah harus 30 hari atau 100 hari tidak menjadi persoalan, asalkan ada progres dengan bisa membagi waktu kapan harus membuat buku atau kegiatan lainnya.
Selanjutnya pak Cah, menyampaikan juga bahwa ada satu poin penting yang harus di hindari dengan kata 'ALASAN'. kata alasan membuat kita kurang mendisiplinkan diri seolah-olah kita banyak pekerjaan atau memang tidak ada waktu, maka dari itu alasan terkesan menjadi malas dengan harapan semua itu berubah menjadi konsisten dan komitmen tersebut.
Pak Cah menyampaikan juga, ada beberapa contoh teman literasi yang sudah membuat buku hanya dalam waktu 14 hari, walaupun dalam proses edit, terbit sampai dengan cetak. Hal tersebut mempengaruhi teman literasi lainya untuk terpacu dalam membuat buku tersbut.
Kicauan teman literasi yang bertanya ini menjadi semangat juga teman-teman yang lain, sehingga lebih paham walaupun tidak bertanya secara langsung, setidaknya mewakili dan mendengarkan juga apa menjadi jawaban pak Cah dari pertanyaan tersebut.
Dari hiruk pikuk teman literasi, membuktikan bahwa kebenaran kita semua adalah berkat dari seorang guru atau mentor, tanpa beliau terutama pak Cah yang selalu memberikan sinar terang dalam kegelapan.
Menjadi salut adalah dari seorang pak Cah, menyampaikan ada seorang bertanya apakah beliau kehidupan sehari-hari dari menulis atau penjualan buku, pak cah menjawab dengan lugas dan sangat berbobot bahwa pak cah mengajar orang menulis ya harus bisa menulis, walaupun secara tidak langsung memang ada tapi bukan bisnis tujuan utamanya.
Pak Cah menyampaikan juga, bahwa dengan menulis dan sudah mempunyai buku sebanyak 65 buah, menjadi pembicara di tempat-tempat tertentu baik di Indonesia maupun di luar Indonesia. Diluar negeri seperti di Jepang, Mesir, Australia, dan lain sebagainya sedangkan untuk di Indonesia lebih banyak lagi, untuk saat ini masih tetap ada agenda berhubung situasi pendemi Virus corona. Hal tersebut merupakan bagian kebanggaan seorang pak Cah masih bisa terus berbagi dan bermanfaat untuk orang lain.
Maka dari itu, penulis memberikan kesimpulan terutama untuk membuat buku :
1.Jangan membuat 'ALASAN' sehingga menjadi beban pikiran dan akhirnya pembuatan buku tersebut hanya sebatas angan.
2.'KOMITMEN dan KONSISTEN' Merupakan tolok ukur pertama dalam membuat buku, walaupun sibuk agar untuk meluangkan waktu untuk Progres pembuatan buku tersebut.
3.'MENULIS, MENULIS , dan MENULIS, dengan menulis kita memiliki Naskah, jika tidak menulis 100 % pasti mengalami kegagalan dalam pembuatan buku tersebut.
Demikian dan terima kasih, semoga bermanfaat untuk orang banyak dan untuk kota semua.
Salam Literasi...Buku Menjadi Karya.
Oleh : Noto Susanto, SE, MM, CSTMI, CPHCM, CNHRP, CNLP, CPS.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H