Oleh: Noto Susanto,S.E,M.M,CSTMI,CPHCM.
Bertanya yang tidak akan habis waktunya, bahwa biasanya manusia menilai kebaikan itu dari berbagai macam sudut pandang yang berbeda-beda tergantung manusia itu sendiri.
Berbeda-beda penilaian kebaikan itu tentunya dilihat dari berbagai macam kegiatan dan aktifitas apa yang mereka lakukan baik itu sengaja atau tidak sengaja, karena berbuat kebaikan itu spontanitas.
Apa hubungan berbuat baik dengan spontanitas, hal ini mengaitkan bagaimana cara kita memberikan dengan perasaan, pikiran, dan mempunyai hati, kenapa demikian banyak juga manusia di luar sana mau memberi kepada seseorang ingin di lihat dari sisi manusia lainya atau setelah memberikan sesuatu membutuhkan sanjungan bahwa mereka adalah orang yang berbuat baik.
Maka dari itu, sangat penting manusia berbuat baik tetap menguatkan diri dan menggunakan perasaan, pikiran, dan hatinya karena berbuat baik tidak perlu sanjungan dan tidak perlu di lihat dari manusia. Kita harus yakin dan percaya jika kita berbuat baik kepada orang lain nanti suatu saat orang lain akan membalas kebaikan tersebut.
Orang lain yang dimaksud adalah orang yang yang membalas di luar dari orang-orang yang kita berikan, kita bantu, dan kita tolong karena jika kita berharap orang itu yang membalasnya. Yang akan kita simpulkan bahwa orang itu tidak membalas kebaikan apa yang kita berikan kepada mereka.
Coba kita berpikir sederhana, saya akan ambil contoh kedua orang tua kita sendiri yang senantiasa menjadi ratu dan raja sepanjang masa kehidupan di dunia ini.
Apa yang kita pikirkan tentang kebaikan yang diberikan oleh kedua orang tua kita tersebut, tentunya dimulai dari mengandung, melahirkan, membesarkan, menafkahi, biaya sekolah, uang jajan, membeli pakaian, makan, dan banyak hal lainnya yang tidak bisa saya perhitungkan satu persatu.
Begitu juga orang tua yang berada di luar sana pastinya melakukan hal yang sama serta menginginkan putra dan putrinya tumbuh besar mempunyai pekerjaan yang layak, dewasa dan mandiri tentunya mampu mengendalikan emosi dari tindak-tanduk kedewasaan dan kemandirian dari perjalanann hidupnya.
Bagaimana dewasa dan mandiri yang di maksud dari seorang bayi, anak-anak, remaja, bisa bekerja, sampai dengan ke jenjang pernikahan serta mendapatkan seorang keturunan yaitu anak.
Dari menceritakan kedua orang tua kita tersebut, apakah itu tidak dinamakan kebaikan yang luar biasa. Namun itu tidak pernah di ungkapkan mungkin sudah menjadi kewajiban seorang ibu dan ayah tapi kita sadar bahwa kedua orang tua kita orang yang hebat dan orang yang luar biasa.
Balasan dari kebaikan yang di harapkan kedua orang tua kita sebetulnya ini yang tidak di ungkapan secara langsung dan sebagai anakpun ikut merasakan itu membalas dengan tulus dan lapang dada.
Membalas dengan tulus dan lapang dada itu bagaimana caranya kita harus memikirkan orang tua kita dengan usia senja, renta dan sudah berumur, sebetulnya ini harus menjadi perhatian khusus untuk diajak tinggal bersama kita.
Menurut saya inilah kebaikan yang sesungguhnya dan seorang anak tidak membalas dengan kegiatan yang sama, ini menjadi siklus kehidupan untuk berbuat kebaikan mempunyai anak, kemudian mempunyai cucu, mempunyai cicit dan seterusnya.
Dan bagaimana Asumsi di luar sana tentang kebaikan dan apa sebetulnya yang akan saya sampaikan tentang harapan hasil kebaikan :
- 1.Berbuatlah baik kepada siapa saja:
- Ketika kita berbuat baik kepada Si A jangan sekali-kali berharap Si A tersebut membalasnya, bisa jadi yang akan membalas kebaikan dari Si A tersebut adalah Si B bisa juga si C atau mungkin ketika Si A yang membalas bukan hal sama kita lakukan terhadap Si A tersebut.
- 2.Berbuat baik jangan memilih:
- Berbuat baik kepada siapa saja, apa yang kita perbuatkan untuk mendapatkan kebaikan biarkan saja orang lain yang menilainyaÂ
- 3.Jangan berasumsi bahwa kebaikan itu sama:
- Kebaikan seseorang itu berbeda beda baik yang terlihat atau tidak terlihat tergantung niatnya contohnya saja mengingatkan dan menyapa itu adalah bagian kebaikan tidak harus dengan menerima atau memberikan sesutu baik barang ataupun makanan.
- 4.Berbuat baik tidak butuh pujian dan sanjungan:
- Lakukan saja dengan tulus dan ikhlas, dengan demikian secara otomatis orang yang yang berada di sekitar pasti menyatakan bahwa kita telah berbuat baik.
- 5.Berbuat baik peduli dengan orang lain:
- Tentu kita sadari bersama berbuat baik itu tidak harus berupa barang atau makanan, ada hal yang lain juga seperti : Memberikan informasi yang positif, menegur dan menyapa kepada diri kita, mengingatkan kita ke arah yang lebih baik dan lain sebagainya.
Demikian dari ulasan di atas, dapat penulis sampaikan semoga bisa berbagi kebaikan dengan kebaikan maka kita akan menghasilkan ikhlas, tulus, peduli, tanpa mengharapkan apapun dari Siapun.
Mohon maaf segala kekurangan dan kekeliruan semoga kedepan semakin lebih baik dan berkualitas.
Salam kebaikan...Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI