Oleh : Noto Susanto,S.E,M.M,SCTMI,CPHCM
Sering kali kita bertanya-tanya, siapa ya yang paling sempurna di muka bumi ini.perlu kita ketahui, bagi sebagian orang untuk melihat kesempurnaan manusia hanya melihat dari sisi luar atau fisiknya saja.
Dari sisi luar atau fisik Manusia, di nilai dari cantik dan tampan, kaya dan mewah. Biasanya kita belum tau apakah hanya itu di katakan sempurna sedangkan sisi dalamnya belum di ketahui.
Kesempurnaan dari dalam Manusia, bisa di rasakan apabila kita mengenal lebih dekat contohnya hati nya baik dan suka berbagi, perilaku dan tutur katanya sopan dan lain sebagainya.
Mengenal manusia lebih dekat atau anggap saja orang-orang yang berada di sekitar kita baik itu keluarga, teman dekat dan tetangga.
Penilaian manusia terhadap orang-orang sekitar mempunyai persepsi yang berbeda-beda tergantung hasil pemikiran orang itu sendiri.
Coba kita bayangkan hasil persepsi atau pendapat orang lain terkait sempurna :
1.Persepsi terhadap Keluarga:
✓Si A baik tapi suka berkata kasar terhadap saudaranya.
✓Si B suka menolong tapi sulit bangun pagi dan lain sebagainyaÂ
2.Persepsi terhadap Tetangga :
✓Tetangga A baik sih, tapi Jika marahin anaknya suka teriak-teriak dan banting pintu.
✓Tetangga B jutek banget, tapi baik dan suka memberi makanan dan lain sebagainya.
3.Persepsi terhadap Rekan kerja :
✓Si dia itu hanya dekat pimpinan saja, kalau pekerjaan banyak yang tidak menguasai.
✓Si dia itu hanya bisa teori saja, tapi kalau praktek tidak terimplementasi dengan baik dan lain sebagainya.
Dari persepsi di atas terhadap hasil menilai orang-orang sekitar hanya pada tempatnya ya saja, jika seperti itu tidak ada manusia yang sempurna di mata manusia lainnya.
Bagaimana selanjutnya jika kita mau sempurna, kita harus berpikir menyempurnakan diri kita sendiri dan keluaraga karena orang lain tidak ada yang menyempurnakan manusia lainnya.
Coba kita lihat dari sudut pandang yang lain terkait Kesempurnaan tersebut :
Konsep manusia menurut pembahasan Lao Tze dan al-ghazali, didasari dari nilai-nilai dalam realita kehidupan,kriminalitas dan permasalah sosial dan kebebasan modernisme tanpa batas.
Filosofi Kesempurnaan sesungguhnya adalah manusia yang bisa bersedih dan bisa bahagia yang pasti memiliki sisi-sisi kekurangan kemudian belajar untuk menyempurnakannya.
Dari pembahasan di atas bahwa pada dasarnya manusia tempatnya salah dan lupa, jadi kesimpulannya yang sempurna hanya Allah SWT, jika manusia ingin lebih sempurna ya sempurnakan diri sendiri karena orang lain tidak akan menyampaikan diri kita lebih sempurna dari manusia lain.
Salam Perubahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H