Coba teman-teman bayangkan, bagaimana seandainya kalian tertidur malam ini, kemudian ketika terbangun, kalian sadar bahwa kalian sedang berada di sebuah lingkungan tanpa listrik, tanpa jaringan HP, dan tanpa fasilitas yang memadai. Kira-kira kalian bisa bertahan hingga berapa hari? Kalau kalian ingin mencoba tantangan ini, coba kunjungi salah satu desa di Kecamatan Camba, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi-Selatan, yaitu Benteng.Saya sudah pernah merasakan tantangan demikian, bersama teman-teman anggota LPM Penalaran UNM.
Salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah Pengabdian pada Masyarakat. Hal itulah yang mendasari Kami mengadakan Karya Bakti Ilmiah Nasional dengan tema “ Menciptakan Sumber Daya Manusia yang Aktif, Kreatif, Produktif, dan Kompetitif dalam Menerapkan Produk Penelitian bagi Kepentingan Masyarakat”. Kegiatan ini kemudian kami follow up-i pada tanggal 17-21 September 2014
[caption id="attachment_331318" align="aligncenter" width="576" caption="selfie bersama panitia Follow UP KBI Nasional"][/caption]
Di hari Rabu yang berkesan itu kami memulai sebuah perjalanan yang penuh perjuangan. Meninggalkan sejenak bangku perkuliahan. Melewati jalan di Makassar yang menyesakkan dan penuh dengan kemacetan, lalu memasuki Maros yang masih asing. Namun perjungan kami tidak sampai disitu. Ternyata bus yang kami tumpangi tidak bisa masuk sampai ke Desa Benteng tujuan kami, sehingga kami harus melanjutkan perjalanan dengan menggunakan truk. Di atas truk kami merasa terkocok-kocok karena medan tempuh yang berbatu, naik-turun, berkelok-berkelok, dan berdebu. Tetapi hal ini ternyata membuat kami makin bersemangat karena seolah-olah menikmati roller coaster.
Desa Benteng adalah desa yang kaya dengan sumber daya alam. Pohon-pohon kemiri sebagai sumber penghasilan utama masyarakat, berdiri kokoh bersama pohon-pohon pinus dan pohon-pohon kelapa. Berbagai jenis tumbuhan lain pun bisa didapatkan dengan mudah disini. Namun rupanya sumber daya alam di sana tidak diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia. Banyak masyarakat yang belum mengutamakan pendidikan, banyak yang buta aksara, tenaga pengajar yang sedikit, fasilitas pendidikan yang kurang, dan berbagai masalah lain yang serupa tapi tak sama dengan Desa Gantung,Belitung Timur dalam film Laskar Pelangi.
Namun adat-istiadat dan perilaku sopan-santun terasa hangat disana. Setiap orang bersikap ramah, mudah bergaul, saling menyayangi, dan saling membantu yang lebih terasa dibandingkan dengan apa yang kami dapatkan di kota membuat saya dan teman-teman merasa betah disana.
[caption id="attachment_331319" align="alignleft" width="300" caption="Poster Follow UP KBI Nasional"]
Ada 3 program kerja utama yang kami follow up-i,yaitu Pelatihan Kerajinan Tempurung Kemiri, Pelatihan Minyak Kemiri, dan Bolla Macca’ (Rumah Pintar). Adapun cabang dari Bolla Macca’ yaitu Nalar Ngajar, Nalar Ngaji, Permainan Edukatif, Nalar Bakat, dan Bioskop Edukatif.
Kerajinan Tempurung Kemiri
[caption id="attachment_331333" align="alignnone" width="300" caption="Suasana Pelatihan Pembuatan Kerajinan dari Tempurung Kemiri"]
Biasanya masyarakat langsung membuat tempurung kemiri setelah dikupas, atau paling tidak menjualnya dengan harga Rp 700,00/kg. Harga ini tentu sangat murah jika dibandingkan dengan usaha masyarakat untuk mendapatkannya. Akhirnya kami melakukan inisiatif untuk melakukan pelatihan pembuatan kerajinan dengan bahan dasar tempurung kemiri yang membuat tempurung kemiri memiliki nilai estetika tinggi dan tentu saja nilai ekonomi. Apalagi kerajinan ini dapat dibuat masyarakat di sela-sela aktivitasnya.
Pelatihan ini dilakukan pada siang hari. Pelatihan ini ternyata disambut baik oleh masyarakat, terlihat dari antusiasnya untuk menghadiri kegiatan, bahkan puluhan anak-anak pun ikut serta dalam kegiatan ini. Ada beberapa kerajinan yang kami latihkan, diantaranya celengan, tempan pensil, dll.
[caption id="attachment_331361" align="alignleft" width="300" caption="Hasil Kerajinan Warga Desa Benteng"]
Pembuatan Minyak Kemiri
[caption id="attachment_331337" align="alignnone" width="300" caption="Suasana Pelatihan Pembuatan Minyak Kemiri"]
Tugas utama dari tim minyak kemiri adalah untuk mengubah Mindset warga agar mau mengolah kemirinya menjadi minyak sebelum dipasarkan. Di pasar, harga 1 liter kemiri yang belum diolah adalah Rp 20.000,00. Bandingkan jika kemiri itu diolah terlebih dahulu menjadi minyak, 1 liter kemiri bisa menghasilkan 40 ml minyak kemiri dengan jual Rp 40.000,00. Hanya saja tentu masyarakat harus memproses kemirinya terlebih dahulu. hal itulah yang menjadi tugas dari tim minyak kemiri untuk melakukan sosialisasi dan pelatihan pembuatan minyak kemiri kepada warga Desa Benteng yang merupakan hal baru bagi mereka. Selain itu tugas kami adalah menyediakan pabrik dan juga tempat pemasaran hasil perasan minyak kemiri warga.
Bola Macca’
Bola Macca’ merupakan sebuah rumah kecil yang direncanakan dapat menjadi sumber informasi untuk masyarakat. Rumah ini diisi dengan ratusan buku yang merupakan hibah dari sponsor dan mahasiswa. Diisi pula media pembelajaran lain yang dapat menunjang proses belajar anak-anak.
[caption id="attachment_331339" align="alignnone" width="300" caption="Bola Macca"]
Salah satu agenda Tim Bola Macca’ adalah Nalar Ngajar, yaitu mengajar anak-anak SD dan SMP di kelas, dengan menjadikan motivasi belajar sebagai unsur paling esensial dalam materi pembelajarannya. yang menjadi kendala utama tim Nalar Ngajar adalah jauhnya jarak di tambah tidaknya adanya transportasi membuat tim kewalahan. Tetapi hal itu bisa diatasi dengan semangat tim Nalar Ngajar yang tidak mau kalah dengan semangat anak-anak Desa Benteng yang setiap hari menghapiri posko kami meminta untuk kami ajar.
[caption id="attachment_331343" align="alignnone" width="300" caption="Suasana Nalar Ngajar"]
Sehabis Nalar Ngajar, diadakan Nalar Bakat, yaitu pelatihan di bidang kesenian, seperti menyanyi, menari, drama, dll. hal yang tim Bola Macca' ajarkan disini adalah bagaimana agar anak-anak Desa Benteng mengenal dan mengetahui kebudayaan dan kesenian khas Sulawesi Selatan seperti Tari pa'duppa, Gandra Bulo, dll. yang diharapkan mereka ikut dalam melestarikannya.
[caption id="attachment_331346" align="alignnone" width="300" caption="Latihan Menari"]
Di sore hari diadakan dua kegiatan yaitu Nalar Ngaji dan permaianan Edukatif (Roket Air) untuk menambah nilai-nilai intelektual dan religius pada anak-anak Desa Benteng. Pada malam hari diadakan Bioskop Edukatif untuk seluruh masyarakat berupa pemutaran dan pengulasan film-film motivatif.
[caption id="attachment_331347" align="alignleft" width="300" caption="Nalar Ngaji"]
[caption id="attachment_331350" align="alignleft" width="300" caption="Permainan Edukatif (Roket Air)"]
[caption id="attachment_331349" align="alignleft" width="300" caption="Bedah Film Edukatif"]
di akhir perjalanan kami di Desa Benteng rasa sedih karena harus berpisah dengan para warga setalah sepekan lamanya berada disana, bercampur dengan aktifitas penduduk disana. kami pergi dengan berharap meninggalkan jejak yang indah yang akan mengubah Desa Benteng menjadi Desa dengan warganya yang terdidik dan berwirausaha. dan juga melalui Follow Up KBI Nasional ini kami ingin mengubah Mindset orang-orang tentang kampus kami. Kampus Orange pencetak Oemar Bakri bahwa kampus kami bukan kampus" preman" yang selalu bergelut dengan tawura antar mahasiswa. kampus kami adalah kampus yang dimana di dalamnya terdapat mahasiswa-mahasiswa visioner yang dengan ikhlas melakukan pengabdia kepada masyarakat menerapkan apa yang iya peroleh dari bangku perkuliahan. Terselip doa dari kami dalam kegiatan Follow KBI Nasional semoga apa yang kami kerjakan ini mendapat perhatian dari seluruh mahasiswa se-Indonesia agar dapat ditiru, karena kami yakin masih ada banyak Desa Benteng di luar sana. Amin
#Aksi Kami untuk Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H