" Kau suamimu marga apa" jawab abang anak bapak tua
' Kau tanyakan pada marga suami mu,bukan pada marga tobing" Â ujar abang dengan tegas
semua terdiam.begitupun aku yang sama sekali tidak mengerti aturan atau adat istiadat suku Batak.Orangtua kami Meninggalkan satu petak tanah seluas 1687m2 Â dan abang anak bapatua memutuskan tanah itu dibagi untuk kami 11 bersaudara dan seorang Cucu ibu atau kepobakan ku dari abang kami yang paling Besar.Sedangkan rumah Yang aku tinggali diputuskan untuk dimiliki oleh tiga anak laki-laki yaitu aku,dan kedua abangku.Sedangkan emas peninggalan semua dibagi rata Untuk Anak perempuan.Rumah Pertama yang didiami Oleh Mendiang ibu ditinggali oleh abang laki-laki yang paling besar dan kakak perempuan dengan anak dan suaminya.semua dituangkan dalam sebuah surat Keterangan yang dipegang oleh abang kami yang Nomer 3 almarhum.
Semakin hari semakin banyak kemelut dikeluarga kami.Mulai dari keributan mengenai rumah yang kami tinggali karena ada beberapa saudara perempuan kami merasa mereka berhak atas semua peninggalan orang tua kami. Mereka melupakan adat istiadat yang nota bene rajin mengikuti acara adat baik pernikahan atau pun upacara adat kematian,arisan marga-marga,Parsahutaon dan lain-lain yang sama sekali tidak aku ikuti. Karena percuma saja mengikuti semua itu toh mereka tidak mencerminkan seorang yang beradat yang menjungjung tinggi " Budaya Batak " dan  DALIHAN NA TOLU yang sering ku dengar terhapus oleh rasa keserakahan. Biar saja aku berbeda dengan mereka dengan Prinsipku.Kita hidup di jawa barat,lakukan pembagian waris seperti suku dijawa Barat ( mereka bodoh atau pura-pura bego,di suku Sunda pun pembagian warisan lebih condong ke anak laki-laki). awalnya aku tak peduli dan bisa menerima silahkan aja bagi rata. namun setelah hembusan fitnah dan hasutan mengenai status Rumah yang kami tinggali disebarkan kepada tetangga sekitar dan semakin mereka bernafsu semakin penasaran. Belajar dari teman yang juga ber suku batak,dari internet baru mata kami terbuka.sesungguhnya telah banyak penyimpangan dan ke tidak benaran di keluarga kami.Hak waris,cara bertutur kata,cara memperlakukan hula-hula dan lain-lain tidaklah terlihat dikelurga Ini. meskipun kadang mereka merasa mereka paling beradat dan lebih pintar.
Dan kadang  malu mengikuti semua itu,banyak pandangan sinis menatap kami ketika kami hadir mengikuti acara kematian kerabat atau arisan marga setelah mengetahui aku beristrikan Suku lain selain suku Batak.Dan ke sinisan itu kadang dihembuskan oleh saudara kami sendiri dengan maksud agar orang-orang di arisan membenci kami.
Tradisi berkumpul setiap malam tahun Baru seperti yang kami lakukan ketika orangtua kami masih ada kini hilang sudah.Terpisah,berkelompok dan terpecah. sangat menyedihkan.dengan dalih kita terlahir di bumi jawa barat maka Pembagian waris harus mengikuti adat suku yang ada di jawa Barat. Abang tertua ku yang juga beristrikan suku yang bukan suku Batak bernasib sama seperti ku. Tidak Dihargai. Aku tidak perduli dengan semua itu,Tuhan Tidak akan membedakan siapa dan suku apa istrimu dan agama apa kamu kelak di alam kubur.bukan kah setiap manusia punya hak untuk menentukan suatu pilihan?
Somba Marhula-hula
Elek Marboru
Manat Mordongan Tubu  Â
Ya DALIHAN NA TOLUÂ Kini hanya slogan di keluarga kami,tak ada lagi semua itu.kadang ada beberapa teman suku Batak tidak mempercayai apa yang terjadi di keuarga kami.Aku Banggga terlahir dari suku Batak dengan adat istiadatnya,hanya saja ada pertanyaaan besar. Suku yang sangat sopan,santun dan kokoh bersatu tidak ku lihat di sini,dikehidupan ku.Kadang ada beberapa teman yang menyembunyikan marga nya dengan alasan malu atau takut jika suatu saat mereka di acara adat tidak mengerti apapun.Suatu saat jika sudah bisa mampu berdiri sendiri ingin rasanya kutinggalkan rumah ini dan keluarga SINETRON ini dengan segala macam Intrik nya.
Ketika sang ibu yang sudah tua renta ditinggalkan sendiri tanpa ada seorangpun merperhatikan atau merawatnya,ketika sang ibu terbaring lemas di rumah sakit bisa dihitung jari siapa sesungguhnya anak yang dengan tulus menjenguk dan mengasihinya.Namun lihat setelah ibu tersayang pergi,semua berteriak harta nya tanpa malu dan tanpa pernah bertanya kepada diri masing-masing. APA YANG TELAH KAMU PERBUAT UNTUK IBUMU DI HARI TUA NYA DAN MENJELANG KEPERGIANYA