Mohon tunggu...
Nosha Gusti Nugraha
Nosha Gusti Nugraha Mohon Tunggu... -

melihat situasi dan tulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berbunga

16 April 2012   14:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:32 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jatuh setetes tinta hitam di kertas putih.
Mengambil rasa yang sudah hilang.
Kini sudah tersadari , dalam suci adanya dosa.
Sudah menangis mencari hatimu .
Agar kamu yakin.

Tapi, cukup.

Kuncupnya bunga berbeda dengan mekarnya,
Kecuali indahnya tidak terhapus jaman.
Dengan tabah hati ini berlalu,
Menunggu bagian yang telah hilang.

Apakah harus sekarang ku petik?

Kurasa tidak!
Terikatlah sudah ku dengan angan angan,
Demi menjadi makhluk yang mengisi bunga .
Mengganti lebah menjadi kupu kupu.
Yang hanya menghiasi dan tidak menyengat

Itulah hidup! 

saat kujauh untuk apa ku hidup,
Disisiku, dihatiku akan selalu ada jiwamu.
Bagai bunga yang membuka kuncupnya
Mengubah hari menjadi sulit.

Bila kulahir di saat kuncup akan hilang derita ini,
Dalam bebas kegembiraan palsu di saat mekar
Hanya layu yang dapat menyatukan mencari bagian hilang.
Di tanah orang orang suci kita akan menyatu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun