Sudahkan pembaca ketahui bahwa sebagian ular mampu menelan habis mangsa yang sebesar kambing atau lebih? Ya, bahkan lebih mirisnya, tidak sedikit korban manusia yang tercatat tertelan oleh ular. Lantas semengerikan apa rahang ular ini sehingga dapat membuka mocongnya begitu lebar?
Sebagian ular Allah ciptakan memiliki tulang di bagian belakang rangka tengkoraknya yang bernama tulang kuadrat (quadrate bone). Tulang inilah yang sangat berkonstribusi dalam pembukaan rahang ular hingga beberapa ular mampu memangapkan mulutnya selebar 175 derajat. Namun hebatnya, ini baru salah satu faktor mengapa ular dapat memakan buruan yang melebihi besar tubuhnya. Coba perhatikan gambar dibawah ini:
Betul, bukan hanya sendi rahang yang menempel pada kerangka kepala saja yang dapat elastis. Namun, sisi rahang bawah sebelah kanan dan kirinya pun dapat berpisah. Bukannya disatukan oleh tulang, rahang bawah ular justru ditengahi oleh ligamen yang dapat memanjang elastis.
Kemudahan dan keleluasaan ular inilah yang menjadikannya leluasa memakan mangsa yang berkali-kali lipat lebih besar ketimbang tubuhnya sendiri. Apalagi ditambah lambung dan kulitnya yang juga mampu elastis menjadikan ular semakin mudah menelan apa yang menjadi buruannya.
Terbatas Agar Tidak Melampau Batas
Dari uraian diatas boleh lah kita jadikan analogi bagi manusia. Tidak sedikit orang yang berakhir mengeluh dan menyalahkan takdir karena merasa tidak mendapat keadilan dari ketentuan Allah.
"Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku"(15) Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku"(16)" (Al-Fajr: 15-16)
Padahal terkadang Allah membatasi rezeki manusia sesuai dengan takaran yang telah allah tentukan, tidak lebih adalah sebagai sarana menjaga diri agar tidak bersifat rakus dan tamak. Agar lebih terang, mari kita menyimak firman Allah subhanahu wa Ta'ala:
"Dan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat." (Surah Asy-Syura: 27)
Dalam tafsir Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an Marwan Hadidi bin Musa mengatakan bahwa: ayat ini berkenaan dengan ahlus shufah yang berkata "seandainya kamu punya ini maka kamu akan demikian dan demikian" mereka berangan-angan, lantas turunlah ayat ini.