Sudah hampir tujuh tahun bisa menguasai tari tradisional membuat Umar ingin menyalurkan hobinya melalui mengajar dengan lainnya. Semangat yang selalu dijalani dalam hidupnya yang membuat banyak orang kagum padanya dan merasa nyaman saat bersamanya.Â
Mam atau Umar, begitulah dia dipanggil oleh teman-temannya. Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya merupakan sosok pemuda yang unik dibalik profesi sebagai mahasiswa. Lahir dan besar di kota Jeddah, KSA (Kerajaan Saudi Arabia) menjadikan Umar sebagai orang yang cinta akan keanekaragaman.
Meskipun lahir dan besar di kota Jeddah, KSA tidak menjadikannya lupa akan tanah air. Keputusannya untuk melanjutkan studi Strata 1 di Indonesia adalah sebagai bentuk kecintaannya pada Indonesia. Meskipun hal itu berat mengingat dirinya telah tinggal di kota Jeddah selama 19 tahun. Dengan kemampuan public speaking yang mumpuni, Umar pun memilih Ilmu Komunikasi menjadi program studi untuk dia tempuh.
Dalam kekurangan pada dirinya difabel di kedua tangannya tidak membuat patah semangat untuk menjalani hidupnya. Pemuda kelahiran Jeddah, KSA sebelum kembali ke Indonesia ini sudah memiliki banyak penghargaan dari negara Saudi Arabia beliau selalu mendapatkan juara saat sekolah di Saudi Arabia. Beliau juga dikenal sebagai sosok yang murah senyum seakan tiada beban dalam hidupnya. Dalam kekurangannya tidak akan menghalangi kegemarannya yang sudah melekat pada dirinya sejak kecil. Itulah yang menjadi keunikan tersendiri dalam diri Umar.
Berawal dari kecil hobi suka melihat tarian, dari situlah saat kelas satu SMP yang membuat Umar bertekat ingin belajar menari. Melalui menonton video tari, dia mulai memproduksi tarian dan belajar otodidak. Bagi diri Umar belajar menari bisa untuk melestarikan budaya Indonesia karena merupakan warisan yang terhingga, hal ini yang membuat Umar untuk menyalurkan bakat dan hobinya kepada seseorang yang ingin belajar menari. Keterbatasan fisiknya tidak membuat pengalang untuk mencintai tanah airnya.
Dari situlah Umar saat ini sedang menyandang sebagai pelatih penari di UKM tari di Untag Surabaya. Berawal mulai bisa menguasai berbagai tarian dari Indonesia terutama tarian Bali, Jaipong dan tarian Jawa lainnya. Hobi menari tradisional sampai saat ini yang membuat Umar mempunyai banyak pengalaman yang dialaminya.Â
Dari pernah menari didepan Konsulat Jenderal Republik Indonesia untuk Kerajaan Saudi Arabia, pernah mengikuti lomba juga di ajang apresiasi kreasi sekolah Indonesia luar Negeri saat masih di Saudi Arabia dan serta tampil pada saat mahasiswa baru di Untag Surabaya. Dari semua pengalaman dia yang paling dia utamakan adalah bisa mengajari tariannya ke semua anak yang ingin belajar tari tradisional. Walaupun terkadang banyak muridnya yang susah dilatih atau muda dilatih tapi tidak membuat Umar patah semangat untuk mengajari tarian kepada muridnya.
Kegiatan Umar dikampus kesehariannya setelah selesai kelas dia mengajar tari tradisionalnya. Dari mulai mengajar dasar hingga yang berbelit-belit, dalam tarian yang bisa diterima atau dipahami oleh muridnya dengan waktu satu minggu hingga sampai satu bulan.Â
Di saat mau ada perlombaan tari atau tampil dikampus atau diluar kampus Umar lebih telitih untuk persiapan dalam tariannya. Awalnya memang tidak menyangka Umar akan menjadi seorang pengajar tari, dengan seiringnya berjalannya waktu membuat dia akan semakin percaya bisa menyalurkan hobinya menjadi bermanfaat untuk melestarikan budaya-budaya Indonesia.
Meskipun sudah bisa berbagai tarian Indonesia saat ini Umar juga mulai belajar tarian dari negara lain, yaitu tarian dari Thailand dan Korea. Dia ingin mencari ilmu baru dan pengalaman baru dari sebuah tarian negara lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H