Mohon tunggu...
Norman Meoko
Norman Meoko Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Menulis Tiada Akhir...

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Biden, Reklamasi dan Jakarta (Katanya) Tenggelam

30 Juli 2021   13:23 Diperbarui: 30 Juli 2021   13:43 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Namun, perlu diingat soal dampak lingkungan termasuk di dalamnya aspek keamanan di pantura Jakarta. Jujur saja, ketika aspek bisnis dengan melibatkan pihak swasta masuk dalam proyek pengembangan, sebenarnya yang terjadi kemudian adalah petaka bagi warga di sekitar pantura Jakarta. Banyak contoh di depan mata untuk mengaminkan hal itu.

Kini reklamasi telah terwujud. Faktanya, banyak pelanggaran yang terjadi di sana. Bahkan, kasusnya sampai ranah hukum segala. Rencana yang digagas telah berubah sehingga menambah runyam pengembangan reklamasi di utara Jakarta tersebut. Sampai kapan selesai. Belum ada yang tahu!

Mengakhiri tulisan ini sebaiknya kita merenung kalimat yang ditulis Jane Jacobs, penulis buku klasik "The Life and Death of Great American Cities". Ia menulis begini: Kota adalah manusia-manusianya. Kota memiliki kemampuan memberikan sesuatu kepada warganya, hanya kalau, dan hanya ketika ia diciptakan untuk semua orang.

Apa yang dituliskan Jane Jacobs itu patut menjadi renungan. Apakah reklamasi benar-benar untuk mengantisipasi kemungkinan Jakarta tenggelam atau hanya untuk menambah wilayah dengan konsep water front city sehingga kemudian Pemerintah Pusat menggagas untuk mencari Ibu Kota baru di Kawasan Kabupaten Penajam Paser Utara Kalimantan Timur dengan alasan Jakarta sudah sumpek dan macet pula. Ditambah lagi persaoalan tingkat pencemaran udara.

Perhitungan matang dan detail menjadi hal yang tidak bisa diabaikan begitu saja agaknya. Pilihannya: reklamasi, Ibu Kota dipindah atau sama sekali tak bergerak alias diam di tempat menunggu Jakarta tenggelam!(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun