Saya kini tidak menemukan mereka bertiga setiap turun di Stasiun Pondok Cina sekarang ini. Sosok yang setia dalam kejujuran dengan tetap "berada di jalan Tuhan" tak pernah muncul lagi. Seakan raib tak berbekas. Hanya sepenggal doa yang mungkin usang. Namun, tetap kuterbangkan tinggi-tinggi  - entah sampai langit ke berapa. Doa itulah yang saya selipkan untuk ayah penjual kopi keliling dan dua anaknya itu.
Jalan menuju Stasiun Pondok Cina masih tetap ada namun mungkin rezeki tidak mengalir sederas dulu lagi. Sementara roda kehidupan tetap harus berputar karena segalanya tidak bisa ditunda. Sepenggal keyakinan selalu hadir dalam kesesakan bahwa masih ada pelangi yang indah selepas badai! (*)