Pengembalian dan risiko portofolio adalah dua konsep penting saat berinvestasi di pasar modal. Pengembalian portofolio adalah rata-rata tertimbang dari kinerja masing-masing aset dalam portofolio, sedangkan risiko portofolio adalah ukuran variabilitas kinerja portofolio.
1. Saat berinvestasi, berlaku hal berikut: semakin tinggi pengembalian yang diharapkan, semakin tinggi risiko yang harus diambil. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk memahami hubungan antara pengembalian portofolio dan risiko.
Pengembalian portofolio dapat dihitung dengan mengalikan bobot setiap aset dalam portofolio dengan kinerja masing-masing aset, lalu menjumlahkan hasilnya. Misalnya, jika suatu portofolio berisi tiga aset dengan bobot 30%, 40%, dan 30%, dan masing-masing aset memiliki pengembalian 10%, 15%, dan 8%, pengembalian portofolio dapat dihitung sebagai berikut. berikut:
Pengembalian portofolio = (0,3 x 0,1) + (0,4 x 0,15) + (0,3 x 0,08) = 0,119 atau 11,9 D44 Perhatikan, bahwa pengembalian yang diharapkan tidak selalu sesuai dengan kinerja aktual. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi return saham, seperti kondisi pasar, kinerja perusahaan, dan faktor ekonomi makro. Oleh karena itu, investor harus mempertimbangkan risiko portofolio saat memilih tujuan investasi mereka.
Risiko portofolio dapat diukur dengan berbagai metode, seperti standar deviasi, varians, beta, dan value at risk (VaR). Standar deviasi adalah ukuran statistik seberapa jauh data dari rata-rata, sedangkan varians adalah kuadrat dari standar deviasi. Beta mengukur sensitivitas aset terhadap perubahan di pasar umum, sementara VaR mengukur risiko maksimum yang dapat ditoleransi investor selama periode waktu tertentu.
Saat memilih investasi, investor harus mempertimbangkan trade-off antara risiko dan pengembalian. Investasi dengan return yang tinggi biasanya juga memiliki resiko yang tinggi begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, investor harus mendiversifikasi portofolionya dengan memilih aset dengan korelasi rendah atau negatif untuk mengurangi keseluruhan risiko portofolio.
Selain itu, investor harus memperhatikan profil risiko dan tujuan investasinya saat memilih aset investasi. Investor dengan profil risiko konservatif cenderung memilih investasi berisiko rendah seperti obligasi atau deposito. Sedangkan investor dengan profil risiko agresif cenderung memilih aset berisiko seperti saham atau reksadana.
Saat berinvestasi, investor juga harus memperhatikan faktor eksternal yang mempengaruhi pengembalian dan risiko portofolio, seperti situasi pasar, hasil perusahaan, dan faktor ekonomi makro. Oleh karena itu, investor harus melakukan analisis fundamental dan teknis untuk menilai kinerja masa depan dari setiap aset investasi.
Singkatnya, pengembalian dan risiko portofolio adalah dua konsep penting saat berinvestasi di pasar modal. Pengembalian portofolio adalah rata-rata tertimbang dari kinerja masing-masing aset dalam portofolio, sedangkan risiko portofolio adalah ukuran variabilitas kinerja portofolio. Investor harus mempertimbangkan trade-off risiko/pengembalian ketika memilih investasi dan mendiversifikasi portofolio mereka untuk mengurangi risiko secara keseluruhan. Selain itu, investor juga harus menyadari faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pengembalian dan risiko portofolio.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H