Kognisi Sepanjang Masa
Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali
Bagai sang Surya menyinari dunia
Hai, yang ada disana yang ada disini, masih ingatkah bait lagu di atas? Yap, benar, lirik lagu anak-anak yang sering dinyanyikan saat TK dulu. Ingatkah kalian masa-masa saat TK? Atau paling tidak saat kalian SD lah? Atau mungkin saat kalia SMP? Atau paling tidak saat kalian SMA? Hmm, apa yang saya tanyakan pastinya terjadi recall atau memanggil ingatan yang sudah terekam dalam memori kita sebelumnya.
Kemampuan menggunakan atau lebih tepatnya memanfaatkan otak kita merupakan hal yang very important dalam hidup kita sepanjang usia. Bagaimana hal tersebut terjadi? Ayo kita kembali ke masa saat dimana kamu SD. Bu guru atau pak guru mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna di antara makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya. Why? Karena manusia mempunyai akal untuk mengendalikan semuanya yang terjadi pada dirinya.
Baru lahir ke dunia pun, manusia, yang di cap sebagai makhluk sempurna, bisa menyesuaiakan kondisi yang sebelumnya belum pernah ia ketahui. Misalnya, bayi kedinginan atau kelaparan mengeluarkan senjata andalannya apalagi kalau bukan menangis. Dari hal kecil yang kita alami tersebut, setidaknya memberikan penjelasan tentang cara kerja otak untuk menciptakan akal. Karena akal bukanlah suatu fisik melainkan psikis yang dihasilkan dari otak, sudah semestinya para pakar meneliti otak yang lebih kita kenal dengan neurosains.
Terlepas dari itu semua, sebenarnya inti dari coretan saya kali ini adalah kapanpun, dimanapun kita, tak akan mungkin lepas dari yang namanya berpikir. Mulai dari kita lahir hingga tutup usia dipastikan dengan sebenar-benarnya kita melakukan kegiatan yang namanya berpikir. Tema yang tepat dari coretan-coretan saya ini, sebenarnya simpel. Yah, seperti dengan judulnya, Kognisi Sepanjang Masa. Pada akhirnya saya menulis coretan saya ini melalui kognisi. Yah, apa dikata kognisi merupakan kegiatan otak sepanjang manusia hidup, kognisi akan terus mengikuti bak malaikat Rokib dan malaikat Atid yang mencatat amal baik-buruk manusia itu sendiri. Setelah melewati banyak kata demi kata akhirnya sampailah di penghujung acara. Kamsahamnida. Mianhamnida. Jangan kapok ya, membaca coretan-coretan kecil saya. Wallahua’lambisshowab.
Sekian.
By : Norma Hariyanti si Pemikir Tulen
