Judul Buku: "Teman Berjuang"
Penulis: Indra Sugiarto
Penyunting: Larasati Fitriani
Ilustrator: Wirawinata
Penerbit: Loveable dan Bhumi Anoma
Tahun Tebit: Februari, 2019
Jumlah Halaman: 184
Ukuran Buku: 13 x 19 cm
ISBN: 978-602-5406-87-4
Saya tertarik untuk membaca buku ini karena saat mendapat rekomendasi, saya sempat berpikir bahwa buku ini berisi romantisme antara sapasang kekasih yang saling menemani untuk sama-sama berjuang. Namun pada saat dibaca, ternyata isinya kata-kata motivasi untuk para pejuang hidup. Isinya juga sangat menarik, sehingga membuat saya penasaran untuk membaca sampai selesai. Dalam buku ini, penulis mengajak pembaca untuk terus berjuang dan jangan pernah menerah karena "gagal bukanlah sebuah dosa" (Kutipan dari halaman 12)
Cover Buku
Buku ini covernya lebih dominan berwarna hitam dengan tulisan judul bukunya berwarna putih serta ilustrasi sosok seseorang yang sedang berjuang untuk bangkit dan pada akhirnya berdiri tegak. Sosok tersebut menggambarkan bahwa kegagalan bukan akhir dari perjuangan.
Isi Buku
Ada 9 Fase dalam buku ini, yaitu
1. Fase Luka dan Kegagalan
2. Fase Sakit karena Kehilangan
3. Fase Kecewa dan Penyesalan
4. Fase Perencanaan dan Keberanian
5. Fase Merantau dan Perjalanan
6. Fase Lingkungan dan Persahabatan
7. Fase Doa dan Harapan
8. Fase Kegigihan dan Perjuangan
9. Fase Kedamaian dan Kesuksesan
Untuk teman-teman yang sedang memperjuangkan masa dapan, buku ini bisa menjadi salah satu motivasi sekaligus teman untuk berjuang. Berisi kata-kata motivasi untuk kita yang pernah gagal dan ingin menyerah, buku ini bisa membangkitkan semangat dalam diri kita untuk terus berjuang.
Kelebihan Buku
Menggunakan bahasa yang mudah dipahami
Adanya notes yang perlu diisi oleh pembaca
Adanya ilustrasi yang meperkuat tulisan
Kekurangan Buku
Banyak pengulangan kata
Adanya bahasa Asing, namun tidak disertakan dengan terjemahanya.
Kutipan Favorit
"Mutiara tidak akan dihasilkan jika kerang tidak menahan rasa sakit saat pasir masuk ke dalam cangkangnya. Jadi, bertahanlah! (Halaman 10)"
"Jika aku gagal nanti, aku ingin kamu pun mengerti. Aku akan menghilang sejenak dan memeluk (sesaat) kesendirian ini. Mengatakan kuat kepada hati yang sedang tidak kuat. (Halaman 17)"
"Lebih baik punya hati yang penuh luka karena memperjuangkan sesuatu, daripada punya hati penuh penyesalan karena selalu diisi ketakutan untuk mencoba hal yang baru. (Halaman 46)"
"Jangan beri makan ketakutanmu dengan semangkuk rasa minder. (Halaman 63)"
"Lalui prosenya, nikmati lelahnya, habiskan jatah gagalmu selagi masih muda. (Halaman 171)"
"Berhasil atau gagal hanyalah gunung es di permukaan laut. Jauh lebih gunung es di bawah laut. yang tak terlihat, justru lebih menopang kesuksesan. Yaitu proses dan usaha keras yang membuat kita menjadi orang yang lebih kuat. (Halaman 75)"
Sinopsis
Kalau belum berhasi hari ini, besok kita berjuang lagi. Kalau lelah hari ini, saanya menari selimut dan pergi ke alam mimpi. Kalau kamu bosan hari ini, besok kita bucara lagi.
Jiwamu, badanmu, wajahmu, semuanya sempurna. Semuanya pemberian Tuhan.
Jika kamu kelak lupa bersyukur, jika kelak kamu menangis lagi, jika kelak kamu kecewa kepada dirimu sendiri, kecewa dengan orang lain, bukala lagi buku ini. Aku ingin menemanimu lagi.
Ada yang untuk bermimpi saja tidak berani. Ada yang sudah punya mimpi, tapi terlambat elegi. Ada yang sedang gagah berjuang, tapi diserang kegagalan berkali-kali. Ada yang sudah sukses, tapi terjebak dalam kehampaan dan sepi. Ada yang hilang di tengah keramaiaan merasa tidak ada yang mencari.
 (Halaman 171)"
"Berhasil atau gagal hanyalah gunung es di permukaan laut. Jauh lebih gunung es di bawah laut. yang tak terlihat, justru lebih menopang kesuksesan. Yaitu proses dan usaha keras yang membuat kita menjadi orang yang lebih kuat. (Halaman 75)"
Sinopsis
Kalau belum berhasi hari ini, besok kita berjuang lagi. Kalau lelah hari ini, saanya menari selimut dan pergi ke alam mimpi. Kalau kamu bosan hari ini, besok kita bucara lagi.
Jiwamu, badanmu, wajahmu, semuanya sempurna. Semuanya pemberian Tuhan.
Jika kamu kelak lupa bersyukur, jika kelak kamu menangis lagi, jika kelak kamu kecewa kepada dirimu sendiri, kecewa dengan orang lain, bukala lagi buku ini. Aku ingin menemanimu lagi.
Ada yang untuk bermimpi saja tidak berani. Ada yang sudah punya mimpi, tapi terlambat elegi. Ada yang sedang gagah berjuang, tapi diserang kegagalan berkali-kali. Ada yang sudah sukses, tapi terjebak dalam kehampaan dan sepi. Ada yang hilang di tengah keramaiaan merasa tidak ada yang mencari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H