Mohon tunggu...
Nor Kartila
Nor Kartila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyelusuri Kinerja Keuangan Melalui Rasio Keuangan Likuiditas, Leverage, dan Profitabilitas pada Industri Kosmetik di Indonesia

6 Desember 2023   18:55 Diperbarui: 6 Desember 2023   18:58 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

:

Objek Riset :

Rasio likuiditas, leverage dan profitabilitas yang bersumber pada laporan keuangan perusahaan :

-PT Kino Indonesia Tbk (KINO)

-PT Victoria Care Indonesia Tbk (VICI)

-PT Mustika Ratu Tbk (MRAT)

-PT Martina Berto Tbk (MBTO)

Tujuan riset:

-Mengetahui perbedaan (secara deskriptif) kondisi keuangan perusahaan pertambangan di atas.

-Menganalisis laporan keuangan perusahaan kosmetik di atas.

Tahun Riset 2021 dan 2022

Batasan penelitian:

-Rasio likuiditas yang dihitung adalah rasio lancar dan rasio kas

-Rasio leverege yang dihitung adalah Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER)

-Rasio Profitabilitas yang dihitung adalah rasio NPM dan ROA/ROI

Data awal:

Berikut grafik perkembangan ukuran perusahaan yang dilihat dari total aset pada empat perusahaan kosmetik di Indonesia pada tahun 2021 dan 2022.

Berdasarkan grafik di atas, apabila dilihat dari total asetnya maka perusahaan Kino Indonesia Tbk lebih unggul daripada tiga perusahaan pesaingnya yaitu Victoria Care Indonesia Tbk, Martina Berto Tbk dan Mustika Ratu Tbk. Namun, pada tahun 2021 hingga 2022 jumlah aset KINO mengalami penurunan sedangkan perusahaan pesaingnya mengalami kenaikan. Meskipun mengalami penurunan, KINO tetap lebih unggul dari tiga perusahaan pesaingnya. Secara persentase, jumlah aset KINO berada jauh diatas perusahaan pesaingnya meski sedang mengalami penurunan. Namun, meskipun total aset perusahaan pesaingnya berada dibawah KINO, rasio likuiditas, leverage dan profitabilitas perusahaan lainnya masih terus meningkat sedikit demi sedikit. Lain halnya dengan KINO, meskipun total asetnya jauh lebih unggul namun rasio keuangannya menurun.

Penyajian data:

Data sekunder diolah oleh peneliti pada tahun 2023
Data sekunder diolah oleh peneliti pada tahun 2023

1. Rasio Likuiditas

Rasio yang digunakan adalah rasio lancar dan rasio kas. Rumus rasio tersebut adalah sebagai berikut:

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

Berdasarkan diagram di atas, rasio likuiditas KINO di tahun 2021 adalah 1,51 artinya setiap 1 utang lancar dijamin oleh Rp 1,51 aset lancar. Kemudian tahun 2022 mengalami penurunan menjadi 0,87 yang berarti kemampuan aset lancar dalam menjamin kewajiban jangka pendek semakin rendah dari tahun 2021. Jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, kondisi likuiditas KINO semakin memburuk karena rasio berada di bawah rata-rata industri. Selanjutnya, rasio likuiditas VICI di tahun 2021 adalah 3,48 artinya setiap 1 uang lancar dijamin oleh Rp 3,48 aset  lancar. Kemudian di tahun 2022 mengalami penurunan menjadi 2,57 yang berarti kemampuan aset lancar dalam menjamin kewajiban jangka pendek semakin rendah dibandingkan tahun 2021. Namun, apabila dibandingkan dengan rata-rata industri, kondisi likuiditas VICI sangat baik karena rasio berada di atas rata-rata industri.

Selanjutnya, dari diagram di atas dapat dilihat rasio likuiditas MRAT di tahun 2021 adalah 2,13 yang artinya setiap 1 utang lancar dijamin oleh Rp 2,13 aset lancar. Kemudian di tahun 2022 mengalami kenaikan menjadi 2,48 yang artinya kemampuan aset lancar dalam menjamin kewajiban jangka pendek semakin tinggi dibandingkan dengan tahun 2021. Jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, kondisi likuiditas MRAT sangat baik karena rasio berada di atas rata-rata industri. Adapun rasio likuiditas MBTO tahun 2021 yaitu 0,75 artinya setiap 1 utang lancar dijamin oleh Rp 0,75 aset lancar. Kemudian tahun 2022 mengalami penurunan menjadi 0,68 yang berarti kemampuan aset lancar dalam menjamin kewajiban jangka pendek semakin rendah dibandingkan dengan taun 2021. Jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, kondisi likuiditas MBTO sangat buruk karena rasio berada di bawah rata-rata industri.

dokpri
dokpri
 

Berdasarkan diagram di atas, rasio likuiditas KINO tahun 2021 adalah 0,13 artimya setiap 1 utang lancar dijamin oleh Rp 0,13 kas dan setara kas. Kemudian tahun 2022 mengalami penurunan menjadi 0,1 yang artinya kemampuan kas dan setara kas dalam menjamin  jangka pendek semakin rendah dibandingkan dengan tahun 2022. Jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, kondisi likuiditas KINO memburuk karena rasio lebih rendah daripada rata-rata industrinya. Selanjutnya rasio likuiditas VICI tahun 2021 adalah 0,03 artimya setiap 1 utang lancar dijamin oleh Rp 0,03 kas dan setara kas. Kemudian tahun 2022 mengalami penurunan menjadi 0,2 yang artinya kemampuan kas dan setara kas dalam menjamin  jangka pendek semakin rendah dibandingkan dengan tahun 2022. Jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, kondisi likuiditas VICI memburuk karena rasio lebih rendah daripada rata-rata industrinya.

Selanjutnya, dari diagram di atas dapat dilihat rasio likuiditas MRAT di tahun 2021 adalah 0,04 yang artinya setiap 1 utang lancar dijamin oleh Rp 0,04 kas  dan setara kas. Kemudian di tahun 2022 mengalami kenaikan menjadi 0,75 yang artinya kemampuan aset lancar dalam menjamin kewajiban jangka pendek semakin tinggi dibandingkan dengan tahun 2021. Jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, kondisi likuiditas MRAT sangat baik karena rasio berada di atas rata-rata industri. Adapun rasio likuiditas MBTO di tahun 2021 adalah 0,01 yang artinya setiap 1 utang lancar dijamin oleh Rp 0,01 kas dan setara kas yang artinya kemampuan aset lancar  menjamin kewajiban jangka pendek semakin tinggi dibandingkan dengan tahun 2021. Jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, kondisi likuiditas MRAT memburuk ditandai dengan  rasio berada di atas rata-rata industri.           

2. Rasio Leverage

Rasio yang digunakan adalah Debt Ratio dan Debt to Equity ratio (DER). Rumus rasio tersebut adalah sebagai berikut:     

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

Berdasarkan diagram di atas, rasio leverage KINO ditahun 2021 adalah 0,50 artinya dari keseluruhan aset yang dimiliki perusahaan, sebesar 50% didanai oleh utang. Kemudian di tahun 2022 mengalami kenaikan menjadi 0,67 yang berarti kemampuan total aset dalam menjamin utang perusahaan semakin menurun dibandingkan tahun 2022. Jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, kondisi leverage KINO memburuk ditandai dengan rasio berada di atas rata-rata industri. Selanjutnya,  rasio leverage VICI ditahun 2021 adalah 0,25 artinya dari keseluruhan aset yang dimiliki perusahaan, sebesar 25% didanai oleh utang. Kemudian di tahun 2022 mengalami kenaikan menjadi 0,61 yang berarti kemampuan total aset dalam menjamin utang perusahaan semakin menurun dibandingkan tahun 2022. Jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, kondisi leverage VICI semakin memburuk ditandai dengan rasio berada di atas rata-rata industri.

Selanjutnya, rasio leverage MRAT tahun 2021 adalah 0,41 artinya dari keseluruhan aset yang dimiliki perusahaan, sebesar 41% didanai oleh utang. Kemudian tahun 2022 rasio leverage MRAT tetap 0,41 yang artinya kemampuan total aset dalam menjamin utang perusahaan masih sama dengan tahun 2021. Akan tetapi jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, kondisi leverage MRAT sangat baik karena rasio berada di bawah rata-rata industri. Berikutnya,  rasio leverage MBTO ditahun 2021 adalah 0,41 artinya dari keseluruhan aset yang dimiliki perusahaan, sebesar 41% didanai oleh utang. Kemudian di tahun 2022 mengalami kenaikan menjadi 0,49 yang berarti kemampuan total aset dalam menjamin utang perusahaan semakin menurun dibandingkan tahun 2022. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, kondisi leverage MRAT sangat baik ditandai dengan rasio berada di bawah rata-rata industri.

dokpri
dokpri

Berdasarkan diagram di atas, rasio leverage KINO di tahun 2021 adalah 0,99 yang artinya dari keseluruhan aset yang dimiliki perusahaan, sebesar 99% didanai oleh utang. Kemudian di tahun 2022 mengalami kenaikan yang signifikan menjadi 2,04 yang berarti kemampuan total modal dalam menjamin utang semakin memburuk dibandingkan dengan tahun 2021. Jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, kondisi leverage KINO sangat buruk karena rasio berada di atas rata-rata industri. Selanjutnya, rasio leverage VICI di tahun 2021 adalah 0,33 yang artinya dari keseluruhan modal yang dimiliki perusahaan, sebesar 33% didanai oleh utang. Kemudian di tahun 2022 mengalami kenaikan menjadi 0,44 yang berarti kemampuan total modal dalam menjamin utang semakin rendah dibandingkan dengan tahun 2021. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, kondisi leverage VICI sangat baik karena rasio berada di bawah rata-rata industri.

Selanjutnya rasio leverage MRAT tahun 2021 adalah 0,92 artinya dari keseluruhan aset yang dimiliki perusahaan, sebesar 92% didanai oleh utang. Kemudian tahun 2022 mengalami penurunan menjadi 0,69 yang berarti kemampuan total modal dalam menjamin utang semakin membaik. Jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, kondisi leverage MRAT sangat baik karena rasio berada di bawah rata-rata industrinya. Berikutnya, rasio leverage MBTO di tahun 2021 adalah 0,61 yang artinya dari keseluruhan modal yang dimiliki perusahaan, sebesar 61% didanai oleh utang. Kemudian di tahun 2022 mengalami kenaikan menjadi 0,78 yang berarti kemampuan total modal dalam menjamin utang semakin rendah dibandingkan dengan tahun 2021. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, kondisi leverage VICI sangat baik karena rasio berada di bawah rata-rata industri. 

3. Rasio Profitabilitas

Rasio yang digunakan adalah Profit Margin Ratio atau Gross Profit Ratio. Rumus rasio tersebut adalah sebagai berikut:

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

 

 

Berdasarkan diagram di atas, rasio profitabilitas KINO di tahun 2021 adalah 0,003 artinya perusahaan mampu menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar 0,3% dari total penjualannya. Kemudian di tahun 2022 semakin menurun menjadi 0,0009 yang berarti penurunan rasio profitabilitas ini menunjukkan semakin buruk kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, kondisi profitabilitas KINO semakin memburuk ditandai dengan rasio berada di bawah rata-rata industri. Selanjutnya, rasio profitabilitas VICI di tahun 2021 adalah 0,002 artinya perusahaan mampu menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar 0,2% dari total penjualannya. Kemudian di tahun 2022 semakin menurun menjadi 0,0001 yang berarti penurunan rasio profitabilitas ini menunjukkan semakin buruk kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, kondisi profitabilitas VICI semakin memburuk ditandai dengan rasio berada di bawah rata-rata industri.

Selanjutnya, rasio profitabilitas MRAT di tahun 2021 adalah 0,001 artinya perusahaan mampu menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar 0,1% dari total penjualannya. Kemudian tahun 2022 kondisi profitabilitas MRAT tetap 0,001 yang artinya perusahaan mampu menghasilkan laba bersih setelah pajak sama dengan tahun 2021. Apabila dibandingkan dengan rata-rata industrinya, kondisi profitabilitas MRAT memburuk karena rasio berada dibawah rata-rata industri. Selanjutnya, rasio profitabilitas MBTO tahun 2021 adalah 0,003 artinya perusahaan mampu menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar 0,3% dari total penjualannya. Kemudian tahun 2022 mengalami kenaikan menjadi 0,8% yang menandakakan peningkatan rasio profitabilitas semakin membaik dalam menghasilkan laba. Jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, kondisi profitabilitas MBTO cukup baik karena rasio berada di atas rata-rata industrinya.

dokpri
dokpri

Berdasarkan diagram di atas, rasio profitabilitas KINO tahun 2021 adalah 0,002 artinya perusahaan mampu menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar 0,2% dari total asetnya. Kemudian pada tahun 2022 mengalami penurunan yang artinya kinerja perusahaan semakin memburuk dalam mendapatkan laba bersih jika dibandingkan dengan tahun 2021. Jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, kondisi profitabilitas KINO memburuk karena rasio lebih rendah daripada rata-rata industrinya. Rasio profitabilitas VICI di tahun 2021 adalah 0,0003 artinya perusahaan mampu menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar 0,03% dari total penjualannya. Kemudian tahun 2022 kondisi profitabilitas MRAT tetap 0,0003 yang artinya perusahaan mampu menghasilkan laba bersih setelah pajak sama dengan tahun 2021.

Selanjutnya, rasio profitabilitas MRAT tahun 2021 adalah 0,0007 artinya perusahaan mampu menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar 0,07% dari total asetnya. Kemudian pada tahun 2022 mengalami penurunan yang artinya kinerja perusahaan semakin memburuk dalam mendapatkan laba bersih jika dibandingkan dengan tahun 2021. Selanjutnya, rasio profitabilitas MBTO tahun 2021 adalah 0,001 artinya perusahaan mampu menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar 0,1% dari total penjualannya. Kemudian tahun 2022 mengalami kenaikan menjadi 0,004 yang menandakakan peningkatan rasio profitabilitas semakin membaik dalam menghasilkan laba. Jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, kondisi profitabilitas MBTO cukup baik karena rasio berada di atas rata-rata industri.

Kesimpulan:

Berdasarkan riset analisis laporan keuangan pada empat perusahaan kosmetik di Indonesia, maka dapat disimpulkan bahwa KINO lebih unggul dibandingkan tiga perusahaan pesaingnya, yaitu VICI, MRAT dan MBTO dilihat dari total asetnya tahun 2021 hingga 2022. Meskipun mengalami penurunan di tahun 2022, KINO masih jauh berada di atas perusahaan pesaingnya. Akan tetapi meskipun lebih unggul KINO mengalami penurunan hampir di seluruh rasio keuangan. Adapun perusahaan VICI, MRAT dan MBTO jika dibandingkan dari total aset, masih berada dibawah KINO. Namun, jika berdasarkan perhitungan rasio keuangan, MBTO lebih unggul daripada ketiga perusahaan lainnya karena mengalami kenaikan hampir di seluruh rasio keuangannya.

Referensi:

https://www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-keuangan-dan-tahunan/  

http://repository.iainpare.ac.id/4592/1/18.2900.057.pdf#page37
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/5347-Full_Text.pdf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun