Mohon tunggu...
M Noris Al Pratama
M Noris Al Pratama Mohon Tunggu... Insinyur - sebuah utas untuk menyampaikan pendapat dengan sangat serius

Sedang mengampu diri di jurusan teknik sipil Politeknik Negeri Malang prodi D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Resensi Buku "Salju di Gyeonggi-Do"

21 Maret 2018   16:42 Diperbarui: 21 Maret 2018   18:35 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Judul Buku          : Salju di Gyeonggi-Do

Penulis                 : Fathul H. Panatapraja

Bahasa                 : Indonesia

Penerbit              : Malang, Literasi Nusantara

Tanggal terbit  : 2018

Halaman             : 127 halaman

ISBN                     : ISBN 978-602-61107-8-7

Resensi               :

Kumpulan cerita pendek dari judul buku "Salju di Gyeonggi-Do" adalah karya dari saudara Fathul H. Panatapraja. Ada 12 cerpen dalam buku ini dengan latar belakang yang sama; keresahan. Keadaan sosial yang semakin maju kebelakang dan mundur kedepan menjadi garis besar dalam buku ini. Hadirnya letupan-letupan cerita dahulu sejenak mengajak kita untuk berpikir ulang tentang keadaan masyarakat sekarang.

Cerpen dengan judul Salju di Gyeonggi-Do sangat menarik untuk diulas lebih dalam. Cerpen dengan berlatarkan keadaan luar negeri mengisahkan bagaimana tingkat disiplin dan kejujuran di negeri tersebut sangat tinggi. Yang lebih menarik dimana pertemuan tokoh aku bertemu dengan teman SMA-nya yang menjadi pahlawan devisa di Korea. Sari adalah perempuan dari keluarga sederhana. Selama tujuh tahun bekerja membuat ia terbiasa dengan kebiasaan di Korea. Dulu keluarganya memiliki beberapa tanah dan lahan bercocok tanam di kampung. Sampai datang para investor yang bersengkongkol dengan para pejabat desa untuk memuluskan bisnis mereka. Sawah tak ada lagi. Keadaan tersebut memaksa ibu Sari untuk menjadi pembantu di luar negeri. Sekali lagi keluarga Sari mendapat musibah. Ibu Sari bunuh diri karena mengetahui kelakuan bapaknya yang berselingkuh dan menghabiskan uang kerja kerasnya. Selepas lulus SMA, Sari memberanikan dirinya menjadi TKW untuk menggantikan ibunya. Sari tidak rindu Indonesia, kampung halamannya. Sebab bagi Sari, Indonesia hanya Jakarta saja.

Kelebihan buku:

Kohn-Bramstedt memperingatkan kita: "hanya seseorang yang mempunyai pengetahuan tentang struktur sebuah masyarakat dari sumber lain di luar sastra, yang dapat menyelidiki, apakah, dan sejauh mana, tipe sosial tertentu dan perilakunya direproduksikan di dalam novel/cerpen" . Penulis berhasil menggambarkan dunia bisnis, dunia rohaniwan dan dunia profesi dengan mudah dimengerti tanpa mengganggu pesan-pesan dalam cerita. Terdapat banyak hikmah yang dapat dipetik untuk kehidupan masa yang akan datang.

Kekurangan buku:

Akhir cerita yang terbuka membuat pembaca harus menyimpulkan sendiri kesan dari cerita tersebut. Hal ini membuat sebagian orang yang menyukai akhir cerita jelas mengakibatkan buku ini mempunyai kekurangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun