Judul Buku      : Salju di Gyeonggi-Do
Penulis         : Fathul H. Panatapraja
Bahasa         : Indonesia
Penerbit        : Malang, Literasi Nusantara
Tanggal terbit  : 2018
Halaman       : 127 halaman
ISBN Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : ISBN 978-602-61107-8-7
Resensi        :
Kumpulan cerita pendek dari judul buku "Salju di Gyeonggi-Do" adalah karya dari saudara Fathul H. Panatapraja. Ada 12 cerpen dalam buku ini dengan latar belakang yang sama; keresahan. Keadaan sosial yang semakin maju kebelakang dan mundur kedepan menjadi garis besar dalam buku ini. Hadirnya letupan-letupan cerita dahulu sejenak mengajak kita untuk berpikir ulang tentang keadaan masyarakat sekarang.
Cerpen dengan judul Salju di Gyeonggi-Do sangat menarik untuk diulas lebih dalam. Cerpen dengan berlatarkan keadaan luar negeri mengisahkan bagaimana tingkat disiplin dan kejujuran di negeri tersebut sangat tinggi. Yang lebih menarik dimana pertemuan tokoh aku bertemu dengan teman SMA-nya yang menjadi pahlawan devisa di Korea. Sari adalah perempuan dari keluarga sederhana. Selama tujuh tahun bekerja membuat ia terbiasa dengan kebiasaan di Korea. Dulu keluarganya memiliki beberapa tanah dan lahan bercocok tanam di kampung. Sampai datang para investor yang bersengkongkol dengan para pejabat desa untuk memuluskan bisnis mereka. Sawah tak ada lagi. Keadaan tersebut memaksa ibu Sari untuk menjadi pembantu di luar negeri. Sekali lagi keluarga Sari mendapat musibah. Ibu Sari bunuh diri karena mengetahui kelakuan bapaknya yang berselingkuh dan menghabiskan uang kerja kerasnya. Selepas lulus SMA, Sari memberanikan dirinya menjadi TKW untuk menggantikan ibunya. Sari tidak rindu Indonesia, kampung halamannya. Sebab bagi Sari, Indonesia hanya Jakarta saja.
Kelebihan buku:
Kohn-Bramstedt memperingatkan kita: "hanya seseorang yang mempunyai pengetahuan tentang struktur sebuah masyarakat dari sumber lain di luar sastra, yang dapat menyelidiki, apakah, dan sejauh mana, tipe sosial tertentu dan perilakunya direproduksikan di dalam novel/cerpen" . Penulis berhasil menggambarkan dunia bisnis, dunia rohaniwan dan dunia profesi dengan mudah dimengerti tanpa mengganggu pesan-pesan dalam cerita. Terdapat banyak hikmah yang dapat dipetik untuk kehidupan masa yang akan datang.
Kekurangan buku:
Akhir cerita yang terbuka membuat pembaca harus menyimpulkan sendiri kesan dari cerita tersebut. Hal ini membuat sebagian orang yang menyukai akhir cerita jelas mengakibatkan buku ini mempunyai kekurangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H