Mohon tunggu...
Norika Dewi
Norika Dewi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

a reader, a listeners..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tissue

9 Juni 2010   04:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:39 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ah, aku sedang tak ingin berkata-kata, sampai akhirnya sebuah kecup hangat mendarat di pipi. Tak terima, sontak ku hapus kecupan itu dengan sehelai tissue.

Malang, ciuman tak mampu di kembalikan. Justru terhapus oleh sehelai tissue. Tissue ku buang ke tong sampah, sampah di angkut oleh petugas Dinas Kebersihan. Dibawa dan diangkut ke Bantar Gebang..

Oh sampah, terhampar luas dan terbentang. Setiap ujung mata yang terpandang hanya gundukan sampah. Dan si tissue pengusap kecup ada di antara hamparan sampah yang terbentang.

Terik panas kekeringan, rintik gerimis hujan deras membasahi si tissue. Dan kini, kecupanmu luntur bersama hancur leburnya selembar tissue yang menghapus kecupanmu.. Nasibmu jadi sehelai tissue..

♥ Noriez

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun