Seiring berjalannya tangguhan, dan regukan terus bersolek,
Dia tidak pernah meruat, tak pernah sekali pun menggegar diri,
Atas solakan yang begitu dia ngawai untuk tajak kebat ini,
Memberinya keadikaraan, dan keresistansian untuk berseregang.
Calak berganti ranum, ranum berganti sasap,
Saat dia bersubstansial dan berkatalis dengan jalan yang tidak digenapi,
Menggulana akan gelak tawa keriangan betarinya,
Dan kehangatan gelebahnya, yang sangat ia hasrati.
Jadi, ini untuk pria persisten dan konklusif,
Yang beranggara mengujung pangkal hal yang elusif,
demi potret yang dikasihini,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!