Mohon tunggu...
Norbert Banusu
Norbert Banusu Mohon Tunggu... Guru - Kepala SMAS Frater Don Bosco Lewoleba

Samudera biru yang tenang.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Mencari Pemimpin Ekologis di Provinsi NTT

25 Oktober 2024   14:19 Diperbarui: 28 Oktober 2024   00:31 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Mencari pemimpin. (Sumber: PIXABAY/ LARS PETER WITT via kompas.com) 

Pengantar: Pilkada Hijau

Pilkada serentak 2024 sedang dalam tahapan penyampaian visi-misi dan debat antar pasangan calon. Para pasangan calon menyampaikan gagasan visi, misi, program dan strategi pembangunan selama masa kepemimpinannya. 

Adakah gagasan visi-misi, program dan strategi pasangan calon yang mengangkat isu lingkungan hidup, bumi yang kita huni? 

Lantas, apa yang bisa diharapkan dari calon-calon kepala daerah di NTT, baik di tingkat Provinsi maupun di tingkat Kabupaten/Kota. 

Kita tentu saja mengharapkan para pemimpin yang memiliki kesadaran ekologis, kepedulian dan program konkret mengatasi krisis ekologi yang sedang melanda dunia, secara khusus di provinsi Nusa Tenggara Timur. 

Kita perlu mencari pemimpin yang benar-benar memikirkan kondisi bumi, air dan hutan sebagai sumber hayati lingkungan hidup manusia NTT.

Kampanye ekologi, lingkungan hidup atau sering kita sebut politik hijau adalah pendekatan atau aliran politik yang berfokus pada isu-isu lingkungan dan keberlanjutannya. 

Politik hijau juga merupakan aktivitas lingkungan dan gerakan sosial yang berjuang untuk menciptakan kesadaran akan dampak perubahan iklim dan menjaga ekosistem.

Politik hijau tidak hanya berkaitan dengan kebijakan pemerintah, namun melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelestarian lingkungan. 

Para politisi terutama para pasangan calon yang diusung bersama partai politiknya perlu memperjuangkan hak asasi manusia, keadilan sosial dan perlindungan keanekaragaman hayati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun