Mohon tunggu...
Norbert Banusu
Norbert Banusu Mohon Tunggu... Guru - Kepala SMAS Frater Don Bosco Lewoleba

Samudera biru yang tenang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sekolah (Komunitas) Positif, Nyaman dan Bahagia

1 Agustus 2024   15:45 Diperbarui: 1 Agustus 2024   15:46 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Komunitas yang positif, nyaman, bahagia menjamin kepuasan dan kebahagiaan psikologis peserta didik, para guru dan pegawai, juga para orang tua. Oleh karena itu, semua pihak perlu berupaya konkret untuk menciptakan suasana yang demikian. Seorang guru perlu memfasilitasi seluruh potensi, minat dan bakat peserta didiknya melalui perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang akomodatif, variatif, kreatif. Seorang peserta didik perlu terlibat proaktif mencoba, melatih diri, berekspresi sesuai gaya, potensi, minat yang dimiliki. Sementara itu, para orangtua peserta didik perlu memiliki kepedulian dan tanggungjawab untuk menjamin kebutuhan dan projek belajar anaknya. Dalam hal ini komunikasi timbal balik dibutuhkan agar bisa tercipta ruang kolaborasi positif, nyaman dan bahagia di dalam komunitas sekolah. 

Gagasan sekolah sebagai komunitas belajar yang positif, nyaman dan bahagia, sederhana dan realistis. Suasana psikologis yang demikian, membuat segala tantangan belajar menjadi ringan, dan mudah dilewati. Kita hanya bisa bekerja dengan maksimal kalau kondisi mental psikologis kita aman, nyaman dan bahagia. Kondisi mental psikologis demikian yang hendak diciptakan memerlukan kematangan, kedewasaan dan kemandirian pribadi. Kematangan dan kedewasaan bisa diciptkan dengan kebiasaan melakukan refleksi terus-menerus. Apakah saya bahagia hari ini? Apakah aktivitas belajar saya hari ini nyaman? Apakah yang saya lakukan ini positif? 

Refleksi ini menghantar kita pada kesadaran tertinggi manusiawi. Usaha menciptakan sekolah sebagai komunitas tentu saja tidak mudah. Berbagai tantangan, persoalan yang beriringan datang, dapat saja membuat kita surut langkah, mundur atau tak berdaya. Aktivitas pemeriksaan diri, kebiasaan refleksi dapat menjadi titik tumpuan upaya perbaikan terus-menerus. Kebiasaan-kebiasaan kecil melahirkan budaya positif di dalam diri maupun komunitas belajar. Pencarian dan pencapaian kehidupan komunitas yang positif, nyaman dan bahagia di lingkungan pendidikan sangat diperlukan. Kita tidak boleh sekedar berjalan, bekerja atau belajar. Kita perlu merefleksikan hidup kita. Kita perlu memiliki cita-cita. Visi pribadi dan komunitas belajar perlu kita ciptakan secara bersama-sama.  

Penutup

Mengakhiri tulisan ini, sekaligus mengawali gagasan awal tahun pelajaran 2024/2025, saya mengajukan beberapa pertanyaan mendasar. Apakah Anda bahagia sebagai guru? Apakah Anda bahagia sebagai peserta didik? Apakah sekolahmu sudah menjadi komunitas yang positif, nyaman dan bahagia? Bila masih belum tercapai, Apakah mungkin Anda memulai kembali usaha menjadikan sekolahmu, komunitas yang positif, nyaman dan bahagia? 

Kebiasaan berefleksi yang baik menjauhkan kita dari justifikasi persepsi, perasaan dan perilaku melenceng dalam sebuah komunitas. Komunitas belajar yang positif, nyaman dan bahagia, tanpa kebiasaan refleksi hanya akan melahirkan robot-robot hidup, bernapas, dan bergerak tanpa nilai, tanpa rasa. Selamat berdayung sampan mengarungi tahun pelajaran 2024/2025, dengan sebuah visi, cita-cita, dan tekad yang baru. Sekali lagi, mari berlangkah bersama Tuhan. Duc in altum. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun