Mohon tunggu...
Norberth Javario
Norberth Javario Mohon Tunggu... Konsultan - Penjaga Perbatasan

Menulis semata demi Menata Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kala Liliput Berpesta

22 November 2022   20:43 Diperbarui: 10 Desember 2022   23:07 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar BGiBola/Dok pribadi

Sebelumnya kita menyangka, pembantaian Inggris atas Iran dengan skor tenis adalah kejutan besar. Memang di atas kertas, Inggris unggul segalanya atas Iran namun kemenangan dengan skor mencolok 6-2 tak bisa diterima begitu saja. Iran bukan tim yang baru pertama kali berlaga di Piala Dunia.

Tapi malam ini, publik dunia dibuat terpukul lebih hebat lagi. Digadang-gadang jadi favorit kuat turnamen, tak disangka-sangka, Argentina malah takluk dari wakil Asia, Arab Saudi dengan skor 1-2. Tak dipungkiri, ini salah satu kejutan terbesar di awal turnamen. Kita dibuat geleng-geleng tak percaya. Pertandingan antara keduanya ibarat Daud melawan Goliath. Di hadapan skuat bernilai jutaan dollar milik Argentina, Arab Saudi tak ada apa-apanya.

Mengusung formasi yang sama yakni 4-3-3, Arab Saudi nampak gugup di awal laga. baru 10 menit, tim Tango sudah unggul 1 gol lewat eksekusi penalti mega bintangnya Lionel Messi. 

Namun Arab Saudi segera bangkit dengan menampilkan sesuatu yang nampak tak masuk akal. Mereka bermain rapat mempersempit lapangan dengan membentuk garis pertahanan tinggi. 

Strategi seperti ini hanya bisa digunakan oleh tim-tim kelas dunia. Disebut tak masuk akal sebab ini malah dipakai tim "sekelas" Arab Saudi untuk meladeni Argentina! Permainan dengan garis tinggi tentu saja berisiko tinggi. Sepersekian detik para beknya terlambat saja bakal jadi kesempatan musuh memanen gol.

Beberapa kali penyerang Argentina mencetak gol namun teknologi memainkan perannya dengan sempurna. Parade pembatalan gol Argentina pada dasarnya adalah pameran teknologi canggih yang kini semakin akrab dengan sepak bola. 

Mesin-mesin digital terbukti jauh lebih jeli dan jauh meringankan tugas Slavko Vincic dan para asistennya yang berasal dari Slovenia. Nyaris tak ada keputusan kontroversial sepanjang laga. Saya kira kita sepakat bahwa kerja sama harmonis antara teknologi dengan para pengadil lapangan hijau membuat penonton puas.

Selain bertahan dengan garis tinggi pertahanan yang brilian, para pemain Arab Saudi juga seperti selalu mengejar Messi. Saat alien ini memegang bola, minimal 2 pemain lawan segera menyegel pergerakannya. Messi nyaris tak berkutik dan beberapa kali dipaksa salah memberi umpan.

Lalu datanglah momen yang diidam-idamkan tim underdog kala melawan para unggulan. Setelah mampu bertahan dengan baik, mereka dengan sabar mencari celah untuk menyerang dan di antara kesempatan yang minim itu, peluang itu benar-benar dimanfaatkan. 

Dalam rentang waktu tak sampai 5 menit, gawang Argentina dibobol 2 kali masing-masing oleh Al-Shehri (49') dan Al-Dawsari (53'). Dua gol tercipta dari dua tendangan ke arah gawang yang dipunyai Arab Saudi! Emiliano Martinez seperti tak percaya, dua kali tendangan yang diarahkan ke arahnya membuatnya mesti dua kali memungut bola dari gawangnya dan mengubah papan skor! Sungguh seperti mimpi.

Betapa pun Argentina berusaha mengejar ketinggalan, skor akhirnya tetap sama untuk tumbangnya sang favorit. Dalam konferensi pers sebelum laga, Herve Renard berujar bahwa suatu kehormatan besar timnya bertemu Lionel Messi. Sang pelatih asal Prancis pasti jauh lebih bangga lagi, dengan racikan strategi briliannya, Lionel Messi malah dibuat tertunduk lesu di akhir laga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun