Mohon tunggu...
Nora Oya
Nora Oya Mohon Tunggu... Buruh - “If you think you are too small to make a difference, try sleeping with a mosquito.” - Dalai Lama

rakyat biasa, ibu seorang putra, yang pecinta binatang, pemerhati budaya dan pecinta wastra

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Semua Berlomba Menunjukkan Toleransinya

27 Januari 2020   10:00 Diperbarui: 28 Januari 2020   11:21 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : tribunnews.com

Ada fenomena menarik yang terjadi belakangan ini. Tadinya, saya pikir saya salah memperhatikan. Ternyata benar. Coba deh perhatikan. Menjelang perayaan Natal tahun lalu, hingga Natal tiba bahkan sampai Natal lewat pun. Begitu banyak ucapan selamat merayakan Natal di semua grup whats app. Padahal umat kristiani itu minoritas.

Awalnya saya berpikir, mungkin karena sekarang masyarakat sudah melek teknologi. Kemudian kemudahan berkomunikasi begitu terbukanya sehingga setiap orang bisa mengakses hubungannya dengan sesama dengan lebih mudah.

Begitu juga ketika tahun baru Masehi tiba. Masih banyak yang mengucapkan selamat. Walaupun sebagian sudah mengucapkan bebarengan dengan ucapan selamat Natalnya.

Lebih menarik lagi. Karena di bulan yang sama tahun baru Xin Cia bagi masyarakat Tionghoa dan keturunannya terjadi.

Lagi-lagi ucapan selamat tahun baru yang diiringi ucapan Gong Xi Fat Choi kembali menghujan dengan deras di grup-grup chatting. Padahal komunitas Tionghoa itu lebih minoritas lagi. Bahkan bisa dihitung dengan sebelah tangan di grup chatting yang jumlah pesertanya sampai ratusan.

Bukankah itu menarik? Karena ditahun-tahun sebelumnya hal itu tidak terjadi. Betul. Ada ucapan selamat untuk mereka yang merayakan Natal dan tahun baru Masehi atau Xin Cia.  Namun ucapan-ucapan itu tidak sederas tahun ini.

Menarik tentu saja. Ditengah maraknya ribut-ribut intoleransi dan radikalisme. Justru masyarakat berbondong-bondong menunjukkan toleransinya. Ketika masyarakat melirik saling curiga terhadap orang disebelahnya. Mereka pun saling berebut menunjukkan toleransinya. Lepas dari apakah ucapan itu tulus atau sekedar agar tidak dituduh intoleransi saja.

Bukan kah kondisi ini sebenarnya indah? Ternyata hikmah dibalik pilpres tahun lalu yang gaduh masih ada.

Meskipun pada  akhirnya kita menjadi tahu siapa teman siapa 'lawan' karena kedok mereka terbuka. Patut dibanggakan karena ternyata nilai toleransi itu masih ada di Masyarakat Indonesia. 

Karenanya cintailah negeri ini tanpa pernah lelah. Agar perjuangan dan pengorbanan  para pendiri negeri ini tak akan pernah sia-sia! 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun