Dalam prakteknya bimbingan dan konseling saling mengisidan saling bersangkut paut. Konseling menjadi bagian dari bimbingan yaitu sebagai salah satu teknik layanan bimbingan, Namun bimbingan bukan bagian dari konseling (Taleumbanua, 2016: 5-6). Menurut Priyatno & Erman Anti, pada umumnya prinsip bimbingan dan konseling berkenaan dengan: sasaran layanan BK, masalah yang dialami konseli, tujuan dan proses dalam penanganan masalah, Â program pelayanan BK, dan penyelenggaraan pelayanan BK (Hallen, 2002: 63).
Tujuan Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling memiliki tujuan yang jelas dalam mencapai keberhasilan. Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik agar dapat berkembang dalam aspek pribadi-sosial belajar (akademik) dan karir (yusuf dan nurihsan, 2005: 15). Bimbingan  dan konseling membagi tujuannya menjadi tiga, yaitu tujuan:  umum, khusus, dan akhir.
Tujuan umum dari bimbingan dan konseling
Tujuan umum dari bimbingan dan konseling ialah mencapai perkembangan pribadi yang optimal dan secara harmonis, meliputi unsure fisik, social, mental, emosional, dan religious/ spiritual. Hal ini diselaraskan dengan tujuan dari pendidikan.
Tujuan khusus dari bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling secara khusus membantu peserta didik dalam: (1) Memahami dirinya dengan baik, (kekuatan dan kelemahannya), (2)Menentukan pilihan yang tepat, (3)Membantu siswa mencari jalan keluar  dan menghadapi masalah dalam kehidupannya, (4)menyesuaikan diri peserta didik dalam kehidupannya, dan (5) tercapainya prestasi yang optimal.
Tujuan akhir dari bimbingan dan konseling
Untuk mencapai tujuan akhir, peserta didik harus bisa membimbing dirinya sendiri atau dengan kata lain self guidance  (Paimun, 2008: 19-20).
MODEL -MODEL Â BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR
Terdapat beberapa model bimbingan dan konseling, ditinjau dari tahap perkembangannya model bimbingan dan konseling terbagi ke dalam beberapa periode, diantaranya: